Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Senin pagi, seperti biasa aku bangun pagi menyiapkan sarapan untuk suami dan juga ayah mertua.
menjadi seorang istri di rumah orang kaya yang tak ada pembantunya, membuat ku harus mengerjakan pekerjaan rumah sendirian.
Kadang aku merasa heran dengan orang kaya ini, di rumah sebesar dan seluas ini mereka enggan untuk mempekerjakan pembantu.
tapi itu sudah menjadi hak mereka sih, sekarang ini semua sudah menjadi nasib ku, walau aku adalah istri dari orang kaya tetap saja aku disini seperti pembantu.
Aku bukannya mengeluh atau tidak terima dengan semua ini, tapi aku merasa lelah jika harus mengerjakan dan membersihkan rumah seluas ini hanya seorang diri.
Bagaimana jika aku mempunyai anak?, apa mereka akan tetap tidak mau mempekerjakan pembantu?, hal yang sering aku bayangkan ketika menjelang tidur ku.akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya kepada ayah mertua, apa alasan dia tidak mempekerjakan pembantu di rumah sebesar ini.
Aku pergi ke ruang tengah, tempat biasa ayah mertua duduk di setiap pagi hari, menunggu aku bangun tidur untuk membuatkannya kopi.
aku duduk di sebelah ayah mertua, dengan tujuan ingin tahu alasan kenapa di rumah ini tidak ada pembantu.
"yah,ada yang ingin ayu tanyakan sama ayah" ujar ku
"apa yang ingin kamu tanyakan, sepertinya sangat penting" ucap ayah mertua sembari meletakan hp di atas meja depan tempat duduknya
"hmmm, jadi gini yah, kenapa dirumah sebesar ini tidak ada pembantu?" tanyaku dengan nada canggung
"ya karna ada kamu, tugas rumah emang sudah menjadi tugas seorang istri bukan?"
Mendengar jawaban ayah mertua, membuatku merasa kalau aku di anggap seperti pembantu.
memang benar yang dikatakan ayah mertua, tugas rumah memang sudah menjadi tugas seorang istri.
Tapi seorang istri juga manusia, dia bisa lelah mengerjakan pekerjaan rumah, apalagi rumah seluas dan sebesar istana ini.
"iya sih yah, tapi rumah ini kan besar dan juga luas, ayu lelah jika harus mengerjakannya sendiri,jika ada pembantu pekerjaan ayu akan terasa lebih ringan" ungkap ku dengan nada halus
"jadi, kamu mau ayah mempekerjakan pembantu?" ayah mertua bertanya
"itu terserah ayah dan juga Farhan" ucap ku
"iya udah nanti ayah coba bicara sama suami kamu dulu" sahut ayah mertua
"iya udah kalo gitu ayu mau ke dapur, ayah mau kopi?" tanya ku pada ayah mertua
"iya bikinkan ayah kopi, ayah juga belum sarapan"
"iya yah sekalian ayu mau menyiapkan sarapan untuk ayah dan juga Farhan" kataku yang beranjak ke dapur
Setelah aku membuatkan ayah kopi, aku bergegas memasak karena sebentar lagi Farhan akan berangkat ke kantor. walau aku tidak suka Farhan, aku juga tidak tega jika suami ku itu berangkat ke kantor dengan perut kosong.
Aku masak makanan seperti biasa,untuk ayah dan juga Farhan sarapan, setelah makanan jadi aku membawanya ke ruang makan kami dimana Farhan dan juga ayah menunggu masakan ku.
Jam menunjukan pukul delapan pagi, setelah Farhan sarapan dia pamit berangkat ke kantornya.
"Farhan ke kantor dulu yah, hari ini Farhan pulang cepat karna nanti malam Farhan mau ke pasar malam, ayah mau ikut?" ujar Farhan sembari merapikan dasinya
"ya udah nanti malam kita pergi sama-sama" sahut ayah mertua
"sama-sama siapa?" tanya Farhan pada ayah mertua
"sama-sama istri mu juga lah Han, emang kamu gak mau ajak dia" ujar ayah mertua
"kamu mau ikut?" Farhan bertanya kepada ku
"terserah kamu,kalo kamu mau ajak aku, ya aku ikut" jawab ku
"yaudah nanti malam kita pergi sama-sama aja, ajak ibu mu juga kalian pasti tidak pernah ke pasar malam" ucap Farhan yang seakan merendahkan aku dan juga ibu ku
Tapi tidak apa itu emang fakta, aku dan ibu emang gak pernah ke pasar malam.
meski pasar malam di adakan di setiap malam Selasa, aku dan ibu tidak pernah kesana, karena kami bukan orang kaya.
Pasar malam di selenggarakan di kota Mataram, di sebuah taman yang besar yang terletak di pusat kota Mataram.meski aku tidak pernah kesana, aku tau tempat dan hari pasar malam itu di adakan, karena aku sering melihat story Facebook orang-orang yang sudah pergi kesana.
Karena Farhan mengajak ku, aku merasa bahagia, dari dulu memang aku ingin sekali pergi kesana bersama ibu, mengajak ibu untuk melihat suasana malam di kota Mataram.
Setelah Farhan berangkat ke kantor, aku membereskan rumah lalu istirahat.
aku pergi ke kamar berbaring sembari membayangkan bagaimana serunya di pasar malam nanti.
Setelah sekian lama akhirnya ada yang mengajak ku untuk pergi kesana, menikah dengan laki-laki sombong itu membuat ku bisa untuk datang ke tempat yang dari dulu aku inginkan.
Aku berbaring di kamar, bermain hp sembari menunggu Farhan pulang, aku sudah tak sabar untuk pergi ke pasar malam itu.
hari ini terasa amat panjang, aku terus melihat jam dinding yang bergerak sangat lambat.
Karena lelah menunggu malam, tak terasa aku tertidur dengan hp yang menyala, aku bermimpi berada di sebuah pasar malam yang sangat ramai.di dalam mimpi ku Farhan sangat memanjakan ku, membelikan berbagai barang yang di jual di pasar malam itu, aku merasa bahagia sekali di dalam mimpi ku.
Jam menunjukan pukul satu siang, aku bangun dari tidur ku karena aku harus menyiapkan makan siang untuk ayah mertua.aku bergegas ke dapur sembari membayangkan mimpi ku tadi, aku berkata dalam hati "andai saja mimpi ku tadi menjadi kenyataan, pasti aku merasa sangat bahagia"
Aku membawa makan dari dapur untuk ayah mertua ku yang tengah duduk di sofa menonton televisi.
"yah, makan siang ayah udah aku siapkan" ujar ku sembari meletakan makanan itu di depan ayah mertua duduk
Aku meletakan makanan itu dan pergi ke luar rumah, melihat cuaca yang sangat panas.
rasa tak sabar ingin pergi ke pasar malam membuat ku gelisah. ingin sekali agar hari segera malam, agar kami bisa pergi ke pasar malam.
Karena bosan menunggu aku pergi untuk mencari kesibukan di kamar, agar hari tak terasa sangat panjang.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.