Gadis SMA bernama Monday , 16 tahun seorang yatim piatu. Sebatang kara dan harus mengais rejeki sendiri.
Dia tak ingin mengemis, namun dia harus berusaha mendapatkan uang lewat tarian kecilnya dibawah rambu lalu lintas.
Bisakah Monday bertahan? Bangkit dimasa sulit untuk mencapai impiannya. Akankah ia mampu meraihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By Amnesia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbaur
Esok Hari pukul 05.00 pagi.
Kriiiiinggg ...
Bunyi alaram panjang dari jam kecil, membangunkan Monday yang masih terlelap tidur. Dia segera meraih jam yang ada diatas nakas, yang terletak disamping kanan tempat tidur Monday
Monday tak sanggup beranjak dari kasurnya. tubuhnya terasa berat karena kelelahan. Karena alasan itulah, mengapa pagi ini dia terpaksa harus merelakan penghasilannya sebagai kuli panggul. Namun pagi ini dia musti berangkat sekolah.
Segera dia duduk sebentar dan merentangkan kedua tangannya untuk menarik urat dan berkata
"Semangat.. Happy Monday," Monday selalu mengatakan hal itu, agar dirinya selalu merasa happy dan tidak terbebani.
Satu jam ia lalui dengan mencuci baju dan membersihkan rumahnya yang kecil. Setelah itu Monday siap berangkat dengan penuh semangat. Saat hendak mengunci pintu, Ibu RT mengejutkannya dari belakang.
"Pagi Monday," sapa Bu RT dengan senyum.
"Astaga, pagi Bu, maaf Saya terkejut, oh ada perlu apa Bu, ayo silahkan masuk," Monday menyapa balik, kemudian membuka kembali pintu rumahnya dan mempersilahkan Bu RT masuk kedalam.
"Maaf ya mon, pagi-pagi sudah kemari. Belum terlambat kan? " ucap Bu RT.
"Oh tidak apa-apa Bu. Masih ada waktu, baru Jam 6 pagi," sahut Monday tersenyum.
Sambil menyodorkan amplop berwarna cokelat dari tas, Bu RT berkata "Mon, ini upah jasa kamu kemarin, terimakasih sudah membantu dan banyak tamu-tamu saya yang terhibur karena penampilan kamu. Mereka sangat senang sampai memuji mu loh. Ini terima ya, jangan dilihat dari nominalnya ya, maaf kalau sedikit. "
Monday menerimanya, kemudian ia membuka sebagian amplop itu. Sepasang mata Monday terbelalak betapa terkejutnya dia melihat segepok uang yang ada ditangannya.
"Ibu RT ini banyak sekali. Ini lebih dari cukup. Saya tidak pantas mendapatkan uang sebanyak ini, karena saya masih pemula," Monday merasa sungkan.
"Mon, ini memang tarif jasa penyanyi yang sebelumnya saya sewa, namun karena dia terkena musibah maka itu sudah jadi rejekimu. Uang 3,5 juta ini bisa kamu pergunakan untuk biaya hidup dan sebagian bisa kamu belikan Handphone, agar mudah menghubungimu. Ibu juga sudah merekomendasikan kamu ke teman-teman dan kerabat ibu. Itu adalah langkah awal kamu. Mencari pengalaman dari hal kecil menjadi besar. Suatu saat Kamu akan sukses! Ibu yakin itu," ucapan dan nasihat dari Ibu RT ada benarnya.
Namun Monday ragu untuk menerimanya. Ibu RT mengerti maksud Monday, ia lalu memberikan nasihat lagi. "Ibu tahu saat ini kamu butuh uang. Tapi tidak baik loh menolak uang yang memang itu adalah hak kamu, itu rejeki kamu dari Allah melalui Ibu. Terima ya nak?" Ibu RT mengusap pelan punggung Monday.
Monday merasa beruntung memiliki tetangga sebaik Bu RT. Monday menitikkan air mata, ia terharu masih ada tetangga yang sayang kepadanya.
"Terimakasih Ibu.. sekali lagi terimakasih atas kebaikan Ibu RT," Monday lalu mencium tangan Bu RT dan memeluknya seperti dia memeluk Ibunya sendiri.
****
Disekolah tepat pukul 06.45.
Murid-murid masih berkeliaran dihalaman sekolah. Anak laki-laki ada yang bermain sepak bola dan ada yang bermain basket.
Sedangkan anak Perempuan kebanyakan nongkrong dan bergerombol di kantin dan ada juga yang menjadi penonton sepak bola.
Monday sampai disekolah dengan hati berbunga-bunga, dia ingin menceritakannya pada sahabat wanitanya, namun ia tak punya. Sahabat dikelas yang ia miliki hanyalah Miftah tapi akan canggung karena Miftah itu laki-laki.
Lalu dia teringat pesan Friday untuk tidak terkunci di suatu kotak. Dia harus bersosialisasi. Monday akhirnya menyapa teman-teman yang tidak dia kenal. Menyapa orang-orang yang ia lewati dari kelas IPS hingga kelas IPA. Bisa dikatakan Monday sedang melakukan hal yang dengan istilah jaman sekarang 'SKSD' Sok Kenal Sok Dekat.
