Kalian tahu bagaimana rasanya ketika kita dijadikan korban hanya untuk sebuah tujuan licik??
Itulah yang dirasakan oleh Karina, gadis baik dan cantik yang dijadikan tumbal untuk menikahi pria idiot namun kaya raya. Tak satupun saudari karina yang mau menikah dengan tuan muda itu sampai keputusan sang ayah dimana Karina si bungsu yang harus menikahinya demi mencegah kebangkrutan perusahaan mereka. Namun siapa sangka sebuah kebenaran terbongkar sehingga membuat kehidupan karina dan keluarga liciknya berubah.
Penasaran dengan kisah nya???
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😊
Follow Instagram aku @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanggal Pernikahan
Malam hari setelah membantu jayden untuk tidur, karin pergi dari kamar jay untuk tidur di kamar tamu yang sudah diberitahukan oliv sebelumnya. Dengan pelan karin memindahkan tangan jay yang memeluknya namun nihil Jay malah semakin menariknya lebih dekat.
Astaga senam jantung lagi deh
Karin menahan nafasnya melihat wajah Jay sedekat ini, wajah tampan dengan mata yang kecil, bibir tipis dan hidung mancung membuat wajahnya terlihat bak dewa Yunani.
Karena tidak mau membangunkan Jay Karin memutuskan untuk tidur di sebelah jay, dengan susah payah akhirnya karin tertidur.
Keesokan harinya Karin merasa ada yang mencubit pipi nya, perlahan ia mengerjapkan matanya dan terkejut melihat Jay sedang tersenyum sambil terus mencubit nya.
"J-Jay apa yang kau lakukan?" Tanya karin memposisikan tubuhnya duduk.
"Kau lucu sekali ketika sedang tidur" Ucap jay menunjukan deretan giginya yang putih dan bau mint padahal ia belum mandi.
"Ini sudah siang Jay, kau mandilah aku juga akan mandi" Tutur Karin ingin turun dari ranjang namun dihentikan oleh Jay.
"Ayo kita mandi bersama" Ajak Jay dengan polosnya.
Tarik sist semongko, dia ngajak mandi bareng??
"Jay maaf tidak bisa" Tolak karin.
"Kenapa?" Tanya Jay dengan raut wajah sedih.
"K-Karena itu, aku sudah ditunggu mommy di bawah" Jawab karin berbohong.
"Aku akan katakan pada mommy untuk menunggumu sampai kita selesai mandi" Ujar Jay kemudian turun dari ranjang dan pergi keluar kamar.
"Jay tunggu??" Panggil karin namun tak dihiraukan oleh jay.
Karin menyusul jayden yang sudah berlari ke lantai bawah dimana kamar rose dan abra berada.
Tok tok tok
"Mommy, Daddy??!!" Panggil jayden sambil menggedor-gedor pintu kamar orang tuannya.
"Tuan muda, anda membutuhkan sesuatu?" Tanya pak ratim yang datang karena mendengar suara teriakan jayden.
"Dimana mommy dan Daddy? aku mau bicara pada mereka?"Tanya jayden.
"Tuan dan nyonya besar sedang pergi olahraga tuan, apa yang anda butuhkan?" Jawab pak ratim diakhiri pertanyaan.
"Aku ingin mandi bersama karin tapi dia menolak karena mommy dan Daddy sudah menunggunya, Karena itu aku ingin bicara pada mereka"Jawab jayden dengan nafas ngos-ngosan karena berlari dari lantai 2.
Pak Ratim diam mendengar ucapan tuan mudanya itu, tak lama karin datang menghampiri mereka berduaan. Karin memberi isyarat pada pak ratim untuk membantunya menolak permintaan jayden.
"Karin, mommy dan Daddy sedang keluar jadi kita bisa mandi lebih dulu sebelum mereka kembali" Ujar jayden menarik pergelangan tangan karin.
"Tuan muda anda tidak bisa mandi bersama nona Karin" Cegah pak ratim.
"Kenapa?" Tanya jayden dengan mimik wajah bocah.
"Karena nona Karin akan mengambil mainan bebek anda" Jawab pak ratim.
"Benarkah itu?" Tanya Jayden pada karin.
"Iya, aku akan mengambil bebek yang ada di kamar mandi mu" Jawab karin.
"Kalo begitu jangan mandi bersamaku" Desis jayden menepis tangan karin kemudian berlari ke kamarnya.
"Pak terima kasih banyak" Ucap karin menunduk sedikit.
"Tidak masalah nona, saya permisi" Balas pak ratim pergi menyusul Jayden untuk mengurusnya.
Pukul 10:00 rose dan abra sudah kembali dari olahraga pagi mereka namun mereka tidak kembali berdua melainkan bersama monic dan adijaya.
"Mommy??!!!"Jayden berlari ke arah rose dan memeluknya.
