Kembalinya Cinta Sejati

Pagi ini Sasya sudah bersiap untuk kembali bekerja dan bukan di tempat lamanya namun dia bekerja di tempat baru dan sudah pasti semua akan di mulainya dai nol.

" Mudah mudahan Gue bisa bekerja dengan baik di tempat baru ini " gumamnya dan berjalan mengambil tas di atas meja.

Sasya keluar kontrakannya dengan sudah ada Ojek Online yang menunggunya.

-

Tidak berbeda jauh dengan Lio, pagi ini dia pun tengah bersiap namun tidak seperti biasanya karena hari ini Lio sedikit lebih siang ke kantor karena memang tubuhnya yang sedikit kurang fit.

" Astaga kenapa tubuh gue, kepala gue pun sedikit pusing namun gak mungkin gue gak ke kantor. Pagi ini ada meeting dengan semua staff ". Gumamnya dan langsung mengambil jas dan memakainya.

" Selamat pagi Tuan " Sapa Maria seperti biasanya

" Pagi Maria " Ucap Lio duduk untuk menikmati sarapan paginya

" Maaf Tuan, Apa anda sedang kurang enak badan "

" Ya Maria dan kepala saya sedikit pusing "

" Apa perlu Saya panggilkan Dokter Tuan "

" Tidak perlu, Saya tidak apa apa " Ucapnya beranjak

" Tuan akan tetap bekerja, Apa tidak istirahat saja Tuan "

Lio tidak menjawab dan hanya menatap Maria,,

" Maaf Tuan " Ucap Maria menunduk

Lio kembali berjalan dan menuju mobilnya.

Sifat Lio memang sedikit keras kepala, dan tidak ada seorang pun yang bisa menahan keinginannya selain Biyanka dan Sasya kekasihnya dulu.

-

Sasya menatap gedung tinggi Bertuliskan Royal Grup, Sebuah Perusahaan Bonafit yang menjadi cita cita hampir semua orang untuk bisa bekerja di sana namun kini dirinya malah bisa bekerja di sana.

Sasya menarik napasnya dan dia berjalan masuk,,

" Selamat pagi Mba " Ucap Sasya kepada salah seorang Resepsionis

" Selamat pagi,, Ada yang bisa saya bantu "

" Saya Sasya dan Saya karyawan baru di sini "

" Sasya " Ucap Bagas yang juga baru sampai

" Selamat Pagi Pak Bagas " Sapa resepsionis

" Pagi " Ucap Bagas tersenyum

" Kita langsung masuk ke dalam dan Saya akan menunjukan ruangan kamu " Lanjutnya dan Sasya mengangguk

Sasya mengikuti Bagas masuk dan berjalan menuju Lift untuk menuju dimana ruangannya nanti.

Sasy menatap Bagas yang menekan tombol angka 17 dan itu merupakan lantai dimana ruangannya.

Ting,,

Pintu Lift terbuka dan mereka berjalan keluar.

" Ini meja kerja Kamu, dan ini ruangan Tuan Lio" Ucap Bagas

" Namun sepertinya Tuan Lio belum datang, Kamu bisa lebih dulu menyiapkan pekerjaan kamu " Lanjutnya

" Baik Pak Bagas "

" Saya ke ruangan dulu, kalau ada sesuatu bisa kamu tanyakan kepada Saya "

" Iya Pak "

Bagas tersenyum dan menuju ruangannya yang berada tepat di depan meja kerja Sasya.

Sasya meletakan tasnya dan mulai menyalakan Laptopnya.

Pekerjaannya saat ini tidak membuatnya bingung karena memang dirinya sudah pernah bekerja di perusahaan lamanya.

Sasya langsung berdiri saat melihat laki laki yang berjalan menuju arahnya dan sudah pasti dia merupakan bosnya.

" Selamat pagi Tuan " Sapanya dengan sedikit menundukan tubuhnya

Lio berhenti dan menatapnya,,

" Kamu sekertaris baru di sini " Ucapnya

" Iya Tuan " Ucap Sasya tersenyum

Lio menatapnya,, rasanya sangat tidak asing dengan sorotan matanya juga senyuman di wajahnya.

" Selamat pagi Tuan " Ucap Bagas yang sudah berada di sana

Lio menggeleng,,

" Ya Pagi " Ucapnya masuk ke dalam ruangannya.

" Sasya, kamu siapkan semua berkas yang perlu di tanda tangani Tuan Lio dan bawa ke ruangannya " Ucap Bagas

" Baik Pak Bagasi "

Sasya langsung membawa beberapa berkas dan membawanya menuju ruangan Lio..

Tok,, tok,, tok,,

" Masuk " Ucap Lio dari dalam

" Permisi Tuan " Ucap Sasya berjalan masuk

" Ini beberapa berkas yang perlu Anda tanda tangan " Lanjutnya dengan meletakkannya di atas meja

Lio membukanya dan mulai menandatangani nya,,

" Kamu siapkan berkas yang di perlukan untuk meeting siang ini " Ucap Lio memberikannya

" Baik Tuan " Ucap Sasya menerimanya dan tidak sengaja dia menatap wajah Lio yang sedikit pucat

" Maaf Tuan,, Wajah Anda pucat Apa perlu saya buatkan teh " Ucapnya dan Lio menatapnya,,

" Ma- Maaf Tuan,, Saya permisi " Lanjutnya berjalan keluar

Lio terus menatapnya,,

Matanya sungguh sangat tidak asing dengannya bahkan terasa sangat dia kenali namun Lio sendiri merasa bingung seperti siapa sorot mata Sasya.

Lio memijat pelipisnya yang memang terasa sedikit pusing.

Dia pun menghela napasnya dan kembali fokus dengan pekerjaannya.