NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Romansa / Cintapertama / Konflik etika
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Setelah 3 tahun berpisah, takdir kembali mempertemukan Rexi dengan cinta pertamanya, Rania, yang kini tengah dilanda ujian dalam prahara rumah tangganya bersama sang suami, Raffael Senzio.

Dari pertemuan itu, Rexi mulai menyelidiki kehidupan Rania, wanita yang masih bertahta kuat di dalam hatinya. Melihat ada kesempatan, akhirnya Rexi memutuskan untuk merebut kembali cinta pertamanya.

Sementara di sisi lain, ada Raffael yang berusaha keras memperbaiki hubungannya bersama Rania dan mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka.

Akankah cinta pertama mendapatkan kesempatan kedua? atau Rania akan memberikan kesempatan itu pada suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Menciptakan Kesempatan.

"Rex!" Rania merebut ponselnya kembali, matanya melotot tajam pada pria yang dengan tidak tahu malunya sudah menerobos masuk ke dalam toilet wanita. "Apa yang kau lakukan?! Ini toilet wanita!" teriak Rania, berusaha menutupi rasa takutnya.

Rania terkejut saat seseorang dengan aura dingin dan tegas memerintahkan siapa saja yang berada di dalam toilet untuk segera keluar dan hanya meninggalkan dirinya sendiri.

Saat melihat ponselnya, Rania menemukan pesan yang telah terkirim ke nomor Raffael, dan wajahnya memucat. Rexi benar-benar tidak berubah, masih suka bertindak gegabah.

Rania semakin tajam menatap Rexi yang berdiri sambil bersandar pada pintu yang telah dikuncinya, pria itu menahan Rania agar tidak bisa pergi dari sana.

"Minggir," ucap Rania singkat, tanpa berani menatap mata Rexi lebih lama.

Yang Rania inginkan saat ini hanyalah segera pergi dari hadapan pria yang sangat berbahaya baginya itu. Apalagi sekarang, hanya ada mereka berdua di sana, Rexi bisa saja berbuat kian gila, mengingat tempat ini adalah perusahaannya.

"Aku bilang minggir!" tegas Rania sekali lagi, meminta Rexi untuk segera menyingkir, memberikan ia jalan.

"Tidak," jawab Rexi tersenyum dingin. Rexi berdiri membatu. Ia tidak peduli dan tetap berdiri gagah menghalangi Rania.

"Kau buta? Kau tidak tahu ini toilet wanita?!" kesal Rania terpancing bercampur cemas. Ia tidak ingin seperti ini. Tak ingin terjebak lebih lama bersama Rexi, pria yang bisa membuatnya kehilangan kendali.

Rexi tersenyum pahit. "Ya, aku buta. Buta karena tidak bisa melihat apa-apa lagi selain dirimu. Buta karena tidak bisa melupakanmu," katanya dengan nada yang menusuk, membuat Rania merasa seperti terhisap cepat ke dalam masa lalunya.

Deg!

"Jangan bermain-main, Rex. Aku ingin keluar. Kau sengaja membuatku terpisah dari suamiku, kan?" tuduh Rania, berusaha menyembunyikan rasa paniknya. Ia sengaja membawa nama suaminya agar mengingatkan Rexi yang sepertinya lupa, bagaimana kokohnya benteng yang kini ada di antara mereka.

Rexi membawa tubuhnya tegak, melangkah mendekat dengan mata yang menatap Rania begitu intens. Dari tatapan itu saja, Rania sudah merasa begitu terintimidasi, Rexi mampu menekannya dan membuat ia sesak tanpa perlu menyentuh dirinya.

"Aku sengaja memisahkanmu dari suamimu. Bahkan aku ingin sekali memisahkan kalian untuk selamanya," tukas Rexi kelewat jujur. Membuat Rania melebarkan mata dan kini terkunci pada pandangan Rexi.

