Demi uang operasi untuk adik nya, Amelia rela menjual rahim nya kepada seorang misterius dengan topeng serigala di wajahnya.
Tanpa tahu bagaimana identitas maupun Wajah pria yang menanamkan benih nya di rahim milik nya.
Dan pada akhirnya Amelia melahirkan bayi untuk pria itu, dan perjanjian pun berakhir. Amelia pergi dengan membawa uang kompensasi dan juga kesembuhan adik kesayangannya.
Apakah Amelia akan kembali bertemu dengan bayi nya, dan apa Amelia akan tahu siapa pria di balik topeng serigala itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Kediaman Marcell...
Marcell hari ini nampak berbeda. Dari pagi sampai sore, Ia terlihat bahagia dengan wajah yang semeringah.
Indira yang merasa heran dengan suaminya langsung menghampiri dengan kursi roda.
"Mas...! Ada apa denganmu?"
Marcell menoleh dan mengerutkan keningnya. "Ada apa, apanya?" Jawab Marcell sambil balik bertanya.
"Wajah kamu terlihat bahagia, apakah kamu jadi ketemu sama wanita itu?"
Marcell menganggukkan kepalanya tanpa ragu. "Iya kemarin malam kita bertemu, tapi kamu jangan khawatir cintaku hanya untukmu seorang."
Indira nampak merenung. "Berarti hari ini dia bahagia karena wanita itu! Dan kemarin malam, hatiku terasa di bakar, apakah ini pertanda jika mereka telah melakukan hubungan itu." Batinnya.
Marcell mencium pipi Indira dan membuyarkan lamunannya.
"Sayang kamu kenapa? Bukannya kamu yang menyuruhku untuk seperti itu! Atau kita batalkan..." Ucap Marcell di hentikan oleh Indira.
"Tidak...! Aku ikhlas kok, kamu jangan memikirkan yang aneh-aneh seperti itu lagi, aku tidak mau mendengarnya." Tutur Indira.
Marcell menganggukkan kepalanya dan langsung memeluk sang istri. Sedangkan Indira menangis di pelukan Marcell, membayangkan malam panjang suaminya dengan wanita lain.
Tapi, Indira mencoba untuk tegar. Di balik kesabarannya, pasti akan ada imbalan yang setimpal yaitu anak yang selama ini dia damba.
Setelah mereka berbincang, Indira pergi ke kamarnya dan menyuruh Pak Ardi untuk menghampirinya.
Tak lama Pak Ardi datang dan menyapa dengan membungkukkan badannya.
"Sore, nyonya!"
"Iya!" Jawab Indira singkat.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku ingin melihat foto wanita yang tidur dengan suamiku semalam dan bagaimana karakternya?" Perintah Indira.
Pak Ardi menyerahkan handphonenya dan memperlihatkan foto Amelia kepada Indira. Indira nampak melamun melihat foto Amelia yang nampak cantik meskipun tanpa bantuan makeup.
"Bagaimana dengan sifat dan karakternya?" Tanya Indira kembali.
"Nona Amelia adalah wanita polos, sifatnya baik dan dia bukan wanita matre seperti yang lainnya. Dan juga dia melaku semua ini demi adik semata wayangnya, Ia hanya tinggal berdua karena kedua orang tuanya telah meninggal." Jawab Pak Ardi menjelaskan.
Indira nampak tertarik dengan cerita dari Pak Ardi dan akhirnya hatinya mulai rela dan tidak cemburu lagi. "Mungkin aku bisa berteman baik dengan nya." Batinnya.
Indira menyerahkan handphone Pak Ardi dan menyuruhnya untuk pergi.
Di tempat lain...
Akhirnya Amelia pergi bekerja di bagian sip malam, Ia berjalan bersama Dea sang sahabat. Meskipun begitu, Ia masih menutupi lehernya dengan syal karena tidak ingin Dea tahu dan bertanya.
Seperti biasa, Amelia bekerja dengan gesit dan terampil. Tapi di sisi lain, Bram yaitu bos nya selalu memperhatikan Amelia. Dia memendam perasaan selama ini terhadap Amelia.
Tapi nyalinya selalu menciut karena mendengar ancaman dari sang istri yang menjadi pokok dari usahanya. Kafe yang di tempati itu milik sang istri sekaligus dengan kekayaannya.
Bram dengan tegas mengambil tindakan dan mencoba mengatakan tentang perasaannya kepada Amelia.
"Mel, saya perlu bicara sama kamu!"
Amelia menoleh dan ikut masuk ke dalam ruangan Bram.
"Ada apa pak?" Tanya Amelia dengan lembut.
Bram berjalan mendekati Amelia dan memojokkannya ke dinding. Sedangkan Amelia nampak panik dan mencoba berontak.
"Pak, ada apa ini? Tolong lepaskan saya!" Rengeknya.
"Sssttt...jangan berisik. Tolong layani aku, aku sudah tidak tahan lagi."
Amelia nampak ketakutan, saat Bram mulai memainkan daun telinganya.
"Pak saya mohon hentikan." Ucap Amelia sambil berontak.
Bram nampak kesal dan tak tahan lagi. Ia menarik syal yang menutupi leher Amelia. Tapi di saat itu juga, Bram nampak melotot melihat bekas kecupan yang ada di lehernya Amelia.
cuma ada sedikit hiperbola di beberapa bagian.
kritik dikit ya tor 🙏
anak umur 2 tahun udah gentayangan sendiri di taman dan dengan mudahnya diajak pergi orang asing, padahal orang kaya.
aku orang susah, walaupun anakku udah TK (5-6 th) kalo kemana mana pasti ku temenin.
lah itu orang kaya, umur 2 tahun lagi!
lebih masuk akal kalo ada pelayan yang nemenin tu anak kemana mana.
gaya bicara ziana juga terlalu smart untuk anak 2 th.
anak kecil kalo ditanya berapa umurnya, 90% akan jawab dengan gelengan kepala atau nunjukin 5 bahkan 10 jarinya sekaligus.
ziana dengan mudahnya bilang 2 tahun 2 bulan.
haha u gotta be kidding me!
punten ya tor 🙏
tapi saya mah ga bisa bikin cerita sebagus ini haha cuma bisa baca doang.
tetep semangat berkarya ya tor, semoga karya selanjutnya akan jauh lebih baik 👍
tp bila saat itu ada berbeda hanya bisa menjaga hati
agar tak berharap buat kesedihan itu hadir
fokus otaknya cuman 1
beda dg perempuan yg multi
reward n panishmen