Cinta terlarang antara Camilla dan Luis berakhir tragis setelah keduanya kembali dipertemukan. Sepuluh tahun yang lalu, hubungan mereka masih terjalin sebagai anak tiri dan ayah tiri. Sejalannya waktu mereka terpisah karena perceraian antara Anna dan Exel Luis Adam's karena ibu kandungnya Camilla mengkhianati cinta Luis. Mereka akhirnya dipertemukan kembali setelah Camilla beranjak dewasa namun perasaannya telah berubah yang tidak lagi menganggap Excel Luis sebagai ayah tirinya tapi lebih kepada seorang kekasih.
"Bagaimana perjalanan Camilla mencari ayah tirinya setelah 10 tahun mereka berpisah?"
"Apakah Camila sadar bahwa Excel Luis tidak lagi menganggapnya anak tiri namun seorang gadis yang ingin ia miliki seutuhnya?
"Ikuti kisah cinta mereka dalam judul Daddy Is Mine.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Mengatur Siasat
Camilla akhirnya kembali ke kampus nya setelah cuti sakit dua hari. Luis sendiri mengantarnya ke kampus. Gadis itu terlihat sangat cantik walaupun penampilannya sangat sederhana. Tidak ada polesan make-up berlebihan diwajahnya. Terlihat natural sesuai dengan usianya.
Luis merasa lega karena Camilla mampu menjaga pakaiannya yang tetap tertutup dibandingkan gadis usianya yang menonjolkan bagian tertentu agar terkesan seksi.
"Kamu sangat cantik sayang...!" puji Luis sambil menggenggam satu tangan Camilla dan tangan lainnya memegang stir mobil.
"Terimakasih Daddy. Apakah Daddy akan ke kantor?" tanya Camilla.
"Iya. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus Daddy selesaikan hari ini. Dengan begitu daddy punya waktu untuk menemanimu," jelas Luis.
Tiba di kampus, Camilla segera turun, namun tangannya dicekal oleh Luis. Saat ia memalingkan wajahnya melihat Luis satu kecupan berhasil mendarat di bibirnya membuat Camila terhenyak. Panas merambah ke wajahnya. Antara malu dan ingin menyatu dihatinya.
"Dad. Kamu mengambil ciuman pertamaku," protes Camilla.
"Apakah ada pria lain yang ingin kamu berikan bibirmu itu sayang. Kalau begitu maafkan Daddy," ucap Luis pura-pura menyesal.
"Tidak apa Daddy. Camilla turun dulu. Terimakasih sudah mengantar Camilla," ucap Camilla tertunduk diam walaupun hatinya sedang berbunga. Andai bisa ia ingin melakukan ciuman dengan Luis lebih lama lagi. Tapi ia terlalu takut untuk mulai.
Luis ikut turun dari mobil menanyakan jadwal pulang Camilla. Tapi gadis itu hanya melambaikan tangannya saja.
"Apakah aku telah melakukan kesalahan padanya. Ah bodoh sekali kamu Luis. Kenapa kamu tidak bisa bersabar sedikit," gerutu Luis lalu masuk ke dalam mobilnya.
Saat mobilnya hendak bergerak tampak sekilas bayangan seorang pria tampan menghampiri Camilla namun gadisnya seolah menghindar.
"Camilla. Apakah kita bisa bicara?"
"Maaf Kenzo...! Aku ada kelas pagi ini. Aku mau buru-buru masuk kelas," ucap Camilla mempercepatkan langkahnya.
"Camilla. Aku menunggumu di jam istirahat...!" ucap Kenzo yang merupakan seniornya Camilla dua tahun diatas Camilla.
Camilla tidak menjawab. Sikap cueknya Camilla membuat para pria dikampus nya makin penasaran dengan gadis cantik itu namun terlalu tertutup.
"Kenapa kamu masih mengejar gadis perawan itu? Mungkin saja dia penyuka sesama jenis hingga tidak melirik kita sedikitpun," canda Noel.
"Dengar....! Camilla tidak seperti itu. Dia wanita terhormat. Bahkan dia tidak pernah terpengaruh dengan teman wanitanya yang berusaha membujuknya tampil seksi. Aku sangat mengenalnya, kamu paham Noel?!" sarkas Kenzo yang merupakan putra konglomerat itu.
Walaupun Noel sendiri juga adalah putra konglomerat namun pekerjaan ayahnya tidak lain adalah seorang bandar narkoba.
"Santai bos." Noel menyingkirkan tangan Kenzo yang mencengkram kerah bajunya.
Camilla mengirim jadwal mata kuliahnya ke Luis. Ia tidak ingin Luis mengkuatirkan dirinya.
"Dad. Selamat beraktivitas. Lupakan drama singkat pagi ini. Anggap saja tidak terjadi," ucap Camilla namun tidak sebanding dengan hatinya yang meminta Luis melakukannya lagi.
Tiba di perusahaan, Luis membaca pesan itu. Iapun memutuskan untuk tidak menganggu Camilla lagi agar hubungan mereka tetap harmonis sebagai ayah dan anak tiri bukan sebagai kekasih.
"Baiklah sayang. Daddy ingin lihat seberapa kuat kamu menahan diri untuk tidak mengakui perasaanmu pada Daddy." Luis tidak membalas pesannya Camilla. Ia sibuk melakukan aktivitasnya pagi itu seperti biasanya.
