Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Tak tak tak
Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga, bik Idah yang sedang meletakkan piring di meja makan menoleh kearah sumber suara tersebut.
“Wah bibik masaknya banyak banget” Luna heran dengan banyaknya lauk yang ada di meja makan.
“He…he…he…, iya non buat menyambut Mas Saga” sahutnya tertawa.
Saga tersenyum mendengar perkataan bik Idah, kemudian ia duduk dan menyantap makanan yang tersedia di meja.
“Masakannya enak bik” ungkap Saga sembari mengacungkan jempolnya.
“Ah Mas Saga bisa aja” tutur bik Idah malu.
Tak berselang lama Luna selesai makan ia bahkan tidak menghabiskan makannya.
Bik Idah yang melihatnya kemudian bertanya “kok nggak di habisin non makanannya?”.
“Udah kenyang bik” jawabnya sambil berjalan kembali ke kamarnya.
Saga yang masih makan hanya menatap Luna sampai ia tidak terlihat lagi dari pandangannya.
“Non Luna kenapa ya? kayaknya nggak suka kalau Mas Saga tinggal disini” gumam bik Idah.
Kring…Kring...
Terdengar suara alarm jam berbunyi dari ponsel Luna, membuat tidurnya terusik. Ia mulai meraba-raba mencari keberadaan ponselnya yang di letakkan tidak jauh dari dirinya, “jam berapa sekarang?” oh jam 7, tunggu jam 7 ah sial kenapa bisa kesiangan sih” keluhnya sendiri, ia bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi ia melengkapi penampilannya memakai celana jeans yang di padu padankan dengan kaos dan membiarkan rambutnya yang panjang terurai, tetap terlihat cantik dengan pakaian yang sederhana.
“Bik aku berangkat ya”
“Nggak sarapan dulu non?” tanya bik Idah.
“Ntar aja bik di kampus” kemudian ia menjalankan motornya.
“Luna udah berangkat bik?” tanya Saga mengagetkan bik Idah.
“Mas Saga ngagetin aja, udah Mas barusan aja” sahut bik Idah
Kemudian Saga berangkat kerja, di perjalanan ia melihat Luna yang berhenti di pinggir jalan lalu dengan cepat ia menghentikan mobilnya.
“Kenapa Lun motornya? mogok?” tanya Saga.
“Udah tau mogok pake tanya lagi” ungkapnya kesal.
“Tinggal aja motornya, ntar aku nyuruh Tommy bawa motor kamu ke bengkel, ayo aku anterin kamu ke kampus”
“Nggak usah, aku naik ojol aja” tolaknya, ia tidak mau satu mobil dengan Saga.
Saga turun dari mobil, kemudian menarik tangan Luna dan memasukkanya ke dalam mobil.
“Iiih maksa banget sih” ujarnya yang sudah berada di dalam mobil.
Saga hanya tersenyum melihat Luna yang terlihat kesal, tak lupa ia menelepon Tommy dan menyuruhnya membawakan motor Luna ke bengkel.
Selang beberapa saat hampir tiba di kampus.
“Turun di situ aja Mas” ucap Luna sambil menunjuk ke sebuah halte bus yang tidak jauh dari kampus.
“Kenapa nggak sampe kampus aja sih” ujarnya heran.
“Nggak” jawabnya singkat, kemudian ia keluar dari mobil dan berjalan ke kampus.
Saat Saga akan melajukan mobilnya ponselnya berdering yang ternyata dari Tommy, asistennya itu memberitahukan bahwa motor adik tirinya sudah di bawa ke bengkel dan sedang di perbaiki.
Luna yang terlihat sedang berjalan ke kampus membuat teman kampusnya merasa heran.
“Kemaren bawa mobil sekarang jalan kaki, motor lo kemana Lun?” celetuk teman kampusnya yang melihat.
“Tadi mogok dijalan” balasnya sambil terus berjalan menuju kelas.
Ketika akan masuk kelas terdengar suara Cheryl memanggilnya.
“Luna” teriaknya sembari berjalan mendekat dan kemudian
merangkul pundak Luna
“Gue tadi liat lo turun dari mobil di halte deket kampus, siapa yang nganterin? Kakak tiri lo yang ganteng itu ya? Sekarang udah akrab nih, kok nggak sampe kampus sih nganterinnya, lo takut ya ntar di tanyain macem-macem sama temen-temen” Cheryl terus saja mengoceh tanpa berhenti membuat Luna pusing mendengarnya.
“Stop!” teriak Luna sembari menutup mulut sahabatnya dengan satu jarinya. Cheryl pun langsung terdiam dan menutup mulutnya rapat-rapat.
“Gimana gue mau jawab kalo lo ngomong terus kaya kereta express” ujarnya yang membuat Cheryl tertawa.
“Iya tadi gue di anter Mas Saga karena motor gue mogok”
“Pulangnya di jemput juga nggak?” Cheryl yang penasaran terus bertanya.
“Ya nggak lah dia kan sibuk, lagian gue kan bisa pulang naik ojol, atau lo aja deh yang nganterin gue pulang ya…ya…” rengek Luna pada sahabatnya.
“Gue pikir-pikir dulu yah”
“Lo tuh sahabat gue bukan sih”. Cheryl hanya tertawa melihat ekspresi Luna yang kesal, kemudian mereka masuk ke dalam kelas dan duduk di tempat mereka biasa duduk yaitu kursi paling belakang.