Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Sekarang waktu pertandingan berburu di mulai. Seperti yang sudah di tentukan murid yang ikut berburu dibagi beberapa kelompok. Diantaranya pangeran Deren, putri Rena dan satu murid lagi bernama pangeran Ramon. Seperti pertandingan berburu lainnya adalah siapa yang membawa hasil buruan yang paling besar dan banyak, itulah pemenangnya. Satu persatu kelompok sudah masuk ke dalam hutan. Putri Rena, pangeran Deren, pangeran Ramon juga sudah masuk juga ke dalam hutan. Saat ini sudah dua jam perjalanan, mereka tidak melihat satu hewan buruan pun. Mereka memutuskan duduk sejenak dan minum dari perbekalan yang tadi mereka bawa. Setelah sekitar sepuluh menit beristirahat, mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka. Mungkin sekarang keberuntungan sedang berpihak pada mereka. Tak lama setelah mereka bertiga melanjutkan perjalanan. Mereka melihat seekor rusa. Tak jauh dari anak rusa tersebut terlihat juga seekor harimau besar yang juga bersiap hendak menerkam rusa tersebut. Rupanya pangeran Deren, pangeran Ramon dan putri Rena juga mengetahui hal itu. Akhirnya dengan isyarat mata dan gerakan tangan, putri Rena memberi aba - aba pada Pangeran Deren dan pangeran Ramon untuk bertugas memanah harimau, dan putri Rena yang bertugas memanah rusa tersebut. Mereka bertiga sudah bersiap bersama - sama memanah semua hewan buruan tersebut.
Putri Rena memberi aba - aba lagi dengan gerakan tangan.
"Satu..dua..tiga..", mereka bertiga melepaskan anak panah bersamaan.
"Jleb.... jleb...", bunyi anak panah yang dilepaskan pangeran Deren dan putri Rena mengenai harimau besar tersebut. Sedangkan anak panah yang dilepaskan pangeran Ramon meleset tidak mengenai sasaran.
Rupanya sebelum anak panah di lepaskan, harimau itu tersadar ada bahaya yang mengancamnya. Dia melihat keberadaan pangeran Deren, pangeran Ramon dan putri Rena. Harimau itu sempat bergerak, walaupun anak panah yang dilepaskan pangeran Deren mengenai harimau itu, tapi harimau itu berusaha bertahan. Harimau itu marah, dia sekarang mengejar pangeran Ramon karena jarak dia yang paling dengan harimau tersebut.
Tapi naas bagi pangeran Ramon, ketika dia berlari kakinya tersandung batu, dia akhirnya terjatuh. Melihat itu pangeran Deren cepat - cepat menolong pangeran Ramon. Mulut pangeran Deren reflek mengucapkan salah satu mantra pertahanan yang sempat dia pelajari kemarin malam.
"Sim salabim jadilah perisai ", ajaib sebuah perisai besar melindungi pangeran Deren dan pangeran Ramon. Perisai itu bisa menghadang harimau yang ingin menyerang mereka berdua. Harimau itu terpental ketika berusaha menembus perisai itu. Putri Rena cepat - cepat melepaskan panah ke arah harimau itu. Harimau itu memang sudah kehilangan banyak darah dan kelelahan karena terpental dari perisai yang dibuat pangeran Deren, jadi setelah panah yang dilepaskan putri Rena berhasil mengenai tubuhnya, harimau itu tumbang seketika. Melihat harimau itu tumbang, putri Rena, pangeran Deren dan pangeran Ramon akhirnya merasa gembira. Kaki pangeran Ramon terkilir, karena dia tadi sempat terjatuh tadi. Akhirnya mereka bertiga memutuskan kembali saja. Mereka merasa buruan mereka sudah cukup, apalagi ada salah satu dari kelompok mereka mengalami cidera. Mereka kemudian membuat tandu untuk membawa hasil buruan, dan teman mereka yang cidera. Dalam mencari jalan pulang, mereka bertiga tersesat, karena tanda yang diberikan di sekitar hutan yang di lewati putri Rena telah dihilangkan oleh pengawal suruhan putri Arumi. Karena kelelahan berjalan, apalagi harus menarik tandu yang berisi hewan buruan mereka dan pangeran Ramon yang mengalami cidera di kakinya. Mereka memutuskan beristirahat. Mereka beristirahat di pinggir sungai yang mereka temukan ketika berusaha mencari jalan pulang. Karena semua perbekalan sudah habis, putri Rena berusaha menangkap ikan di sungai dan pangeran Deren bertugas mengumpulkan kayu bakar dan mencari buah - buahan yang ada di hutan. Pangeran Ramon karena tidak bisa banyak bergerak dia yang bertugas membakar ikan yang di peroleh putri Rena.
