3 tahun menikah, Yusuf selalu bersikap dingin terhadap Hazel.
namun saat Hazel memutuskan untuk pergi, Yusuf seperti orang gila mengejar cinta sang istri mati-matian.
Ikuti kisahnya hingga akhir ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melepasmu
Drrrd Drrrd Drrrd
Dering ponsel berbunyi, memecah jalannya rapat yang berlangsung cukup serius. Yusuf menghela nafas berat begitu mengetahui telepon tersebut dari sang istri.
"Saya angkat telepon dulu." pamit Yusuf pada rekan bisnisnya.
"Silahkan pak Yusuf, santai saja." balas rekan bisnis Yusuf.
"Terima kasih atas pengertiannya." Yusuf tersenyum samar.
Kemudian pria itu berjalan agak menjauh sebelum akhirnya menerima panggilan telepon tersebut.
"Ada apa?" tanya Yusuf dengan dingin begitu panggilan itu terhubung.
"Mas, hari ini adalah hari ulang tahunku. Bukannya kamu sudah berjanji akan pulang cepat dan merayakannya denganku." Hazel mengingatkan dengan lembut.
"Ck, aku ini sedang ada rapat penting! Kalau tidak ada hal yang penting jangan hubungi aku lagi!" hardik Yusuf.
Tut Tut Tut
Panggilan telepon terputus. Hazel tertegun karna tak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut sang suami.
"Jadi menurutmu hari ulang tahunku tidak penting mas?" Hazel menatap nanar layar ponselnya. Hazel sudah terbiasa mendapat perlakuan dingin dari Yusuf, namun ucapan Yusuf kali ini terasa menusuk hatinya.
"Tidak papa Hazel, memangnya apa yang kau harapkan?" Hazel menguatkan dirinya sendiri. Mencoba menahan agar air matanya tak jatuh.
"Aku memang bukan istri yang dia inginkan, apa ini sudah waktunya untuk aku melepas mas Yusuf?" angan Hazel menerawang jauh ke masa lalu.
Flashback on
Tiga tahun lalu
Hazel terlihat bahagia memandangi pantulan dirinya di depan cermin yang terlihat begitu cantik dengan balutan gaun pengantin pilihan calon suaminya.
"Hazel, kau adalah pengantin tercantik yang pernah aku lihat." ucap Amara sang MUA yang dipercayakan untuk merias gadis itu.
"Terima kasih mbak." Hazel tersipu malu mendengar pujian tersebut.
"Dimana Zayn? Kenapa dia belum datang juga?" Hazel menatap jam di dinding kamarnya, sudah menunjukan pukul 16.45 petang. Sedangkan ijab kabul pernikahan mereka akan dilaksanakan pukul 17.00, sedangkan resepsinya akan diadakan pada malam hari.
"Mungkin jalanannya macet, kita tunggu saja ya." Amara yang merupakan kerabat jauh Hazel menenangkan.
"Iya mbak." Hazel mencoba berpikir positif.
30 menit berlalu, namun calon suami Hazel tak kunjung menunjukan batang hidungnya.
"Kenapa Zayn belum datang? Apa Zayn ingin membalasku karna selama ini aku selalu menolak cintanya?" Sebelum memutuskan untuk menerima lamaran Zayn, berulang kali Hazel memang pernah menolak pernyataan cinta dari calon suaminya itu.
"Atau terjadi sesuatu padanya?" Hazel tak bisa menyembunyikan kecemasannya lagi.
Untuk menghilangkan prasangka buruknya, Hazel memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari tahu apa yang terjadi pada Zayn.
Begitu keluar dari kamar, Hazel melihat sang ayah sedang marah-marah pada rombongan pengantin pria yang datang tanpa Zayn.
"Apa Zayn ingin mempermainkan putriku? Kenapa dia menghilang di hari pernikahannya sendiri?!" tanya Amar ayah kandung Hazel. Wajahnya sudah memerah karna amarah.
Melihat perdebatan mereka cukup panas, Hazel jadi urung mendekat.
"Sabar mas." ibu Hazel mencoba menenangkan suaminya.
"Maaf mas, kami juga tidak tahu apa yang terjadi pada Zayn. Tapi orang-orang kami sedang mencarinya." balas Abraham ayah Zayn.