"Aku tidak ingin kau pergi dulu," kata Rexi lagi. Tidak memberikan kesempatan pada Rania untuk memotongnya. Kali ini suaranya rendah dan penuh makna. "Aku ingin bicara dan menjelaskan semuanya."

Rania merasa seperti terperangkap, dan ia tahu bahwa ia harus berhati-hati dalam menghadapi Rexi.

Karena itu ia pun menggeleng, menolak keinginan Rexi. Juga, sekaligus sebagai pertahan diri. "Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Semuanya sudah berlalu."

Rania teguh ingin pergi. Sementara Rexi, kian membatu untuk tetap menahan wanita itu.

Keduanya saling beradu argumen. Tidak ada yang ingin mengalah.

"Berikan aku kesempatan, Rania. Aku masih mencintaimu," kata Rexi dengan suara yang lembut. Ia menatap Rania sungguh-sungguh dan mengatakan apa yang selama ini sudah sangat ia harapkan.

Rexi tak peduli bagaimana situasinya saat ini. Mengabaikan status Rania yang sudah bersuami.

Rania tertawa sinis mendengar permintaan mantan kekasihnya itu. "Kesempatan?" tanyanya tidak menyangka. "Setelah kau menghancurkan kepercayaanku? Itu tidak mungkin," jawab Rania dengan nada dingin.

"Aku tidak pernah mengkhianatimu, Rania. Aku tidak pernah berselingkuh seperti yang dituduhkan. Aku tidak pernah menyentuh wanita lain! Semua itu jebakan! Kau tahu itu!" Rexi mulai terpancing.

Keduanya mulai tak terkendali dengan ego masing-masing. Rania bahkan membalas Rexi jauh lebih membara dari kemarahan yang sudah pria itu tahan dengan mati-matian.

"Hanya aku, tidak dengan keluargaku!" jawabnya keras. Rania menatap Rexi dengan mata yang menyala dan berkaca-kaca. Menggambarkan luka yang tak lagi dapat ditutupinya. "Mereka melihat semuanya. Foto-foto itu! Video itu! Mereka semua melihatnya!!"

Suara wanita itu memang keras. Terdengar sampai keluar ruangan yang sepi. Namun, ada keputus asaan dari tekanan yang besar menyeruak ramai dari sana.

Rexi ingin menyela, tapi mulutnya terkatup saat Rania bersuara lemah, "Tidak ada gunanya lagi sekarang." Air mata Rania mengalir deras saat menatap Rexi, "Aku sudah menikah, aku sudah melupakanmu. Dan kita... hanya bagian dari masa lalu," katanya dengan suara yang tercekat.

Rania membawa dirinya melewati keberadaan Rexi yang mematung. Ia beranjak pergi dengan tangis yang susah payah ia tahan.

Koridor yang sepi dan dingin membentang di depan Rania. Ia berjalan menyusuri koridor itu dengan kepingan-kepingan ingatan masa lalu yang menghantui.

Rania teringat saat Rexi datang memohon untuk membuktikan dirinya tidak bersalah, tapi Rania harus rela mengubur semuanya demi mengikuti keputusan yang telah ia ambil—memilih mengakhiri hubungan mereka dan menikah dengan Raffael. Rexi terlambat datang, tepat saat hari pernikahan Rania dengan Raffael akan digelar. Rania merasakan kembali rasa sakit yang sama, rasa sakit yang begitu menghancurkannya saat itu.

Semua itu terasa begitu berat bagi Rania. Ia harus menikah dengan pria yang direstui keluarganya, tapi di sisi lain juga harus mengakhiri hubungan dengan pria yang paling ia cinta. Harapan kecil untuk memiliki rumah tangga yang bahagia bersama suaminya juga sudah sirna, karena nyatanya ia menuai luka yang nyaris sama. Rania berjalan sendirian, air mata yang tak terbendung mengalir deras di wajahnya.