Mereka bertiga tidak tahu bahwa tempat yang sekarang mereka tempati adalah termasuk daerah kekuasaan penyihir kegelapan yang sangat pandai menggunakan sihir ilusi dan mengendalikan pikiran. Sekarang mereka bertiga sudah berkumpul dan sedang makan ikan bakar dan buah - buahan yang di peroleh pangeran Deren tadi di hutan. Ketika pangeran Deren, putri Rena dan pangeran Ramon sedang menikmati makanan mereka, tiba - tiba keanehan terjadi. Pohon di sekitar mereka, tiba - tiba bisa bergerak sendiri. Dan seperti sebuah pasukan yang di komando, pohon - pohon tersebut menyerang pangeran Deren, putri Rena dan pangeran Ramon. Tentu saja mau tak mau, mereka bertiga melakukan perlawanan. Putri Rena mengambil pisau lipat dari balik bajunya. Karena kurang hati - hati mengambil pisau tersebut, tangannya tergores dan mengeluarkan darah. Darah tersebut ada yang terciprat di liontin kalungnya. Liontin itu kemudian mengeluarkan sinar yang mengelilingi putri Rena. Putri Rena akhirnya tersadar dari sihir yang tadi sempat mengendalikan pikirannya. Putri Rena sekarang melihat pangeran Deren dan pangeran Ramon yang bersiap saling menyerang. Putri Rena akhirnya tahu ada seseorang mengendalikan pikiran pangeran Deren dan pangeran Ramon. Putri Rena melihat sekelilingnya. Ya benar tak jauh dari tempatnya berada. Tepatnya di atas pohon tak jauh dari tempat putri Rena berada, dia melihat seseorang seperti sedang fokus mengucapkan mantra - mantra. Karena fokus mengucapkan mantra - mantra pengendali pikiran, dia tidak tahu putri Rena telah terbebas dari pengaruh sihirnya. Putri Rena mengambil busur panah yang memang selalu dia bawa. Dia melepaskan anak panah ke arah orang tersebut.
"Jleb ", anak panah itu berhasil mengenai orang tersebut. Memang anak panah itu tidak mengenai bagian tubuh yang vital. Tapi anak panah itu, sudah di bubuhi racun. Racun itu memang tidak mematikan, tapi racun itu memberikan rasa gatal yang amat sangat di seluruh tubuh. Ya putri Rena memang sudah menyiapkan satu busur yang sudah dia bubuhi racun sebelum putri Rena berangkat berburu. Putri Rena memang sengaja berjaga - jaga. Putri Rena membuat racun itu dari tanaman yang ada di sekitar akademi tempat dia belajar. Putri Rena tahu dari membaca buku yang dulu ada di ruang perpustakaan di istana tempat tinggalnya. Sebenarnya tanaman yang dipakai putri Rena itu sebenarnya tidak beracun, tapi jika diolah dan dicampur dengan air garam, tanaman itu berubah menjadi racun gatal.
Orang itu setelah terkena panah putri Rena dia terjatuh dari atas pohon. Dia menggaruk seluruh tubuhnya yang terasa sangat gatal. Putri Rena mendekati orang itu.