"Jay, bagimana pagimu hari ini?" Tanya rose pada putra semata wayangnya.
"Menyenangkan mommy" Jawab Jayden. " Karin menemaniku bermain, aku suka padanya aku akan memberikan semua permen dan coklat yang aku punya untuknya" Ucap Jayden lagi dengan bahagia.
"Berikan sayang, karin suka makanan manis" Tutur abra.
"Astaga dia memang tampan tapi tingkahnya melebihi anak kecil. Untung Karin yang menikah dengannya bukan anak-anakku" Batin Monic yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Jayden.
"Kalian siapa??" Tanya Jayden menunjuk monic dan adijaya.
"Kami, kami mamah dan papah nya karin" Jawab adijaya lembut semata hanya didepan tuan dan nyonya Winata.
"Benarkah??"Tanya Jayden diangguki keduanya.
"Mommy dan Daddy kalian sudah kembali?" Suara karin yang baru dari kamar Jay untuk mengambilkan mainan.
"Karin sayang kamu betah ya tinggal disini, sampai lupa sama orang tuanya" Ucap monic kemudian memeluk karin.
"Hmmm iya mah, disini terasa sangat nyaman tanpa ada sandiwara apapun" Balas karin berbisik membuat Monic mengepalkan tangannya.
"Karin, apa mereka orang tuamu?" Tanya jayden.
"Hmm mungkin" Jawab karin. "Eh maksudnya iya tentu saja" Sambung karin tersenyum.
"Ayo kita bermain lagi" Ajak Jayden menarik tangan karin.
"Jay mommy ingin bicara pada karin, kamu main dulu sama lily dan oliv ya" Cegah rose dengan lembut.
"Tapi mommy...,"
"Hanya sebentar sayang" Tutur abra.
"Lily, oliv??" Panggil rose dan tak lama kedua pelayan pribadi tuan muda datang.
"Ajak Jay main ya, saya mau bicara sebentar sama Karin" Tutur rose pada keduanya.
"Baik nyonya" Keduanya membawa Jayden ke kamar untuk main.
Karin duduk di dengan diapit oleh kedua orang tuanya, sedangkan rose dan abra duduk di sebrang mereka. Suasana terlihat sangat canggung sebelum akhirnya abra membuka suara.
"Karin kamu benar benar siap menikah dengan Jayden dengan segala kekurangan yang ia miliki?" Tanya abra pada karin.
"Iya dad, aku siap menerima dan berdampingan dengan Jay meski apapun kondisinya" Jawab karin mengangguk.
"Karin sayang, kamu adalah wanita yang baik maaf jika kamu harus ditakdirkan mendapat pria seperti Jay. Mommy menaruh harapan besar sama kamu untuk bisa menjadi istri yang selalu setia pada Jay, jika kamu memang sudah siap menerima jay kami akan menetapkan tanggal pernikahan Kalian" Ucap rose dengan lembut.
"Iya mommy aku sudah sangat siap, mommy tidak perlu meminta maaf karena disini tidak ada yang bersalah aku percayakan semuanya pada takdir. Yang aku tahu nanti adalah Jay suamiku" Balas karin menatap rose dengan sayang.
"Adijaya katakan pada putrimu" Tutur abra.
"Karin, kami sudah memutuskan lusa adalah pernikahan mu dan Jayden. Mengusung tema sederhana dan hanya beberapa kerabat yang datang" Ucap adijaya menjelaskan tanggal pernikahannya.
Karin memejamkan matanya, ia sudah ikhlas dan akhirnya dengan keteguhan hatinya ia mengangguk tanda menyetujui..
"Iya pah" Balas karin mengangguk.
"Kamu memang anak yang baik sayang" Ucap monic mencium kepala karin lembut.
"Baiklah sudah di putuskan lusa adalah hari pernikahan karin dan Jay, adijaya dan monic tolong kalian atur semuanya" Tutur rose pada calon besan sekaligus orang yang mereka tolong dari kebangkrutan.
"Baik nyonya besar" Jawab keduanya.
"Tuan dan nyonya winata terimakasih karena mau menerima putri kami di sini dan terima kasih juga karena sudah membantu perusahaan kami dari ambang kebangkrutan" Ucap Monic mengeluarkan air mata buaya nya.
"Kalian memberikan karin pada kami, semuanya yang kami lakukan tidak cukup untuk membalas kebaikan kalian" Balas rose dengan tulus.
Karin tersenyum menyedihkan, ia sedikit malu memiliki orang tua yang jago bersandiwara bahkan menjual anak mereka demi sebuah tujuan licik.
Bukankah aku seperti sebuah barang yang dijual.
Mohon maaf jika Banyak typo dan kekurangan dalam novel ini dan makasih banyak sudah mau mampir 🙏☺️
BERSAMBUNG......