NovelToon NovelToon
Denganmu Lagi

Denganmu Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: ginevra

"Aku mau putus!"
Sudah empat tahun Nindya menjalin hubungan dengan Robby, teman sekelas waktu SMA. Namun semenjak kuliah mereka sering putus nyambung dengan permasalahan yang sama.

Robby selalu bersikap acuh tak acuh dan sering menghindari pertikaian. Sampai akhirnya Nindya meminta putus.

Nindya sudah membulatkan tekatnya, "Kali ini aku tidak akan menarik omonganku lagi."

Tapi ini bukan kisah tentang Nindya dan Robby. ini kisah tentang Nindya dan cinta sejatinya. Siapakah dia? Mampukah dia melupakan cinta Robby? dan Apakah cinta barunya mampu menghapus jejak Robby?

Happy reading~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ginevra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

First Date

~Happy reading guys ~

.

.

Malam pertemuan yang dijanjikan Nindya akhirnya datang. Entah kenapa jantung Nindya berdegub kencang layaknya selesai lari 3 kali putar lapangan. Dengan tangan gemetar, Nindya mengoleskan lipbalm di bibir penuhnya. Nindya tidak pernah menggunakan make up selain bedak dan lipbalm, namun itu sudah cukup untuk menyempurnakan kecantikan alaminya.

Bukan karena pick me atau apa itu. Namun Nindya memang tidak bisa memakai riasan. Ketika mencoba pakai blush on, pipinya menjadi merah seperti tomat busuk. Kalau dia mencoba pakai pensil alis yang ada dia jadi cosplay sincan. Pokoknya amburadul.

“Mau aku dandanin?” Sania menawarkan jasa MUA gratis.

“Nggak usah san. Ini cukup, Ntar malah dikira gua kesenengan lagi ketemu ama dia,” jawab Nindya.

Tiba-tiba Mila berlari dari tangga menuju ke kamar mereka bertiga.

“Guys guys.... dia sudah datang. Cepat nin! Jangan lama-lama! Ntar dikira kamu sengaja dandan lama lagi," kata Mila dengan nafas masih ngos-ngosan.

“Kayaknya malah lu yang semangat daripada gua deh Mil. Kenapa? Mau ngusir gua dari kehidupan lu ya?”

“Wah... ketahuan!” Mila selalu bercanda dengan wajah serius.

Akhirnya Nindya menuruni tangga dengan langkah malas dan berjalan menuju Denis yang sudah menunggunya di depan rumah kos.

Denis hanya diam terpana dengan keindahan yang nampak di depannya. Tubuhnya ramping tampak cocok dengan kemeja oversizednya. Wajahnya cerah secerah masa depanku bersamamu. Dan bibirnya kecil bulat dan pink alami. “Wah.... “ gumam Denis.

“Wah? Apanya yang wah?” tanya Nindya dengan polos.

“mmm... Nggak papa, yuk jalan!” Denis tidak mau pujiannya membuat Nindya illfeel seperti pertemuan pertamanya.

Nindya naik motor Denis tanpa pegangan. Eh pegangan ndeng, pegangan di behel motor maksudnya. Hal itu membuat Denis kecewa, ternyata Nindya belum menunjukkan ketertarikannya pada Denis.

“Kamu mau makan apa?” tanya Denis.

“mmm...terserah,” jawaban klise seorang cewek.

“Oke...” jawab Denis mantap.

Tanpa babibu, Denis menghentikan motornya di warung miayam. Tidak seperti warung miayam biasanya, tempat itu cukup bersih dan luas. Kursinya juga tertata rapi dengan meja berukuran sedang cukup untuk 4 orang. Lantainya juga tampak bersih mengkilap.

“Sini Nin, kita duduk di sini!” Denis menunjukkan tempat duduk yang berada di bawah kipas angin. “Biar nggak gerah,” kata Denis dengan menatap Nindya yang cuma plonga plongo.

“Kamu nggak suka sama mi ayam?” tanya Denis.

“Suka kok. Mi ayam makanan favoritku sih.” Jawab Nindya.

“Syukurlah... “ Denis sedikit lega.

Nindya dengan antusias membalik-balik menu yang di tawarkan.

