NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

‘Akhirnya aku mulai sedikit mengerti tentang apa yang terjadi…’ ucap Yaichi yang kini sedang berbaring di ranjang UKS karena sebelumnya dirinya pingsan karena banyaknya informasi yang masuk ke dalam otaknya dengan sangat cepat.

‘Jadi bumi sebelumnya memang hancur dan musnah karena meteor itu dan entah karena apa bumi yang hancur dan musnah itu kembali seperti semula seolah meteor tidak pernah menabrak dumi… tapi aku tidak bisa mengatakan kalau ini kembali normal seperti semula sih, tapi setidaknya aku tidak ada di isekai. Tapi bersamaan dengan kejadian ini, ingatanku tentang dunia yang dulu semakin kabur dan otakku dipenuhi cara kerja dunia baru ini.’

Yaichi kemudian menoleh ke arah jendela dan melihat ada beberapa orang yang berlalu lalang. Awalnya Yaichi tidak merasa ada yang aneh karena mereka terlihat berjalan seperti biasa, tapi dirinya ingat kalau dia sedang berada di UKS yang letaknya di lantai dua.

Yaichi kemudian beranjak dari ranjang UKS dan berjalan menuju jendela untuk memastikan sesuatu, dan benar saja. Ketika Yaichi menatap keluar jendela, dirinya melihat beberapa murid berlalu lalang di udara alias terbang atau melayang.

“Oke… ini tidak normal. Kuharap aku segera bangun dari mimpi aneh ini.” Ucap Yaichi sambil mencubit lengannya sendiri.

Saat Yaichi sibuk memastikan dirinya ini sedang mimpi atau tidak, pintu UKS terbuka dan masuklah seorang siswi yang sangat cantik dan anggun. Apalagi dengan rambut yang diikat ekor kuda dan jubah berwarna hitam di bagian luar dan emas di bagian dalam, yang artinya dirinya adalah murid dengan peringkat teratas.

“Ternyata kau sudah bangun ya, Ichi…” ucap siswi tersebut sambil berjalan mendekati Yaichi yang masih sibuk membangunkan dirinya sendiri.

Yaichi segera menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke belakang ketika ada yang memanggilnya, di sana Yaichi melihat siswi yang ternyata adalah kakaknya sendiri, yaitu Yaichiro Yuna.

“Ahh… iya, aku sudah bangun.” Jawab Yaichi sebelum kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela lagi.

Yuna yang melihat Yaichi menatap keluar jendela pun menghela nafas berat dan ekspresi wajahnya yang awalnya biasa saja menjadi sedikit sedih dan sendu sebelum berjalan mendekati Yaichi, kemudian Yuna mengusap rambut Yaichi dengan lembut.

“Tidak apa, Ichi… tidak perlu di pikirkan… karena meskipun kau tidak memiliki kekuatan seperti yang lain, masih ada kakek, ayah, ibu, aku, dan teman-teman pengurus OSIS lainnya yang peduli denganmu.”

Yaichi kini menoleh ke arah Yuna dan menatapnya heran namun juga haru dan senang, dan tanpa disadari atau diduga siapapun, si Yaichi tiba-tiba saja memeluk kakak dengan erat.

Yuna yang mendapatkan pelukan dari adiknya pun membalas pelukan tersebut sambil mengusap punggung Yaichi dengan lembut dan menenangkan.

‘Begitu ya… jadi bisa dibilang aku ini orang kekurangan karena tidak memiliki kekuatan, sungguh menyedihkan diriku… benar-benar menyedihkan.’ Ucap Yaichi di benaknya.

“Ngomong-ngomong, Ichi… tidak biasanya kau pingsan seperti tadi. Kau tidak lupa sarapan lagi kan?” tanya Yuna kepada Yaichi yang sekarang mereka sudah duduk berdampingan di ranjang UKS.

“Tidak kok… tadi aku sudah sarapan di kantin.” Jawab Yaichi dengan santai.

“Benarkah? Kau tidak sedang berbohong kan?”

“Tidak, Kak… aku tidak mungkin bisa berbohong di depan kakak ku yang bisa mendeteksi kebohongan dan kejujuran, kan.”

Yaichi tentu tahu kalau dirinya tidak akan pernah bisa berbohong di depan kakaknya sendiri karena sang kakak bisa mendeteksi mana yang bohong dan mana yang tidak.

“Ngomong-ngomong, Kak… apa kakak ingat tentang meteor yang menabrak bumi?” tanya Yaichi.

“Meteor? Maksutmu meteor yang mengubah dunia yang awalnya biasa saja menjadi dunia yang dipenuhi dengan orang yang memiliki kekuatan?” ucap Yuna yang memastikan pertanyaan adiknya.

“Iya… yang itu.”

Yuna kemudian memegang dagunya sendiri dan terlihat memikirkan sesuatu.

“Mmm… ingat sih, di sejarah mengatakan kalau itu sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Tapi… entah kenapa aku malah menganggap kalau kejadian meteor itu baru terjadi kemarin…” jelas Yuna kepada Yaichi.

“Aku juga merasa kalau kejadian itu baru terjadi kemarin. Apa… yang lain juga merasa begitu ya?”

