Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Keluarga
Senja yang indah di Beijing disambut oleh persiapan yang sibuk di kediaman Luis dan Ellena. Hari ini adalah hari yang istimewa, pertemuan dua keluarga besar, Zhang dan Qin, akan berlangsung.
Ellena dan Luis akan menghadiri makan malam keluarga di salah satu hotel bintang lima milik keluarga Qin. Ellena, tidak sabar untuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan kakek tercintanya.
Ellena berdiri di depan cermin besar di kamarnya, mengenakan gaun hitam elegan yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Gaun tersebut menampilkan sisi anggun dan mempesonanya, dengan hiasan permata di bagian leher yang memberikan sentuhan kemewahan. Dia memoles bibirnya dengan lipstik merah muda, menambahkan sedikit perona pipi, dan meluruskan rambutnya yang berkilau.
Saat ia berbalik untuk mengambil sepatu hak tinggi, pintu kamarnya terbuka, dan Luis masuk dengan langkah tenang. Ellena tertegun melihat suaminya. Luis mengenakan setelan hitam pekat yang menonjolkan tubuh atletisnya. Vest V-neck hitam tanpa kemeja memamerkan otot lengannya yang dihiasi tribal tatto yang menjalar dari dada hingga tangan kiri. Tangan kanan Luis berada di saku celananya, sementara tangan kirinya menenteng jasnya dengan santai.
"Sudah siap?" tanyanya dengan suara datar, tatapannya tetap dingin.
Ellena butuh beberapa detik untuk menguasai dirinya sebelum menjawab, "Ya, aku sudah siap. Kau terlihat... sangat tampan malam ini." Ellena memberikan pujian pada suaminya.
Luis hanya mengangguk singkat, tanpa memberikan komentar. "Ayo, kita harus segera berangkat." ucapnya dan dibalas anggukan oleh Ellena.
Mereka berdua keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan, Ellena tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia terus berbicara tentang bagaimana ia merindukan keluarganya, betapa ia tidak sabar untuk bertemu dengan kakek William yang selalu memberinya semangat. Luis, di sisi lain, hanya mendengarkan dengan tenang, tanpa menunjukkan antusiasme sedikit pun.
Setibanya di hotel milik keluarga Qin, mereka disambut oleh suasana megah dan elegan. Lobi hotel yang luas dipenuhi dengan cahaya lampu kristal yang memukau, sementara para staf hotel yang berpakaian rapi menyambut mereka dengan hormat.
"Kita akan bertemu mereka di restoran di lantai atas," kata Luis singkat.
Mereka menaiki lift menuju lantai atas, dan setibanya di restoran, mereka disambut oleh keluarga besar mereka. Ellena segera berlari kecil menghampiri ibunya, Alexandra Qin, dan ayahnya, Robert Qin, serta kakeknya, William Qin. Mereka berpelukan hangat, terlihat jelas betapa mereka merindukan satu sama lain.
"Ellena, sayang, kau terlihat sangat cantik malam ini," kata Alexandra dengan senyuman hangat.
"Terima kasih, Ma," jawab Ellena dengan gembira. "Aku sangat merindukan kalian semua."
Sementara itu, Luis berjalan mendekati kedua orang tuanya, Nicholas dan Chaterine Zhang. Ibu Luis, Chaterine, segera memeluknya dengan penuh kasih sayang.
"Luis, kau baik-baik saja?" tanya Catherine dengan suara lembut.
"Ya, Ma," jawab Luis singkat, sambil memberikan senyuman tipis.
Nicholas, ayah Luis, menepuk bahunya dengan bangga. "Kau selalu bisa diandalkan, Lu."
Luis hanya mengangguk sebagai tanggapan. Di antara mereka, hadir juga kakek Valentino yang duduk di kursi roda. Luis menghampirinya dan memberi salam dengan penuh hormat.
"Bagaimana kabarmu, Kakek?" tanya Luis.
"Kakek baik, Lu. Kami sudah menunggu kalian dari tadi, dan akhirnya kalian datang juga," jawab Valentino dengan senyuman hangat.