“Eh... kok ada Mie tiga warna sih? Lucu juga," kata Nindya sambil menunjukkan menu pada Denis.

“Disini emang terkenal dengan mi warna warninya. Kamu tau nggak mie nya terbuat dari apa?”

“Nggak... emang terbuat dari apa?” tanya Nindya penasaran.

“Aku juga nggak tau hehehe... mau aku tanyain ke orangnya? Pak... pak...” kata Denis sambil mengangkat tangan memanggil pemilik warung.

“Hei nggak usah..” Nindya tanpa sadar memegang tangan Denis untuk menurunkan tangannya.

“ehem...” Nindya berdeham dan dengan cepat menarik tangannya. Denis hanya memandang Nindya dengan tatapan gemas dan senyum yang ditahan.

Konyolnya, Nindya malah membalik-balik buku menunya lagi dengan lebih cepat.

“Hehehehe,” Denis sudah tak mampu menahan tawanya yang dari tadi mau lepas.

“Ehem... aku mau ini, mie pelangi. Kamu?” Nindya berusaha menutupi rasa malunya.

“Oke, aku sama denganmu aja deh. Tunggu sini ya, aku pesenin,” Denis langsung pergi ke meja pesanan.

‘Fiyuh... Nindya kamu benar-benar malu-malu in ihh... dasar oon!’ umpatnya di dalam hati.

Denis kembali menghampiri Nindya setelah selesai memesan. Senyumnya merekah seperti habis mendapatkan jackpot.

Sambil menunggu pesanan datang, mereka mengobrol dengan asyik.

“Bapak kamu tukang service ac ya?”

“hah??”

“karena kamu telah menyejukkan hatiku. Wkwkwkwk” Denis mengeluarkan jokes-jokes nggak lucunya.

“ou...” jawab Nindya.

“Bapak kamu tukang PLN ya?” Nindya berusaha mengimbangi jokes Denis.

“Kok tahu? “ jawab Denis antusias.

“Kemarin beliau ke kos, ngontrol meteran. Wkwkwkwkwk” Nindya tertawa terbahak-bahak.

Denis tidak tersinggung sama sekali dengan candaan Nindya. Denis menopang dagunya dan memandangi makhluk menggemaskan itu. Senyumnya tidak berhenti mengembang sampai pipinya terasa pegal. Sedangkan mata Nindya jelalatan mencari objek untuk diamati selain wajah Denis yang memerah.

Akhirnya miayam yang dinanti-nanti telah datang. Aroma mi ayam yang sedap menyeruak di ruangan. Kuah beningnya berkilau memantulkan cahaya lampu. Warna-warni mi nya menambah estetik hidangan favorit semua umat itu.

“Wah... kelihatan enak banget deh!” Seru Nindya tak sabar ingin menyantap mi ayam di depan matanya.

“Hehehe... makannya pelan-pelan nanti kamu tersedak,” kata Denis gemas.

Tanpa menghiraukan omongan Denis, Nindya lansung menyantap Mi nya. Nindya menghirup kuah terlebih dahulu untuk merasakan cita rasa asli mi ayam sebelum dia memutuskan untuk menambahkan sambel atau kecap. Ternyata mi nya tidak butuh bumbu tambahan untuk mengeluarkan kelezatannya.

“Enak?” tanya Denis tampak ingin mencuri perhatian Nindya.

Nindya hanya mengangguk dan tetap fokus dengan makanannya.

Melihat antusias Nindya, Denis membagikan potongan-potongan ayam gendutnya ke mangkok Nindya.

Wajah Nindya berubah terpana dengan kebaikan Denis. Bagaimana bisa dia memberikan harta karun itu kepadanya. ‘Sungguh luas hatimu kisanak!’ Nindya membatin.

...*******...

Makan malam indah mereka pun usai. Nindya dan Denis tidak langsung pulang malam itu. Mereka memutuskan untuk nongkrong di Taman sekitar daerah kampus.

Di taman itu ada banyak bangku beton yang cukup untuk berdua. Merekapun duduk disalah satu bangku beton itu.

“Ramai juga ya. Padahal ini bukan malam minggu,” Nindya membuka pembicaraan.

