Istriku Lely

" Hahahhaaha.... Ipul......ipul..... kamu seperti perjaka saja..... yang masih malu membicarakan masalah ranjang haha.... , kan kamu sudah beberapa minggu menikah hahaha...." . tawa mak yan.

Ipul jadi malu digoda oleh mak yan, apalagi ipul belum pernah melakukannya, belum berpengalanan. Mungkin mukanya memerah karena malu.

Mak yan yang sedang tertawa itu memperhatikan ipul yang terus mengaruk kepala belangang dan tenguknya kikuk dan malu, fia menghentikan tawanya sambil memandang ipul dengan penuh tanya.

lalu memajukan mukanya kearah ipul yang duduk dibseberang meja makan dia duduk.

" Pul..... jangan bilang kamu belum melakukan yang mak katakan tadi ?!". ucap mak yan setengah berbisik kepada ipul.

" Me....mel.. la.. kuka. n .. ap .. apa...mak....". jawab ipul tergagap karena di pandang mak yan seperti orang sedang di intimidasi.

" Membuat anak bersama lely , melakukan malam pengantin ". ucap mak yan sambil menatap terus.

Melihat muka ipul yang memerah dan malu tawa mak yan semakin pecah.. dia mengerti, pasti ipul belum pernah iya iya sama lely istrinya

" haha.. haha.....hhha.... ipul... ipul.... haha...ha... pantas kamu malu... haha...ha.... ternyata masih perjaka kamu... haha..ha..... ". tawa mak yan.

" Mak, jangan keras -keras ngomongnya mak.... malu ..". ucap ipul kepada mak yan.

Mak yan memegang perutnya sambil tertawa.

" Ipul... ipul..... ". ucap mak yan sambil berusaha mmenahan tawanya. " Aduh.... sakit perut mak... haha..".

Setelah tawanya reda sambil mengusap matanya, karena air mata mak yan ikut keluar saat dia tertawa tadi, juga mengosok- gosok perutnya karena kram akibat tertawa.

Ipul pun mengosok- gosok mukanya karena malu, malu digada mak yan .

" Pul.... benar kamu belum melakukan malam pengantin dengan lely ?!". tanya mak yan sambil memandang ipul serius .

" Be..Belum mak ". jawab ipul malu- malu.

Brakk...

Kursi yang diduduki mak yan terjungkal kebelakang karena mak yan Tiba- tiba berdiri dari duduknya, mendorong kursi dengan kakinya. Semua yang ada di warung nasi itu kaget , termasuk ipul yang berada satu meja dengan mak yan.

Lalu mak yan menuju kearah ipul yang masih duduk melonggo, karena terkejut mak yan berdiri tiba- tiba. Mak yan menarik tangan ipul untuk berdiri, ipul semakin kaget, dan juga takut melihat wajah mak yan yang serius memandanginya.

" Ikut mak....!!". ucap mak yan.

" I.. iya mak..." . ucap ipul, ssmbil mambawa tasnya .

Ipul tidak tahu kemana mak yan akan membawanya, ipul mengekor saja di tarik oleh mak yan.

Menaiki tangga kelantai dua ruko..... terus.... menaiki lantai tiga ruko..... ternyata dapur rumah makan berada di lantai tiga ini. dan keluar dari pintu dapur menuju tempat terbuka di lantai tiga ini.

Mak yan membawa ipul duduk di kursi sofa usang yang berada di dekat jemuran. disana sepertinya tempat duduk- duduk untuk istirahat sore, karena dibuat teduh dengan memakai payung besar seperti yang ada di pantai.

" kamu sudah betapa lama menikah dengan Lely ". tanya mak yan setelah mereka duduk pada ipul serius. tidak ada wajah tertawa tadi.

" Sebulanan Mak ". jawab ipul.

" Kenapa belum melaukan malam pengantin ?! Apa kamu tidak mencintai Lely ?! apa kamu memang tidak berniat untuk membahagiakan lely karena dia itu sakit ?! ". tanya mak yan serius dan sepertinya marah.

" Apa kamu melakukan pernikahan hanya formalitas saja, dan akan meninggalkan lely suatu saat nanti, mak tahu, kamu pasti terpaksa menikahi lely karena di jodohkan, dan belum mencintai lely .

tapi mak sangat tidak suka jika kamu main- main dengan pernikahanmu, apalagi dengan lely, mak sangat sayang dengan lely, mungkin lely hanya langanan mak di warung, lama dia jadi langanan mak, semenjak smp mungkin, mak sangat suka dengan sifatnya yang suka menghormati dan membantu orang lain, dan mak sayang sama lely ". ucap mak yan sambil menangis.

" Apalagi mendengar cerita mu kepada Riky, dia juga menceritakan kalau lely amnesia, tambah srduh mak, jika kamu menyia- nyiakan lely ". ucap mak yan menyeka air matanya.