Mereka semua kemudian duduk di meja makan besar yang sudah disiapkan dengan mewah. Makanan lezat disajikan, dan percakapan mulai mengalir. Suasana makan malam dipenuhi dengan tawa dan cerita-cerita nostalgia dari masa lalu. Meskipun Luis tetap dengan sikap dinginnya, ia tetap berperilaku seperti suami yang penyayang di depan keluarga besar mereka, memperhatikan Ellena dengan cara yang halus namun terlihat penuh kasih.
Di tengah makan malam, Luis tak sengaja melihat senyum manis Ellena saat berbicara dengan kakeknya. Ada sesuatu dalam senyum itu yang membuat Luis merasakan debaran aneh di dadanya. Namun, Luis dengan cepat menepis perasaan itu dan kembali fokus pada makanannya.
Ketika makan malam hampir selesai, Chaterine, mengajak Ellena untuk berbicara sebentar. "Ellena, bisakah kau menemaniku sebentar? Aku ingin menunjukkan sesuatu."
"Tentu, Ma," jawab Ellena dengan senyum cerah. Mereka berdua meninggalkan meja makan dan berjalan menuju taman kecil di belakang restoran.
Sementara itu, Luis tetap duduk di meja, berbicara dengan ayahnya tentang pekerjaannya. Percakapan mereka selalu to the point, tanpa basa-basi.
"Bagaimana dengan pekerjaan mu?" tanya Nicholas.
"Semuanya berjalan lancar, Pa. Tidak ada masalah yang signifikan," jawab Luis dengan suara datar.
Nicholas mengangguk puas. "Bagus, teruskan pekerjaan yang baik."
Tidak lama kemudian, Ellena dan Chaterine kembali ke meja. Ellena tampak lebih ceria setelah berbicara dengan ibu mertuanya. Mereka semua melanjutkan makan malam dengan suasana yang lebih hangat dan akrab. Meskipun ini pertama kalinya Ellena berkumpul dengan keluarga Zhang, tapi dia langsung bisa beradaptasi.
.
.
Setelah makan malam selesai, mereka beranjak dari meja makan dan menuju lobi hotel. Keluarga besar Zhang dan Qin saling berpamitan dengan hangat. Ellena memeluk ibunya, ayahnya, dan kakeknya dengan penuh kehangatan.
"Kakek, aku akan segera mengunjungi kalian lagi," janji Ellena. "Aku pasti akan sangat merindukan kalian,"
"Kami akan selalu menunggumu, sayang," jawab William Qin dengan senyuman yang selalu menangkan hati Ellena.
Luis, dengan sikapnya yang tetap dingin, memberikan salam perpisahan yang sopan kepada keluarga besar mereka. "Terima kasih atas makan malamnya. Kami akan segera berkunjung lagi."
Keluarga Qin mengangguk dengan senyuman. "Kami menantikan kedatangan kalian," kata Alexander dengan hangat.
Setelah perpisahan yang hangat, Luis dan Ellena kembali ke mobil mereka. Di dalam perjalanan pulang, Ellena masih tampak ceria, membicarakan betapa indahnya malam itu.
"Kau tau? Malam ini begitu luar biasa, aku sangat bahagia karena bisa bertemu dengan mereka semua. Malam ini benar-benar istimewa," kata Ellena dengan senyum manis yang menghiasi bibirnya. "Terimakasih."
Luis hanya mengangguk singkat, matanya tetap fokus pada jalan di depan. "Hm, sama-sama."
Ellena menatap suaminya dengan tatapan yang sulit dijelaskan, merasa ada sesuatu yang lebih dalam pada pria dingin ini yang mungkin belum sepenuhnya ia pahami. Namun, ia bahagia atas momen-momen kecil yang menunjukkan bahwa Luis peduli, meskipun dengan caranya yang dingin dan to the point.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, akhirnya mereka tiba di rumah dengan perasaan yang campur aduk. Ellena merasa bahagia dan puas, sementara Luis tetap tenggelam dalam pikirannya sendiri, mencoba memahami perasaan yang muncul sejenak saat melihat senyum manis Ellena.
Dalam diam, mereka berdua menyadari bahwa pernikahan mereka mungkin lebih dari sekadar kesepakatan keluarga, tetapi sebuah perjalanan panjang untuk saling memahami dan menemukan cinta di balik sikap dingin dan misterius.
***
Bersambung
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️