"Gatal itu semakin lama rasanya akan semakin menyiksa jika kamu tidak segera meminum penawarnya", kata putri Rena.
"Hamba mohon maaf putri, tolong beri hamba penawarnya. Saya berjanji akan melakukan apa pun permintaan putri", kata orang itu sambil menggaruk - garuk seluruh tubuhnya.
" Aku pegang janjimu, jika kamu berani membohongiku, aku tidak segan - segan akan mencarimu dan menghancurkan seluruh keluargamu dan memberimu racun yang lebih mematikan. Oh ya setelah aku memberikan penawar racunku syaratnya tunjukkan jalan kami keluar dari hutan ini. Karena kami bertiga tersesat di hutan ini, dan juga aku minta tolong bantu membawa hasil buruan kami dan tolonglah salah satu teman kami yang mengalami cidera di kakinya!", titah putri Rena.
"Saya akan menerima semua syarat yang putri berikan", jawab orang itu.
"Siapa namamu, kamu harus datang jika sewaktu - waktu aku memanggilmu! ", kata putri Rena.
"Nama hamba Aric putri"
Putri Rena kemudian memberikan penawar racun itu. Penawar itu kemudian diminum oleh orang yang bernama Aric itu. Pangeran Deren dan pangeran Ramon pingsan setelah terbebas dari sihir ilusi tadi. Tak beberapa lama mereka sudah tersadar dari pingsannya. Tapi mereka tidak mengingat peristiwa yang barusan mereka alami. Mereka sempat bingung kenapa mereka berdua tidak mengingat apapun. Ya orang yang bernama Aric telah menghilangkan ingatan pangeran Deren dan pangeran Ramon ketika terkena sihir ilusi.
Aric menuntun putri Rena, pangeran Deren dan pangeran Ramon keluar dari hutan. Aric juga membantu membawa buruan yang tadi di peroleh pangeran Deren dan anggota kelompoknya. Sebenarnya pangeran Deren dan pangeran Ramon bingung, siapa orang yang baik hati mau membantu mereka itu. Khususnya menyembuhkan kaki pangeran Ramon yang sempat terkilir tadi.
Sekarang mereka berempat sudah berada di pintu masuk hutan tadi. Aric langsung minta ijin pergi setelah mengantar putri Rena, pangeran Deren dan pangeran Ramon.
Sorak sorai menyambut kedatangan pangeran Deren, pangeran Ramon dan putri Rena. Mereka semua kagum dengan hasil buruan yang mereka dapatkan. Seekor harimau yang besar dan seekor Rusa. Walaupun belum ditimbang, tapi mereka semua yakin kelompok putri Rena yang bakal memperoleh kemenangan dari pertandingan berburu tersebut. Mereka tadi sempat terbesit kekhawatiran karena kelompok putri Rena tidak kunjung keluar dari hutan.
Pangeran Helios langsung datang menghampiri putri Rena dan kelompoknya. Pangeran Helios bahkan memberikan selamat yang tulus kepada semua yang menjadi anggota kelompok putri Rena.
Putri Arumi melihat dari kejauhan kedatangan kelompok putri Rena. Dia sangat cemburu melihat pangeran Helios sangat memperdulikan putri Rena. Dia sangat marah rencananya mencelakai putri Rena gagal. Padahal dia sudah menyuruh pengawal kepercayaannya menghilangkan tanda di jalan yang dilewati putri Rena. Bahkan putri Arumi juga tahu, area yang di lewati putri Rena itu tempat tinggal penyihir yang berbahaya.
"Ah sial, gagal rencanaku hari ini untuk mencelakai putri Rena"
Putri Arumi melampiaskan kekesalannya di pinggir sungai, yang lumayan agak jauh dari akademi. Dia berteriak keras. Sehingga tanpa disadari putri Arumi, dia telah membangunkan sosok yang merupakan penunggu sungai tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
perbaikan tulisannya Thor