CINTA KINARA

Lima menit berlalu dalam diam sampai akhirnya Arya mulai membuka suara

" Kinara kamu tau kan kalau dari awal aku menolak menikah denganmu , kalau kakek tidak mengancam ku aku tidak akan pernah menikahi mu karena aku sudah punya kekasih yang aku cintai "

"Tapi masalah nya kakek dan Abah tidak mau mengerti dan tidak mau tau dengan perasaan ku , dan besok kekasihku akan datang , rencananya kami akan tinggal di apartemen, aku harap kamu tidak bilang apapun pada kakek ataupun Abah mu "

Kinara terkejut dengan apa yang dikatakan Arya

" Maksudnya gimana mas soal tinggal di apartemen ? maksudnya mas dan pacar mas tinggal di apartemen yang sama? kalian kan belum menikah ?"

Kinara mengungkapkan ke tidak mengertian nya

" Aku akan bertunangan dengan Melissa setelah itu kami akan menikah dengan atau tanpa persetujuan mu atau kakek, aku ingin bahagia dan kebahagian ku bersama Melissa, kamu jangan khawatir, aku tidak akan menceraikan mu dalam waktu dekat, aku usahakan sebelum menikahi Melissa aku sudah menceraikan mu tapi kalau ternyata belum bisa kamu harus mau dimadu, aku harap kamu mengerti"

Arya berkata tanpa beban, seakan pernikahannya dengan Kirana hanya permainan dan Kirana hanya sebuah benda mati yang tidak punya hati dan perasaan dan tidak perlu dihargai apalagi dihormati.

Kirana mati matian menekan perasaan nya, hatinya terasa di sayat- sayat, perih tiada terkira, betapa manusia didepannya itu masih layak disebut manusia? dimana letak hati nuraninya? memperlakukan orang lain tanpa perasaan sedikitpun?.

" Iya mas saya mengerti, tapi bagaimana kalau kakek atau Abah tau? "

Akhirnya hanya itu yang bisa Kinara katakan.

" Kakek dan Abah tidak akan tau kalau kamu tidak memberi tau mereka, orang - orang yang bekerja di rumah tidak akan ada yang berani melaporkan apa yang aku lakukan , jadi sebaiknya kamu diam dan lakukan seperti biasanya , berbahagia didepan kakek dan Abahmu"

Ucap Arya meyakinkan.

" Oh iya satu lagi besok aku akan jemput Melissa di bandara, jd aku akan menemaninya untuk beberapa hari ke depan, tapi kamu jangan khawatir ibu dan Wulan akan datang menemani kamu di rumah" sambung Arya.

Kinara hanya diam karena Arya tidak butuh izin nya atau pendapat nya, Kinara belum tau apa yang harus dia lakukan setelah mendengar keinginan Arya.

Kinara hanya berharap dirinya bisa bertahan apa pun yang akan menimpanya nanti.

Akhir nya Arya dan Kinara mengakhiri percakapan mereka, lalu mereka memasuki kamar masing - masing dalam diam.

Didalam kamar Kinara menangis menumpahkan semua rasa sakitnya, belum pernah sekali pun dia diperlakukan seperti itu, selama ini Abah dan orang - orang didekatnya selalu memperlakukan Kinara dengan baik.

Tapi kenapa orang yang harus nya melindungi dan menyayanginya malah menyakitinya tanpa perasaan sedikit pun. bagaimana perasaan Abah kalau sampai tau ?.

Kinara bangun tidur dengan mata sembab karena menangis semalaman sampai tertidur, mungkin dengan mengompres wajahnya dengan air dingin dan akan sedikit mengurangi sembab di wajahnya.

Setelah lebih segar kinara turun untuk sarapan, setelah sampai meja makan Kinara tidak menemukan Arya di sana.

Dimana mas Arya? tumben jam segini blum bangun? memang dia tidak ke kantor hari ini?

Kinara bergumam dalam hati, tidak lama pa Maman muncul dengan secangkir teh yang masing mengepul kan asap dan menyajikan nya di depan Kinara .

" Ini teh nya juragan " ucap pa Maman

" Iya makasih pa " jawab Kinara

" Mas Arya kemana pa' kok jam segini blum turun "

Tanya Kinara sambil melihat ke arah tangga.

" Maaf juragan , juragan Arya sudah sarapan duluan tadi dan langsung berangkat satu jam yang lalu, "

Jawab pa Maman

" Oh.."

Hanya itu yang Kinara ucapkan.

kemudian Kinara memulai sarapannya seorang diri.

Setelah sarapan Kinara berkeliling di area rumah di temani bi Wari, salah satu pelayan wanita di rumah ini.

Dengan sabar Bi Wari mengikuti majikannya dan menjelaskan apapun yang ditanyakan oleh Kinara, hingga akhirnya mereka sampai di taman belakang.

Kinara terpaku melihat taman dibelakang rumah yang begitu asri, ada sebuah gazebo disebelah kiri di bawah pohon mangga yang lumayan besar dan didepan nya ada kolam ikan hias yang di pinggirnya dibuat air terjun dari batu alam.

