Enemy To Lover

Pagi ini semua orang berkumpul di restauran untuk sarapan di hotel dan Mandaka pun langsung berunding bersama dengan para timnya. Bixby sebagai perwakilan dari Black Scorpio ikut bergabung demi tahu apa yang akan dilakukan tim dari PRC Group itu.

"Kamu bisa tidur, C?" tanya Boromir.

"Bisa. Kenapa Boromir?" balas Carole yang sedang makan cereal nya.

"Tidak, aku tahu kamu jarang tidur sendirian kalau misi karena pasti ada temannya." Boromir tersenyum. "Apa yang kamu lakukan ke Manda?"

Carole menatap bingung ke Boromir. "Apa maksudmu?"

"Muka Manda memar dan kami bertiga tidak ada yang menyentuhnya. Jadi, tinggal kamu C. Apa yang dia lakukan padamu hingga main tinju?" goda Boromir.

"Oh itu ...." Carole mendengus kesal. "Anggap saja dia bikin aku jengkel!"

Boromir dan Bilbao tertawa kecil. "C, kalau kamu ribut terus dengan Manda, lama-lama aku akan bilang ke Snake kalau kalian lebih baik dijodohkan! Toh kalian juga sudah kenal dari kecil kan?" kekeh Bilbao.

Carole menatap judes ke Bilbao. "Apa maksud kamu buat jodohin pria meshum itu!"

"Kalian akan tampak seperti pasangan yang lucu," timpal Boromir.

"Seriously!" Carole menoleh ke arah Mandaka yang sedang serius berdiskusi dengan timnya. Tidak ada wajah usil, tidak ada senyuman smirk khas Mandaka, yang ada wajah serius calon CEO PRC Group masa depan. "Aku benci dia!"

Bilbao dan Boromir hanya mengedikkan bahunya. "Terserah kamu lah C."

***

"Ini akan membutuhkan waktu enam bulan, Mandaka. Kondisi rumah sakit disini parah tapi tidak parah. Tapi bisa selesai dalam waktu enam bulan," ucap Hugh.

"Bisa selesai dalam waktu enam bulan? Aku tidak yakin bisa selesai dalam kurun waktu itu karena kondisi politik disini juga bukan. Kita harus memperhitungkan itu," gumam Mandaka.

"Benar. Tapi berharap saja kondisi politik disini perlahan kondusif karena akan mempengaruhi situasi perekonomian negara."

"Aamiin. Aku tidak suka politik tapi dalam hidup dari jaman manusia purba, sudah ada sistem politik sendiri meskipun primitif. Itu memang insting. Ditambah saat nabi Adam turun ke bumi dan manusia mulai lebih berakal ... Hanya saja, bagaimana cara kamu berpolitik itu harus kamu perhatikan. Bisa membuat baik orang banyak atau menghancurkan," ucap Mandaka serius.

"Itu benar Manda. Tapi setidaknya kita harus fokus dengan tujuan kita. Apalagi rumah sakit yang dibangun Mr Bradford, sudah membantu banyak orang yang kemarin terluka akibat situasi politik disini," ujar Bixby.

"Exactly. Oke. Kita selesaikan sarapan dan segera menuju lokasi." Mandaka menatap semua orang.

***

Carole melihat rumah sakit yang masih ada kerusakan sisa-sisa dari kerusuhan politik di negara itu. Carole merasa miris karena mereka memperbaiki sebisanya dan banyak tempat yang tidak higienis. Gadis itu tampak tidak tega saat ada pasien anak-anak yang harus berada di tempat tidur darurat karena area rawat anak-anak masih rusak berat.

"Aku tidak menduga akan seperti ini kacaunya." Carole melihat sekelilingnya. "Pantas opanya Manda begitu ngotot segera membereskan kerusakan rumah sakit di area konflik. Ternyata separah ini."

"Itulah kenapa Mandaka meminta bantuan papamu untuk mengawalnya karena kita lebih memahami situasi negara-negara di Afrika." Boromir menatap ke arah Carole. "Keluarga Mandaka banyak uang yang dipakai untuk amal. Selain rumah sakit, mereka juga membangun sekolah. Jika bilioner biasanya akan melakukan money laundry dengan perusahaan cangkang dan berbagai hal dengan menggaet artis serta influencer, tidak dengan keluarga Mandaka. Kedengarannya kuno tapi mereka adalah pengusaha yang bersih. Keuntungan dari perusahaan mereka digunakan untuk amal seperti ini, rumah sakit dan sekolah. Tidak perlu harus flexing tapi ada hasil nyata."

