Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Gila
Erland tersenyum saat mata Anatari melotot ke arahnya.
"Bule sinting!" ujar gadis itu lalu segera pergi. Ia ingin memukul lelaki itu saat melihatnya. Entah bagaimana sampai mereka bisa tidur bersama.
Ponsel Anatari berbunyi. Sebuah video masuk dari nomor yang tak dikenal.
Saat Anatari membuka video itu, ia terkejut saat melihat minumannya yang dimasukan bubuk putih oleh lelaki tua yang semalam bertemu dengannya di pub. Lalu lelaki yang tadi datang menyelamatkan Anatari. Di video itu bahkan jelas terlihat kalau Anatari yang menciumnya. Lelaki itu bahkan sudah beberapa kali menolaknya namun Anatari nampak yang begitu bernafsu.
Langkah Anatari terhenti. Kepalanya yang memang masih sakit kembali berdenyut-denyut. "Ya Tuhan, kenapa aku yang mencium dia lebih dulu? Apakah lelaki tua itu memasukan obat terkutuk dalam minuman ku? Ya Tuhan, kenapa hidupku seburuk ini?" Anatari terduduk lemas di atas rumput taman.
"Ana, kamu kenapa?" Alea tiba-tiba muncul dan memegang pundak Anatari.
Gadis itu buru-buru menghapus air matanya dan berdiri. Ia menatap perempuan yang mengaku sebagai teman baiknya itu namun menusuk dia dari belakang. "Aku baik-baik saja." kata Anatari dengan tatapan dingin.
"Ana, ada apa sih? Kok kamu nampaknya marah padaku?" tanya Alea dengan wajah sok polosnya.
"Bagaimana kabar mamamu? Apakah sudah sembuh? Soalnya kemarin aku ke rumahmu dan melihat kalau mamamu baik-baik saja. Mama siapa yang kamu antar ke dokter?"
Wajah Alea langsung pucat.
"Aku.......!"
"Sayang, aku mencarimu sejak tadi ternyata kamu ada di sini." Weda tiba-tiba saja muncul.
Alea bertambah pucat.
"Ada apa?" Weda bingung melihat Anatari yang menatap Alea dengan wajah dingin dan Alea yang pucat.
"Kita memang tinggal di Bali. Biasalah melihat para wisatawan yang berciuman di muka umum. Namun kalian berdua bukan bule. Tahu malu sedikit jika berciuman di pantai." kata Anatari lalu segera pergi. Weda langsung mengejar Anatari dan menahan tangan gadis itu. Alea pun ikut mengejar.
"Kamu cemburu karena aku sudah jadian dengan Alea? Bukankah kamu sendiri yang menolak aku? Kamu bilang ke Alea kalau kamu tak suka dengan aku? Kamu lebih suka dengan pria bule? Aku patah hati dan sangat kecewa. Lalu Alea yang menghibur aku, menyembuhkan luka hatiku. Lalu kenapa sekarang kamu harus marah? Jangan salahkan Alea kalau sekarang perasaan ku berpindah padanya."
Air mata Anatari mengalir tanpa bisa ditahannya. "Oh, jadi Alea mengatakan kalau aku tak suka padamu?" Anatari menatap perempuan yang dianggapnya sebagai sahabat terbaiknya. "Selamat ya Alea. Kamu memang pemain sandiwara yang hebat. Semoga kalian berdua bahagia selamanya." Anatari menepis tangan Weda yang masih memegang tangannya. Ia kemudian berlari sekencang mungkin meninggalkan mereka. Dulu, Anatari begitu kecewa saat mamanya menikah dengan seorang bule. Ia merasa hatinya hancur namun tak bisa berbuat apapun ketika akhirnya papanya juga pergi. Kali ini luka yang sama ia rasakan lagi. Anatari merasa ingin mencabik-cabik wajah Alea.
Perlahan langkah Anatari menjadi pelan. Ia mulai merasakan tubuhnya menjadi ringan. Dan sebelum ia jatuh ke atas tanah, sebuah tangan kokoh segera menopang tubuhnya, mengangkat tubuh ringan Anatari dengan begitu mudahnya lalu membawanya pergi.
***********
Perlahan Anatari membuka matanya. Kali ini ia langsung memeriksa pakaiannya. Ia kemudian bernapas lega karena pakaiannya masih utuh dibalik selimut yang menutupi tubuhnya.
Jantung Anatari langsung berdetak cepat saat ia menyadari bahwa ia kembali berada di kamar yang sama seperti tadi pagi.
"Are you feeling better?"
Anatari menoleh ke arah suara itu. "You? Who are you?"
Erland tersenyum. "Betapa menyedihkan dirimu, Anatari Gayatri. Dikhianati teman mu dengan pria yang kamu sukai, hotel peninggalan papamu disita oleh bank, dan hubungan toxic di tengah keluargamu. Sungguh menyedihkan."
Anatari turun dari tempat tidur. Ia langsung mendekati Erland dengan tatapan tajam. Kali ini Erland lebih awas. Ia tahu kalau gadis ini bisa bela diri. Ia tak mau kecolongan seperti tadi pagi.