Yaichi mulai menebak kalau selain dirinya dan kakaknya, yang lain juga merasakan hal yang sama.

“Entahlah… tapi mungkin saja itu mimpi? Karena aku merasa seperti itu, dan semua orang juga mengalami hal itu. Termasuk dirimu, Ichi.”

Ucapan Yuna langsung menjawab pertanyaan yang sedari tadi bersarang di otaknya itu.

“Ohh… begitu ya!” ucap Yaichi sambil menepuk tangannya dan membuat Yuna sedikit terkejut.

“Astaga…! Tidak bisakah kau tidak mengejutkanku, Ichi?”

“Maaf, Kak… ga sengaja.”

“Yasudahlah, kita balik ke Ruang OSIS lagi yuk.”

“Oke.”

Setelah itu mereka berdua berjalan bersama keluar dari Ruangan UKS dan berlalu untuk menuju Ruang OSIS yang letaknya lumayan jauh.

Sepanjang perjalanan, ada banyak siswa dan siswi yang memberikan salam berupa anggukan kepada mereka berdua… lebih tepatnya ke Yuna sih, soalnya Yaichi hanya mendapatkan tatapan tajam dari siswa lain.

Yaichi pun hanya membiarkan para siswa tersebut dan terus berjalan bersama kakaknya menuju Ruang OSIS.

Setelah berjalan selama beberapa menit, mereka akhirnya sampai di Ruang OSIS. Mereka langsung masuk saja ke Ruang OSIS karena sudah ditunggu oleh yang lain.

Di Ruang OSIS, sudah ada cukup banyak murid yang berkumpul di tengah ruangan dengan duduk di kursi masing-masing. Diantara semua murid yang berkumpul, ada beberapa yang sudah kita kenali seperti Rian, Natasha, Sebastian serta pembimbing organisasi OSIS yaitu Bu Tina.

Yuna segera berjalan menuju kursi kosong yang berada di samping Bu Tina, sementara Yaichi duduk di sebelah Rian.

“Baiklah, kita mulai pertemuan hari ini. Apa ada yang ingin melaporkan sesuatu?” tanya Yuna begitu dirinya sudah duduk di samping Bu Tina.

Seorang murid lelaki kemudian berdiri sambil mengangkat tangan kanannya dan membawa beberapa lembar kertas yang di letakkan di depan olehnya.

“Carlos? Apa ada yang ingin kau sampaikan?” tanya Yuna sambil melirik siswa bernama Carlos itu.

“Ya… hal pertama yang saya sampaikan adalah sekolah sebelah ingin meminta bantuan kepada sekolah kita karena belakangan ini area yang berada di sekolah mereka muncul beberapa portal yang berisi monster.” Jelas Carlos yang membaca dari kertas yang dia bawa.

“Memangnya apa keuntungan yang kita dapatkan kalau kita membantu mereka?” tanya Sebastian kepada Carlos sementara Yuna masih diam dan memikirkan sesuatu.

“Sebagai balasan kalau kita membantu mereka adalah mereka akan memberikan 2 buah portal kepada kita yang bisa kita gunakan untuk berlatih dan mengambil sumberdaya yang ada di daam portalnya.” Jelas Carlos lagi.

“Menarik… baiklah, kita akan membantu sekolah sebelah untuk mengatasi portal tersebut. Apa ada yang ingin kau laporkan lagi, Carlos?” ucap Yuna setelah berdiskusi singkat kepada Bu Tina.

“Yang kedua adalah… kenapa adik anda ada di sini? Memang dia itu pengurus OSIS, tapi bukankah dia tidak memiliki kekuatan apapun?”

Semua murid yang berada di ruangan seketika menoleh dan menatap tajam Carlos yang kini sedang menunjuk ke arah Yaichi, sementara pihak yang disindir hanya mengacungkan jari tengahnya ke arah Carlos dengan tatapan datar.

Yuna yang mendengar ucapan Carlos yang cenderung meremehkan Yaichi pun langsung menatap Carlos dengan tajam dan mengeluarkan tekanan yang membuat semua yang ada di ruangan merasakannya. Wahh… si Carlos cari gara-gara nih, udah lah npc, banyak gaya pula.

Seisi ruangan kini merasakan tekanan dari murid puncak dari Akademi Nexum karena ulah dari murid lelaki yang bertanya dengan sembarangan.

“Karena dia adikku… apa ada masalah dengan itu?” tanya Yuna dengan nada yang biasa namun dengan menambah tekanannya hingga membuat yang lain kesulitan bernafas.

“Ti-tidak… maaf…”

“Hentikan… Yuna… adikmu juga ikut merasakannya…”

Yuna pun menghentikan tekanannya ketika Bu Tina mengatakan kalau adiknya juga ikut meresakan efek tekanan yang di keluarkan oleh Yuna. Bu Tina dan yang lain langsung bernafas lega setelah itu. Ingat loh ya… meskipun Bu Tina tingkatnya hampir sama dengan Yuna, tapi dia akan tetap kalah dari seorang siswi yang mendapatkan pelatihan keras sejak kecil.

Sesi pertemuan kemudian selesai dengan si Carlos yang meminta maaf kepada Yuna dan Yaichi dengan sedikit enggan.

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!