"Bagaimana kamu tahu Boromir?"

"Rylee selalu bercerita tentang program amal mereka. Kamu tahu, sebagian besar tanah Kalimantan memang dimiliki keluarga kerajaan Belgia tapi demi mengembalikan paru-paru bumi. Semua hutan-hutan dan isinya harus dikelola oleh orang Dayak sebagai pemilik asli sebelum diambil alih oleh pemerintah Konoha. Ibu Suri Zinnia tidak meminta hasil dari sana tapi hanya ingin semua flora dan fauna tetap terjaga."

Carole melongo. "Yang benar?"

"Iya. Bekas perkebunan kelapa sawit itu dirubah oleh Ibu Suri Zinnia dengan penanaman ulang banyak bibit pohon. Kabarnya sekarang sudah banyak orangutan dan fauna lainnya disana. King Father Sean Léopold bahkan meminta tegas untuk menghukum pemburu tanpa tedeng aling-aling."

Carole menatap ke arah Mandaka yang sedang berdiskusi dengan direktur rumah sakit. "Ternyata keluarga mereka seperti itu."

"Bukan keluarga Sultan biasa, C. Tak heran jika papamu awet bersahabat dengan Rylee."

"Tapi ... Apa tidak apa-apa jika tanah itu dikuasai keluarga Pratomo? Yang di Kalimantan maksudku."

"Mereka menguasai bukan untuk komersil, C. Mereka berusaha memperbaiki kerusakan atas korupsi alam. Kamu tahu, pemerintah Kalimantan manapun tidak berani macam-macam karena mereka tersandera dengan banyak kasus dan Raja Arsyanendra mengancam akan membawa ke mahkamah internasional atas perusakan lingkungan. Tahu lah mereka gimana?" kekeh Boromir. "Raja Arsyanendra tuh tegas dan galak lho!"

Carole mengangguk. Sepertinya memang karakter keluarga mereka seperti itu. Tegas, galak dan always by the rule.

***

Carole menghampiri Mandaka yang sedang berkeliling di rumah sakit itu dan memberikan sebotol air mineral ke pria itu.

"Ini tidak kamu kasih racun kan?" tanya Mandaka ke Carole yang langsung memasang wajah jutek.

"Memangnya kamu mau kasih aku racun apa? Arsenik? Sianida? Wolfsbane? Tetrodotoksin?" balas Carole judes.

"Jangan dong mon chéri, racun cinta saja sudah bagus." Mandaka tersenyum sambil membuka tutup botol air mineralnya.

"Kamu itu lho!" Carole menatap galak ke Mandaka.

"Ayolah Carole. Kita kencan yuk! Aku jomblo, kamu jomblo. Pas kan?"

Carole menggelengkan kepalanya. "Tidak mau!"

"Carole. Aku itu bibit bebet bobot nya teruji secara klinis dan tidak bisa tidak diabaikan lho." Mandaka sedikit membungkuk ke Carole yang lebih pendek darinya. "Aku sudah suka kamu dari awal waktu kamu hajar Pierre. Dan ciuman pertama aku ya sama kamu."

Carole mendelik dan melihat mata hitam Mandaka yang tampak serius.

"You're lying don't you ( kamu bohong kan )?" tuduh Carole.

"Jujur! Sumpah Pramuka! Sumpah Pemuda! Sumpah Pocong! Serius! Seumur hidup aku, satu-satunya orang yang aku cium di bibir itu cuma kamu! Aku tidak pernah punya pacar karena fokus kuliah dan mempelajari dan perusahaan keluarga karena permintaan Opa Bayu O'Grady. Jadi ... aku itu sudah jatuh cinta sama kamu dari dulu hanya saja kamunya selalu menuduh aku playboy dan meshum!" jawab Mandaka.

Carole masih termenung mendengar semuanya.

"Jadi kalau kita berkencan, pas kamu ulang tahun, ukuran celana kamu 29 dan bra kamu 36 cup B kan?" seringai Mandaka. "Biar tidak salah kasih ka ...."

BUGH!

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️