Namun, tiba-tiba Rania tersentak saat pergelangan tangannya ditarik dan tubuhnya berbalik masuk ke dalam pelukan seseorang.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi, Rania. Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu pergi," kata Rexi dengan suara yang penuh emosi. Rexi memeluk Rania erat, seperti ingin melindungi Rania dari segala luka yang telah ia alami. Ternyata pria itu mengejar Rania dan menahan kepergiannya.

Rania terkejut, tak bisa berkata-kata dan hanya bisa menangis dalam pelukan Rexi.

"Aku menyesal." Suara Rexi bergetar. "Aku menyesal tidak bisa melindungimu saat itu. Tapi aku berjanji, aku akan melindungimu sekarang. Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi," kata Rexi, suaranya penuh penyesalan dan cinta.

Rania tak dapat lagi menahan diri, ia menangis lebih keras, air matanya membasahi dada Rexi. Ia merasa seperti telah menemukan tempat yang seharusnya ia miliki, tempat di mana ia bisa merasa aman dan dicintai.

Rexi membiarkannya menangis, membiarkannya mengeluarkan semua rasa sakit dan kesedihan yang telah Rania simpan selama ini. Rexi memeluk wanitanya semakin erat, seperti ingin menyatukan kembali hati mereka yang telah terpisah lama.

"Jika kesempatan tidak diberikan, maka aku akan menciptakannya sendiri. Jika cinta tidak cukup, maka aku akan memberikannya lebih. Karena bagiku, tidak ada yang lebih berharga daripada memilikimu kembali," ucap Rexi dalam hati, tekadnya membara untuk merebut kembali cinta pertamanya.

Kesempatan tidak perlu dicari. Karena pada dasarnya, setiap hari adalah kesempatan. Rexi akan membuat kesempatan untuk dirinya sendiri, untuk Rania, dan untuk cinta mereka.

1
cuma baca
wih dah jdi doktelll
Dew666
🥰🥰🥰🥰🥰
Tita
sena itu siapa thor, perasaan anak reagan dan amanda... rexi, riella, emer, eira, sama rein
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ👑: Sena itu adalah Riella kak😂
namanya Riella Sena Rykhad, Sena dan Rain gak up identitas di umum sebagai bagian dari keluarga Rykhad.
Klw 3 yang lainnya, publik tahu wajah mereka.
Makanya sebelum menikah, Elvano tidak tahu siapa istrinya sebenarnya.
total 1 replies
Asriani Rini
Maju treu ksmu rett biar kamu mati dgn sadid
cuma baca
gila/Sweat/
Ucio
Sabar t Rex 🤭🤭🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ👑: harus sabar 🤣🤣
tapi gak lama kok, cuman lima hari /Silent//Facepalm/
total 1 replies
Ucio
wah tikus kelamin itu gk ad jerahnya
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Lanjut k ttp semangat
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ👑: terima kasih kakak 🤗🥰🥰🥰
fighting /Determined//Determined//Kiss/
total 1 replies
Dew666
🍒🍒🍒🍒🍒
Lee Mba Young
nunggu malam pertama yakin lah pembaca hrs kuat mental 🤣😄
Dew666
👍👍👍👍👍
Lia Kiftia Usman
🤣🤣🤣🤣🤣 sabaaar banget nih
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ👑: jadi pembaca memang harus sabar, meski cuman dpt hikmahnya 😆😆😆
total 1 replies
cuma baca
bisa2 nya😭🤣🤣
Ucio
Gk Tau malu raffael ,,hajar sj trex🤣🤣🤣
Ucio
Trex makin Cerewet
cuma baca
bawa ke RS jiwa aja/Smug/
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ👑: dia gak gila,, cuman terlalu berambisi /Shy//Silent//Facepalm/
total 1 replies
cuma baca
🤣🤣🤣🤣
cuma baca
hehhh/Hammer//Hammer/
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ👑: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ apa lagi ini 🤣🤣
total 1 replies
cuma baca
dasar pikiran
cuma baca
heuhhh? /Smug/
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ👑: apaan dah ini, masam banget tuhh emot /Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!