NovelToon NovelToon
Sopirku Mantan Dosaku

Sopirku Mantan Dosaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Cinta Terlarang / Mantan / Romansa / Cintapertama / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Laila_Anta

Pernikahan seharusnya membuka lembaran yang manis. Tapi tidak bagi Nayara, dia menyimpan rahasia kelam yang akhirnya merenggut kebahagiaannya.

Suaminya membencinya, rumah tangganya hampa, dan hatinya terus terjerat rasa bersalah.

Hingga suatu hari sumber masalahnya sendiri datang dan berdiri dihadapannya, laki-laki yang kini memperkenalkannya sebagai sopir pribadi.

“Sudah aku katakan bukan. Kamu milikku! Aku tidak akan segan mengejarmu jika kau berani meninggalkanku.”

Apakah Nayara akan mempertahankan rumah tangganya yang hampa atau kembali pada seseorang dimasa lalu meski luka yang ia torehkan masih menganga dihatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laila_Anta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Semua orang yang berada disana sangat mengenal Dev. Dan mereka begitu terkejut dengan penampilan pemuda itu sekarang.

Jika dulu pemuda itu terlihat begitu sederhana. Tapi sekarang, semua pakaian yang melekat di tubuhnya memancarkan aura kewibawaan dan ketegasan.

Mereka yang hendak menyapa, diurungkan. Karena melihat aura gelap yang terpancar di wajah tampannya.

"Pergilah! Jangan ikuti aku." Dev masuk ke dalam mobilnya.

"Tapi bos, saya-" Perkataan sekretaris Ram terhenti, melihat tatapan membunuh dari atasannya.

"Baiklah, hati-hati. Saya tunggu di kantor. Karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan." Tubuhnya menyingkir dari mobil Dev yang kini melesat meninggalkan pekarangan rumah Nay dengan kecepatan tinggi.

Langit mendung dengan awan menghitam, seolah mengerti perasaan Dev saat ini.

Akhirnya hujan turun cukup deras. Laki-laki itu menghentikan laju kendaraannya. "Sial, sial!" Beberapa kali memukul setir mobil demi meluapkan kekesalan.

Kepalanya menengok ke arah kanan dimana sebuah gubuk mampu mengoyak hatinya. Dev membuka jas, melemparkannya ke jok belakang. Ia turun dari mobil meski air hujan membasahi seluruh tubuhnya.

Tatapannya mengarah lurus ke dalam gubuk. Dimana sebuah kenangan melintas jelas di pelupuk mata. Kedua kakinya seolah lemas, ia kini terduduk di kursi kayu yang sudah reot.

"Nay, benarkah kamu sudah menikah? Ada apa denganmu? Kenapa kamu setega ini padaku." Air matanya luruh. Membayangkan wajah cantik kekasihnya kini membuatnya perih.

Tangannya meraba kursi kosong yang dulu pernah ia duduki bersama Nayara. Bayangan beberapa bulan yang lalu kini terputar bagai sebuah video.

Tring, tring.

Dev sengaja membunyikan klakson sepeda bututnya. Nayara yang saat ini berjalan di pinggir jalan menengok ke arahnya.

"Kak Dev. Kakak dari mana?" tanya Nay dengan sebuah senyuman manis.

Tentu saja laki-laki itu membalas dengan senyuman yang tak kalah manis. Wajah mereka bersemu merah.

"Kakak sengaja ingin menemuimu, Nay. Ayo ikut kakak," ajaknya.

Tanpa ragu Nayara duduk dibelakang. Menempel dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Dev.

"Kita mau kemana kak?"

Laki-laki itu tidak menjawab. Dia malah memegang tangan Nay dan menciumnya.

Wajah Nay memerah, ia tidak lagi memerlukan jawaban. Ia pasrah kemana kekasihnya kini membawanya.

Angin sore pedesaan terasa segar ditengah hamparan hijau perkebunan teh yang membentang luas. Awan yang biasanya berwarna oranye kini menghitam. "Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Kita berteduh di gubuk itu saja ya Nay?" Dev meminta persetujuan.

Gadis itu mengangguk. Benar saja. Tidak lama hujan pun turun dan kini membasahi tubuh keduanya.

"Ayo, Nay." Dev menuntun kekasihnya agar segera berteduh. Mereka duduk di kursi panjang di depan gubuk.

"Hujannya deras banget kak. Sepertinya akan lama. Bagaimana kalau kita pulang kemalaman," keluh Nay.

"Tidak papa. Kakak yang nanti bicara dan siap menghadapi kemarahan bapakmu."

Gadis itu mendengus, melihat keadaan sekitar yang kini berubah gelap. Suara petir menggelegar saling bersahutan.