Mac masuk ke ruang kerjanya Luis. Menyerahkan beberapa berkas dan membacakan beberapa jadwal penting untuk bosnya itu. Luis mendengarnya dengan baik.
"Tuan. Ada pertemuan makan malam dengan beberapa relasi perusahaan kita di restoran biasa pukul 8 malam," ucap Mac untuk terakhir kalinya.
"Baiklah. Aku akan datang dengan putriku Camilla," ucap Luis membuat Mac menatapnya bingung.
"Putri...? bukankah tuan hanya seorang duda tanpa anak?" tanya Mac.
"Putri tiriku. Sekarang ini dia tinggal bersamaku. Dan tolong carikan seorang bodyguard pribadinya tentunya bukan seorang pria. Aku ingin putriku diawasi dengan baik. Aku akan memperkenalkan kalian," ucap Luis.
"Apakah nona Camilla yang ada di foto itu, tuan?" tanya Mac menunjukan sebuah foto yang ada di meja kerja Luis. Foto gadis kecil yang menemani Luis selama ini.
"Iya. Dia sekarang sudah menjelma seorang gadis remaja. Baiklah. Ingat tugasmu tadi..!" ucap Luis yang tidak ingin membahas Camilla pada asisten pribadinya karena usia Mac saat ini 24 tahun. Ia takut Mac akan jatuh cinta pada Camilla.
...----------------...
Malam harinya Camilla yang baru tiba di kamarnya terkejut mendapatkan sebuah kotak diatas tempat tidurnya. Ia membuka kotak itu dan melihat gaun berwarna hijau yang sangat cantik.
"Untuk apa Daddy membelikan aku gaun?" belum juga ia menemukan jawabannya sebuah ketukan pintu terdengar dan muncullah Luis.
"Baby. Kita akan hadiri makan malam dengan relasi perusahaan daddy. Tolong persiapkan dirimu dan kenakan gaun itu. Setengah jam lagi Mac akan menjemput kita," ucap Luis yang melibatkan Mac dalam urusan pekerjaan.
Jika tidak ada hubungan dengan pekerjaan, Luis membiarkan Mac melakukan aktivitasnya sendiri.
"Dad. Camilla baru saja tiba dan belum mandi. Apalagi harus dandan butuh waktu yang cukup lama, dad," protes Camilla.
"Seorang perias akan membantumu berdandan. Sekarang kamu cepat mandi..! Deddy tunggu di luar," ucap Luis terkesan datar membuat Camila merasa tidak nyaman.
"Kenapa sikap daddy jadi berubah?" kesal Camilla lalu masuk ke kamar mandi.
Sesuai waktu yang ditetapkan oleh Luis, Camilla sudah turun dari kamarnya. Langkahnya yang anggun dengan riasan yang sangat menawan membuat Luis berdiri menatap dalam wajah cantik Camilla. Bersamaan dengan itu, Mac juga memasuki ruangan itu untuk menjemput ayah dan anak itu.
Mac yang melihat Camilla menghentikan langkahnya. Ia juga tidak kalah terpesona dengan kecantikan putri tirinya Luis itu.
"Astaga. Apakah aku sedang melihat bidadari?" lirih Mac membuat Luis cukup kesal.
"Ehm...!" deheman nya cukup kencang untuk menyadarkan Mac yang langsung menyapanya.
"Malam tuan Luis. Apakah kita berangkat sekarang?" tanya Mac.
"Camilla. Kenalkan asisten pribadinya Daddy. Dan Mac kenalkan ini putriku Camilla," ucap Luis memperkenalkan keduanya.
Camilla menyodorkan tangannya di sambut Mac yang kembali menatap wajah cantik Camilla.
"Ayo kita berangkat sekarang...!" ucap Luis agar Mac tidak terlena menatap wajah cantik Camilla.
"Baik tuan." Mac jalan lebih dulu dan membuka pintu mobil untuk keduanya. Sepanjang perjalanan Mac mencuri pandang ke arah Camilla yang fokus pada ponselnya.
Tiba di restoran, rupanya relasi Mac adalah seorang wanita dewasa yang berusia 30 tahun. Ia menghampiri Luis terlebih dahulu. Tubuhnya yang seksi dengan lingkar dada yang sangat besar. Didukung gaunnya yang kekurangan bahan membuat Luis hanya menatapnya datar.
"Selamat malam tuan Luis...!" sapa wanita itu dengan tingkah genitnya.
"Bukankah saya harus bertemu dengan tuan Alfonso?" tanya Luis dengan sikap datar.
"Oh itu, papa lagi sakit dan aku diutus beliau untuk menemui anda, tuan karena aku yang akan mewarisi perusahaan beliau," ujar gadis itu bertingkah genit di depan Luis membuat Camila menahan geram.
"Apakah aku harus menjambak rambut wanita murahan ini?" geram Camilla. Melihat tingkah Camilla yang sedang cemburu, Luis mulai berubah pikiran pada gadis yang bernama Belle itu.
Iapun menyambut uluran tangan gadis itu dan melakukan cipika-cipiki. " Aku tidak menyangka kalau tuan Alfonso memiliki putri yang sangat cantik," puji Luis tersenyum manis pada Belle.
jangan merusak kepercayaan org lain