Taman yang cukup luas dan hanya dibatasi oleh pagar besi yang ditumbuhi tanaman merambat yang menutupi setiap batang besinya sehingga terlihat seperti berpagar tanaman.

Kinara berjalan ke tengah taman sampai telinganya menangkap suara riak air mengalir, Kinara mencoba mendekat dan menajamkan pendengarannya.

Semakin jelas terdengar seperti ada aliran air di belakang pagar itu, Kinara sangat penasaran ingin melihatnya , kemudian ia mencoba melihat dari sela - sela pagar dan ternyata benar seperti dugaannya, di bawah sana terdapat sungai yang berair jernih.

Kinara tersenyum membayangkan kalau ia bisa merendam kakinya dan bermain air sepuasnya tapi bagaimana caranya? .

Bi Wari masih setia mengikutinya dari belakang, sampai ketika ia lihat majikannya bergegas mendekati pagar dan mencoba mengintip sesuatu di balik pagar itu.

Dan begitu bisa sedikit melihat bi wari melihat senyum di bibir majikannya.

" Juragan mau lihat sungai "? tawar bi wari

" Mau bi !! " jawab Kinara antusias.

" Mari juragan lewat sini "

Ajak bi Wari sambil berjalan menuju sisi sebelah kanan, ternyata disana terdapat pintu yang terhalang oleh pohon bunga Bougenville .

Sejenak Kinara terpesona oleh bunga Bougenville yang berwarna cerah, tapi rasa penasaran nya melihat sungai lebih besar dari rasa kagumnya pada bunga itu sehingga Kinara segera mengikuti langkah bi Wari yang sudah berada di balik pintu .

Kinara hanya bisa menatap kagum akan keindahan alam yang terlihat didepannya, desa tempat tinggalnya memang indah tapi letak sungainya sangat jauh sehingga Kinara belum pernah melihatnya.

Karena Abah pasti melarangnya setiap kawan - kawan Kinara mengajaknya. Ternyata setelah keluar dari pintu belakang Kinara harus berjalan sekitar lima puluh meter dan setelah itu harus menuruni undakan untuk mencapai sungai.

Sebelum menuruni undakan di sebelah kanan terdapat pohon rambutan dengan dua batang yang berbeda batang yang satu menjulang ke atas dan batang yang kedua tumbuh ke samping sehingga bisa dipakai tempat duduk dan dahan yang tumbuh ke atas di pasang ayunan dari ban bekas.

Kinara menuruni undakan dengan berpegangan pada pagar di samping nya dan pada tangan bi Wari, setelah sampai di pinggir sungai Kinara merasakan hembusan angin yang cukup kencang sehingga membuat rambutnya terburai tak beraturan tapi tak dihiraukan saking asiknya bermain air .

Kinara duduk disebuah batu besar di pinggir sungai yang teduh, kakinya sebatas betis terendam di air sungai, sambil menggoyang goyangkan kakinya Kinara bersenandung kecil.

Sedangkan bi Wari hanya mengawasi sambil tersenyum melihat tingkah majikannya yang seperti anak kecil.

Tanpa mereka sadari disebuah ketinggian sepasang mata memperhatikan mereka dengan teropong terpasang dimatanya, bibirnya tersenyum melihat tingkah wanita yang di lihatnya.

Dengan rambutnya yang terurai bebas di terpa angin membingkai wajah imutnya yang polos dan senyum di bibirnya semakin menambah kecantikannya.

" Sepertinya satu bidadari tertinggal di sungai "

Ujar pria itu sambil tersenyum tanpa melepaskan pandangannya dari bidadari nya.

tapi kebahagiannya harus berakhir karena suatu panggilan

" Gimana juragan ? apa juragan tertarik ? "

Tiba tiba seorang pria menghampirinya .

Pria itu langsung mengalihkan pandangan nya pada laki laki disebelah nya. Dengan masih tersenyum pria itu menjawab

" Sangat tertarik mang, apalagi bonusnya bidadari "

" Bidadari? bidadari apa juragan ? nyebut juragan !! eling !! juragan hati - hati di sini tempatnya masih angker !! "

mang Ujang menarik tangan majikannya mengajaknya segera meninggalkan tempat itu.

Tapi majikannya sepertinya enggan meninggalkan tempat itu, malah menggunakan teropong nya dan mencoba mencari bidadari nya.

" Tuuh kan gara gara mang Ujang ,bidadari saya hilang mang ! "

Ucap pria itu dengan sedikit kesal. mang Ujang semakin panik mendengar keluhan majikannya.

Tanpa memperdulikan kekesalan majikannya mang Ujang langsung menarik tangan majikannya untuk masuk ke dalam mobil sambil menelpon seseorang

" Bah ! bah Use tulungan majikan saya bah! kayaknya kesambet dedemit bah ! saya tunggu di rumah juragan ya bah"

Sambil mendorong majikannya masuk mobil dan langsung tancap gas meninggalkan area tersebut.

Sementara itu di pinggir sungai

" Juragan ayo pulang, sebentar lagi waktunya makan siang "

Ujar bi Wari mengingatkan majikannya yang masih asik bermain air.

Kinara pun tersenyum sambil mengikuti langkah bi Wari menuju rumahnya.