"Kamu nggak pernah kesini? Ini kan dekat kampus," tanya Denis.

"Ya sering, tapi pas pagi hari. Aku sama teman-teman ku suka jalan-jalan pagi disini," jawab Nindya.

"oalah."

"Btw, kamu sekarang lagi sibuk kuliah apa kerja?" Nindya akhirnya menanyakan hal yang lebih privasi. Mungkin Nindya menjadi lebih ingin tau daripada sebelumnya.

"Aku punya bengkel sendiri depan rumah. Ya sama nyambi jualan onderdil," jawab Denis senang karena Nindya menunjukkan ketertarikannya.

"Ouh..." Nindya tidak begitu paham dengan dunia perbengkelan. Namanya juga cewek, ya kan?

"Mmmm... kamu sendiri kuliah disini emang mau jadi guru atau paksaan orang tua. Soalnya dulu aku nggak mau kuliah malah dipaksa ya akhirnya putus tengah jalan."

"Aku emang pengen jadi guru. Soalnya mau kayak bapak," jawab Nindya.

"Bapak kamu guru?" tanya Denis.

"Kok tau?" balas Nindya dengan nada main gombal-gombalan.

"Soalnya... Mmm..." Denis terbata-bata.

Nindya menahan tawa melihat tingkah lucu Denis yang kebingungan menanggapi leluconnya.

"Haahahaha," tawa Nindya pun meledak hingga dia hampir terjungkal.

"Eh..eh... Hati-hati!" Denis dengan sigap memegangi bahu Nindya agar tidak jatuh.

Ekspresi Nindya seketika berubah, dari tertawa menjadi diam dengan wajah merah padam.

Krik krik krik....

"Kita pulang aja yuk!" ajak Nindya yang sudah kepalang malu.

"Yuk... Udah malam juga," Denis mengiyakan.

'Aduh.... Malu banget gue....' Nindya membatin.

.

.

.

Huft... Susah juga ya buat adegan yang sweet. Ini aja udah setengah mati.

But it's okay... I hope you all enjoy it.

Arigatou...love you all

Jangan lupa like dan komen yahh...see ya!

1
Rezqhi Amalia
semngat trus Thor, ceritanya keren menceritakan tentang Nindya yang mengejar impiannya namun memiliki kekasih yang sangat posesif yang justru menjadi pnghlang dalam mimpi krna sllu diposesif berlebihan. Namun aku suka karakter Nindya karena merasa hubungannya udah GK sehat jadi diakhiri. Semngat Nindya, smoga dapat pengganti yg bertanggung jawab yang justru mendukungmu di setiap lngkahmu
Rezqhi Amalia
emang pling ribet klo ngajar di kelas satu. Masih anak-anak bngt soalnya. msih suka dgn kbiasaan di TK
Rezqhi Amalia
pertemanan yang mnyentuh🥹
@dadan_kusuma89
Sampai Upin Ipin rambutnya gondrong sekalian ya 😁
@dadan_kusuma89
Nindya, aku hampir salah paham dengan kamu yang "membawa HP lebih dari biasanya" 😁. Aku pikir tadi kamu membawa dua sampai tiga HP setelah ketemu Denis😁.
ginevra: hehehehe...bener juga kak
total 1 replies
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
watak keibuan banget Nindya nihh 🤭
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
jangan tralu gelisah, coba saja dulu biar gak terus kepikiran 😌
Muslikah
ehem juga
Muslikah
mila heboh banget deh
Muslikah
love you too
Muslikah
jangan remehkan
Muslikah
semangat nindya
Muslikah
kok aku tersindir ya
Muslikah
betul itu
Iyikadin
Anak sd sekarang udah bedaaaa😭
MARDONI
Kesan Mila adalah karakter yang lebih meledak-ledak atau vokal langsung terbentuk😄
MARDONI
Kalimat pembuka ini langsung bikin pembaca paham perjalanan emosinya. Kesan bahwa Nindya berusaha bangkit terasa kuat dan natural.
Burhan_part
ibunya ada ada aja
Muffin🧁
Wah mapan nih haha🫣
Burhan_part
walah walah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!