" Hallo , Vita, hallo Siti, Sam,, Virgo hai, hmm Monic hallo, " haha hati kecil Monday tertawa kecil.
Hari ini dia sangat bahagia hingga tak perduli betapa malunya saat dia menyapa teman-temannya. Sedangkan teman-teman yang sebelumnya mereka tidak pernah menyapa hanya menatapnya dengan bingung.
"Kurang minum vitamin ya lu, haha" tegur Monic anak kelas IPS sambil tertawa.
"Ya sepertinya," Ucap Monday.
Kemudian Siti datang, anak kelas IPS juga "Wah kayaknya ada yang lagi happy nih. Cerita dong." ucap Siti.
"Aku anak IPA, tapi kok tau sih aku lagi happy, kamu peramal ya hehe," canda Monday.
"Apaan sih hahahaha" Mereka pun tertawa dan tertawa karena candaan Monday sangat garing.
Melihat itu beberapa anak perempuan lainnya ikut bergabung bersama Monday. Mereka semua dari kelas IPS . Anak IPS memang asik dan gampang bergaul. Hanya dalam semenit Monday sudah mulai mengenal mereka.
Namun sayangnya, obrolan seru mereka harus berakhir, sudah waktunya untuk masuk kelas.
"Mon, nanti main lagi ya, kita tunggu di kantin," ajak Monic.
Siti, Vita dan Virgo juga ikut mengajaknya. Mereka ingin mengenal Monday yang jago menari tarian tradisional itu.
"Oke, nanti aku ke kantin. Bye." Monday berlalu dan berlari kecil menuju kelasnya yang berada ujung gedung lantai dua.
Sambil menunggu Guru datang, Monday melakukan hal yang sama pada teman-teman IPA nya. Mencoba menyapanya dan sok kenal.
"Hai Devi, kemarin ada Catatan apa? aku pinjam dong," tanya Monday pada Devi, temannya yang duduk di belakang.
"Ada catatan Fisika dan PR matematika, tapi catatannya dirumah tuh." jawab Devi ketus.
Sepertinya akan susah bergaul dengan orang-orang dikelas Monday. Berbeda dengan kelas sebelah, kelas 11 IPA2 meskipun mereka fokus terhadap pelajaran namun mereka juga gampang berteman. Dikelas ini hanya Miftah yang bisa ia ajak bergaul dan ngobrol bareng . Namun sepertinya Miftah tidak masuk sekolah.
Suasana pelajaran disini makin membosankan. terutama teman-teman yang bersikap acuh tak acuh. Monday tak sabar menunggu waktu istirahat. Ada teman-teman baru yang akan menunggunya di kantin.
****
Istirahat pertama yang ditunggu -tunggu pun datang juga. Monday segera berlalu meninggalkan kelas, menuju kantin. Dia melewati kelas 11 IPS 3 kelasnya Friday. Monday mengintip kedalam kelas mencari Friday, dia ingin mengembalikan uang yang pernah di pinjam sebelumnya.
"Woy cari siapa Lu," sahut Mia.
"Friday mana ya? " tanya Monday,
"Katanya simpanan, masak ga tau sih. Hari gini tuh kan ada HP, telephon dong." sahut Lolli sahabat Mia.
"Lolli kamu lupa ya, Monday kan sekarang sudah miskin mana punya uang untuk beli HP, haha" cibir Mia yang mulai menghina status Monday.
Monday menghindar dan pergi begitu saja, dia tak ingin terjadi pertengkaran.
***
Dikantin
Monic dan Virgo sudah memesan minuman, Monday datang dan begabung dengan mereka, disusul Siti kemudian.
"Hai.. Monday, duduk sini deh. Mau minum apa? makan apa nih menunya." sodor Monic.
"Es Teh dan nasi goreng aja deh," jawab Monday, Siti juga memesan menu yang sama.
Sambil menunggu pesanan datang. Mereka mengobrol sambil tertawa. Virgo yang ternyata adalah pacarnya Monic mulai memasang wajah sedih, dia berkata,
" Ayahnya Friday, kemarin meninggal dunia."
Perkataan Virgo membuat Monday dan teman-teman lain tersentak.
"Innalilahi wa innailaihirojiun," ucap mereka bersamaan
"Meninggalnya karena apa?" tanya Monic.
"Serangan jantung, beb. Waktu aku pulang sekolah, papa langsung ngajak aku buat ngelayat ke tetangga di blok belakang rumah. Aku baru sadar ketika sampai disana, ternyata itu rumahnya Friday, yang meninggal adalah Ayahnya."
"Kita sama sekali gak tahu kabar itu, gimana kalau nanti kita kerumahnya," usul Siti.
"Ide bagus, Aku ikut!" ucap Monday.
Semua lalu setuju untuk pergi ke rumah Friday saat pulang sekolah.
Semangat kak Wen, lanjut baca karyamu yg lain...
salam,