Ipul jadi sedih, ternyata lely banyak yang menyayanginya. bahkan seperti mak yan , yang hanya langanan tempat belanja, mungkin ada lagi orang- orang tempat yang sering lely singgahi juga ada yang perhatian dan sayang padanya.

" Mak..... mungkin memang aku di jodohkan dengan lely, tapi selana sebulan kami menikah aku mulai ada rasa sama lely. Aku sayang sama lely ". ucap ipul.

" Terus kanapa mangacuhkan lely ?! belum menyentuh lely ?!". tanya mak yan

" Mak... maaf...aku tidak mengacuhkan lely, kalau untuk menyentuh lely bahkan lely itu tidak mau tidur kalau aku tidak memeluk dia, bahkan aku yang panas dingin karena kebiasaanya tidurnya ,dia kalau mau tidur selalu di atasku, di peluk, di elus- elus kepala dan pungungnya ". ucap ipul malu- malu.

" Lely itu selalu manja padaku mak, setiap yang dia kerjakan bagus harus dapat hadiah, berupa ciuman di pipinya, dia bahkan dia selalu memeluku jika berada di rumah, setiap aku pulang dari bekerja , jika mendengar suara motor ku,dia langsung menungguku di pintu masuk dan minta digendong.

Dia akan menceritakan semua kegiatan nya di rumah, kadang sambil duduk di pangkuanku, dan tiduran di dadaku. Jadi aku tidak berani berbuat mesum padanya, belum tega saja rasanya. Kata mamanya lely sifatnya seperti anak- anak semenjak dia kecelakaan dan amnesia, manja. ". jelas ipul.

" Hahaha... ternyata begitu.... ya.. ya... mak paham ". ucap mak yan menganguk- anggukan kepalanya. " Mak kira kamu tidak menerima lely, dan tidak mau menyentuh lely, makanya mak marah tadi, sudah menikah sebulan masih pejaka.. hahahaaah.. ". ucap mak yan terrawa dan membela diri.

" Aku sebagai laki- laki normal ada kemauan sih mak.. tapi belum tega saja, aku kan baru dekat sama lely, semenjak tingal berdua ini. Kalau aku melakukannya, Aku takut nanti dia marah dan megadu yang tidak- tidak, kan malu mak sama mertua ". ucap ipul malu- malu.

" Dia saja mau menerimaku untuk tidur bersama setelah empat hari menikah, itupun setiap pagi ibunya mengingatkan. karena ibunya tahu, setiap malam aku di usir dari tempat tidurnya, dan terpaksa tidur di karpet ". cerita ipul lagi.

Hahahahhhaaha....... tawa mak yan pecah lagi, mendengar curhatan ipul.

" Ternyata berat juga perjuangan mu pul, kamu harus sabar, pasti ada kemajuan kedepannya. kalau lely manja seperti itu buat dia selalu tergantung dan membutuhkanmu, itu lebih dari apapun". ucap msk ysn menyemangati ipul.

" Terimakasih mak...". ucap ipul tulus.

" Kamu harus janji... ajak lely kemari.. mak kangen sama lely ". ucap mak yan.

" Baik mak.. aku juga ingin lely sembuh, dan kembali mengingat semuanya ".

" Kalau dia tidak mengigat kamu bagaimana?!". ucap mak yan menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda ipul .

" Ah... mak.... kan ada mak yang mengingatkannya ". ucap ipul.

" Boleh.. boleh... " ucap mak yan. lalu berdiri. " yuk kewarung lagi, kamu mau bawa lauk apa buat lely ?!". tanya mak yan kepada ipul sambil berjalan .

" Lauk kesukaanya mak, mak kan tahu lauk favorit lely ".ucap ipul mengiringi mak yan menuruni tangga.

" Baik... mak ada ayam gulai cabe hijau kesukaan lely, pasti dia akan ingat dengan kesukaanya itu. semoga saja mengingat warung mak, dan mau kamu ajak ke mari ".

" Mudah- mudahan mak, aku juga tidak sabar, bagaimana reaksi dia saat melihat lauk kesukaanya aku bawa ". ucap ipul bersemangat.

" Kamu mau bawa apa lagi pul?". tanya mak yan.

" Tambah sayur sebungkus mak, itu saja, kami cuma berdua di rumah ". ucap ipul memberikan uang nya.

" Tidak usah bayar pul, mak mau kasih buat lely ". ucap .

" Tidak mak, yang ini aku bayar , nanti kalau aku membawa lely kemari baru mak kasih langsung ke lely ". tolak ipul.

" Kamu ini.... ya sudah, ayamnya kamu bayar tapi sayurnya mak kasih ". ucap mak yan nego sama ipul.

"Oh.. baik mak ". ucap ipul mengalah.

Akhirnya ipul membawa dua potong ayam gulai cabe hijau dari warung mak yan. Mudah- mudahan lely suka, dan mulai mengingat kembali. Diawali dari makanan kesukaanya.

.

.

.

Terimakasih buat sobat ottor yang telah mampir disini...

Jangan lupa like dan komennya 🙏🙏