"Siapa kamu? Mengapa kamu tahu semua kehidupan ku? Apa yang kamu inginkan dariku?" teriak Anatari membuat Erland menutup kupingnya.
"Berisik! Suaramu tak enak didengar."
"Bagaimana aku tak marah? Kamu seenaknya saja masuk dalam kehidupan ku. Apa lagi yang kamu tahu tentang diriku?"
"Tinggimu 163 cm, sepatumu ukuran tiga sembilan, underwear mu bagian bawah berukuran S dan bagian atas berukuran 36."
"Ah........!" betapa marahnya Anatari. Ia langsung memukuli Erland namun Erland yang memang menguasai banyak bela diri langsung menahan tangan Anatari, mendorongnya dengan keras sampai Anatari terlentang di atas tempat tidur.
"Kamu sangat liar, sayang. Tapi aku suka." bisik Erland yang kini berada di atas Anatari. Ia mencium leher gadis itu, menggodanya dengan gigitan kecil membuat Anatari akhirnya mulai menangis.
"Aku mohon, jangan....! Tolong jangan perkosa aku lagi."
Erland melepaskan kedua tangannya yang menekan tangan Anatari. "Aku memerkosa kamu? Gila! Kamu sendiri yang menyerahkan dirimu kepadaku. Mana yang kamu inginkan, tidur dengan lelaki tua itu atau aku? Kalau aku tak menyentuhmu tadi malam, kamu bisa mati karena serangan jantung. Karena obat yang dia berikan padamu adalah obat keras dengan dosis yang berlebihan."
Erland duduk di samping Anatari. Gadis itu perlahan bangun dan menjauhkan tubuhnya dari Erland. Anatari perlahan mulai tenang. Ia sudah bisa menguasai dirinya.
"Aku bisa menebus hotelmu dari bank. Asalkan kamu mau menjadi wanita simpanan ku."
"Aku bukan wanita murahan!'
"Aku tahu. Karena kamu masih perawan sebelum kejadian tadi malam."
"Bagaimana aku bisa bersamamu sedangkan aku sangat..."
"Membenci lelaki barat. Yang kalian sebut bule." Erland memotong ucapan Anatari.
"Ba...bagaimana kamu bisa tahu?"
Erland tersenyum penuh misteri. "Jangan pikirkan bagaimana aku bisa tahu. Pikirkan saja batas waktu hotelmu yang akan disita. Ini sudah jam 3 lewat 40 menit. 20 menit lagi batas pembayaran yang ditetapkan oleh bank."
Anatari berdiri. Ia menatap Erland dengan penuh kebencian. "Sebenarnya kamu mau apa sih? Kamu tahu kalau aku pembenci cowok bule. Lalu bagaimana aku bisa menjadi wanita simpanan mu? Kamu sekarang memanfaatkan kelemahanku untuk mencapai keinginanmu itu. Kamu sungguh lelaki tak punya hati!"
"Katakanlah seperti itu. Apakah kamu punya pilihan yang lain?"
"Ah......!" teriak Anatari untuk melampiaskan kemarahannya.
"Bagaimana Anatari? Setuju atau kehilangan hotelmu?"
Anatari ingin sekali memukul wajah Erland sampai lelaki itu pingsan. Namun hotel itu adalah segalanya bagi Anatari.
"Bagaimana?"
"Aku akan membencimu selamanya." teriak Anatari lagi. Ia berjalan mondar mandir di dalam kamar itu.
"Waktu terus berjalan, Anatari Gayatri!"
"Baiklah.....! Baiklah.....!" gadis itu akhirnya mengalah.
Erland mengambil sebuah map di atas meja. "Tanda tangan di sini!"
"Tanda tangan apa?" tanya Anatari.
"Surat perjanjian bahwa kamu bersedia menjadi wanita simpananku selama 1 tahun. Jika kamu ingkar janji, maka hotel itu akan menjadi milikku selamanya."
Anatari mendekat. Ia memegang pulpen yang memang sudah disiapkan di sana. Anatari segera menandatangani surat perjanjian itu.
"Kamu tidak membacanya?" tanya Erland.
"Tidak perlu. Karena aku tahu sebagai wanita simpananmu, aku harus melayani kamu di atas kasur kan? Akan kulakukan walaupun tanpa hati." Anatari terlihat pasrah.
Erland segera menelepon Joel. "Bayar hutang gadis itu."
Tak sampai 10 menit ponsel Anatari berdering. Ada panggilan dari pak Ketut.
"Ada apa, paman?"
"Hotel kita selamat, non. Terima kasih sudah berjuang untuk hotel ini." kata pak Ketut. Suaranya terdengar bahagia. Anatari memejamkan matanya. Dalam hati gadis itu memaki. "Terkutuk kau, bule sialan!"
*************
Akankah Anatari semakin membenci Erland ?
Anatari blum pengalaman jd meski di arahkan dl sama si sutradara nya yaitu Erland 😀🤣😍🫢🤭
Erland ngeselin sekali buat Anatari..
apakah mereka akan malam pertama yg sdh sll tertunda itu hehehehehe..
lanjut thor 🙏
lanjut thor 🙏
Anatari bnyk akal tp Erland kyknya tdk kurang akal utk mengerjai nata 😄😁🫢🤭