"Lalu bagaimana dengan pernikahan ini? Kalau putriku sampai batal menikah, dia akan jadi bahan tertawaan orang dan akan sulit menemukan pria yang mau menikahinya lagi." tanya Amar dengan wajah gusarnya.
Seseorang yang batal menikah, memang akan dicap buruk di lingkungan mereka.
3000 undangan telah Amar sebar, akan ditaruh dimana muka Amar andai pernikahan ini dibatalkan.
"Kita tunggu sebentar lagi mas, mungkin Zayn sedang ada masalah di jalan." ucap Alena ibu Zayn.
"Aku tunggu sampai pukul 19.00 malam. Kalau Zayn tak datang juga, bagaimana kalau dia saja yang menggantikan Zayn untuk menikahi putriku." Amar menunjuk ke arah adik kandung Alena yang usianya hanya selisih 2 tahun saja dengan Zayn.
"Maaf pakde, tapi saya tidak bisa menikah dengan Hazel karna saya sudah memiliki tunangan." ucap Yusuf apa adanya. Setelah Zayn dan Hazel menikah, rencananya Yusuf dan tunangannya akan menyusul 2 bulan kemudian.
"Baru bertunangan saja kan? Bisa dibatalkan!" balas Amar.
Tak ada yang berani membantah ucapan Amar karna tak ingin membuat pria paruh baya itu lebih marah lagi.
Waktu dua jam yang diberikan Amar telah berlalu, dengan terpaksa Yusuf harus menikahi Hazel karna Zayn tak kunjung datang.
Flashback off
Drrrd Drrrd
Dering ponsel membuyarkan lamunan Hazel tentang masa lalunya.
Wanita bermata indah itu meraih tas tangannya kemudian pergi menuju restoran yang telah ia reservasi sejak beberapa hari yang lalu.
***
Sekitar pukul 21.00 malam, Hazel tiba di restoran tersebut. Seorang pelayan menyambut kedatangannya dengan ramah.
"Nyonya restoran kami akan tutup satu jam lagi, apa kue ulang tahunnya bisa disiapkan sekarang?" tanya pelayan restoran.
"Hem," Hazel menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Bibirnya tersenyum meski terlihat dipaksakan.
"Kalau begitu silahkan tunggu di sini, kami akan menyiapkan semuanya." sang pelayan membimbing Hazel untuk duduk di meja yang memiliki pemandangan langsung menghadap ke arah jalan raya.
Tak sampai lima menit, pelayan restoran tersebut sudah kembali denga membawa kue ulang tahun ditangannya.
"Selamat ulang tahun nyonya, semoga hidup anda senantiasa dilimpahi kebahagiaan dan semua keinginan anda terkabul." doa sang pelayan seraya menyalakan lilin ulang tahun untuk Hazel.
"Terima kasih." lirih Hazel.
Setelah pelayan restoran pergi, hazel meniup lilin ulang tahunnya dan memakan sedikit kue tersebut dengan air mata yang sudah mengembang.
Hazel menatap keluar jendela untuk mengalihkan kesedihannya, di luar sana masih terlihat ramai walau malam kian larut. Hazel bisa melihat orang-orang berlalu-lalang lewat jendela restoran.
"Loh, itukan mas Yusuf dan mbak Syifa." Netra Hazel tertuju pada 2 orang yang sangat dikenalnya.
Hati Hazel semakin terasa sakit kala melihat Yusuf memberikan kalung yang menjadi keinginannya pada mantan tunangannya itu.
"Jahat kamu mas, bukannya kamu tahu aku sangat menginginkan kalung itu, tapi kenapa kamu berikan pada orang lain." Hazel menggigit bibir bawahnya agar tangisnya tidak pecah.
"Jadi kamu tidak mau menemani aku merayakan ulang tahun karna menemui mbak Syifa?" Hazel sadar hubungannya dengan Yusuf tidak sedalam hubungan Yusuf dengan Syifa.
Andai dulu Hazel tidak hadir dianatara mereka, mungkin sekarang Yusuf dan Syifa sudah menikah dan mempunyai anak yang lucu-lucu.
Yusuf tidak pernah ingin punya anak dari Hazel.
"Baiklah mas, aku tidak mau egois lagi. Jika bersamaku tidak membuatmu bahagia, maka aku akan melepasmu." Hazel menatap nanar pada sang suami yang tertawa begitu lepas saat sedang bersama Syifa, saat dengan dirinya mana pernah Yusuf terlihat sebahagia itu.
Bersambung.