"Kak aku takut. Disini sangat sepi. Mana baju kita basah semua."

Dev berusaha membuka pintu gubuk yang sudah reot. Tempat ini biasa digunakan para pemetik teh untuk berteduh saat hujan turun seperti saat ini.

Terdapat beberapa kain yang menggantung di dalam sana. "Nay sepertinya ada kain. Kamu pakai saja, supaya tubuhmu tidak kedinginan," cetus Dev.

"Gak ah. Biarkan saja. Nanti juga kering sendiri," tolak Nay.

Mereka berdua masuk ke dalam. Dev mengumpulkan sisa kayu bakar dari sisa pembakaran. "Apa yang kakak lakukan?"

"Kakak akan menyalakan api agar tubuh kita gak kedinginan."

Api pun menyala membuat di dalam gubuk yang beralaskan tanah menjadi terang. Dev membuka baju dan menggantungnya di atas tali yang membentang.

"Kak." Suara Nayara tercekat di tenggorokan. Gadis itu memalingkan wajah ke samping.

"Kenapa? Apa kamu terpesona melihat tubuh kakak, heum?" Dev mendekat demi menggoda kekasihnya.

Tubuh mereka semakin dekat. Keduanya tidak sadar dengan debaran jantung mereka yang seperti ingin melompat-lompat.

Nayara merasa suatu benda melingkari lehernya. Tangannya berusaha meraba. "Apa ini kak?"

"Untukmu yang selalu terlihat cantik. Apa kamu suka?" Bisik Dev tepat di telinga. Sebuah kalung berliontin hati menggantung di lehernya yang jenjang.

Gadis itu berbalik. Pandangan keduanya bertemu. "Kakak sangat mencintaimu, Nay. Jangan pernah berpaling. Dan jangan pernah ada niatan sedikitpun kau meninggalkanku," desis Dev.

Nay mengetuk jari-jarinya di bawah bibir seolah sedang berpikir. "Gimana, ya? Di desa kita kan masih banyak pemuda tampan. Kalau salah satu dari mereka mendekat, sepertinya aku akan tergoda," selorohnya.

Dev menarik tangan Nay hingga tubuhnya membentur dada. Laki-laki itu mengunci tubuh Nay sehingga tidak bisa berkutik. "Jangan pernah sekalipun bermimpi untuk pergi, karena kakak tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Kamu hanya milikku sampai kapanpun," ucapnya tajam.

Gadis itu menelan ludahnya susah payah. "Kak, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku berpaling dari kakak. Lagian orang tua sudah merestui kita." Nay berusaha meronta dalam pelukan Dev.

Tapi sebelum itu berhasil, Dev lebih dulu menarik tengkuk dan mendaratkan ciumannya. Kini keduanya saling bertukar Saliva. Berusaha membuktikan rasa cinta yang sulit terucap dengan kata.

Keduanya terbuai. Hingga mereka lupa pada keadaan. Tangan Dev tidak tinggal diam, merayap menjelajah setiap inci tubuh kekasihnya dengan mata yang sudah tertutup gejolak hasrat.

Nay yang tersadar berusaha mendorong tubuh Dev. "Kak ini salah. Kita tidak boleh melakukan hal ini," desisnya tertahan.

Tapi Dev sudah dibutakan oleh kabut gairah. Tubuhnya kini menubruk Nay dan kembali melancarkan aksinya yang tadi sempat tertunda.

Gadis itu kewalahan sampai akhirnya kini iapun ikut terlena oleh setiap sentuhan lembut yang belum pernah sama sekali ia rasakan seumur hidupnya.

Darah keduanya berdesir, bergejolak meminta untuk disalurkan. Hingga tanpa mereka sadari tubuh keduanya benar-benar polos.

Dev membaringkan tubuh kekasihnya penuh kehati-hatian di atas tikar yang sejak tadi sudah membentang. "Nay, kakak sudah tidak bisa menahannya," suaranya serak tertahan. "Tolong ijinkan kakak melakukannya. Kakak janji akan bertanggungjawab. Kamu percaya kan pada cinta kakak?" Tatapan Dev begitu menusuk membuat Nay tanpa sadar menganggukkan kepalanya.

Dan terjadilah hal yang tidak sepantasnya mereka lakukan. Di tengah guyuran hujan dan suara gelegar yang saling bersahutan di luar, keduanya membuktikan cinta mereka dengan cara yang salah.

Mereka tidak sadar ada bencana apa yang akan menimpa mereka. Yang kini mereka tahu bahwa hubungan mereka sekali lagi semakin terikat satu sama lain. Mereka yakin, setelah ini hubungan mereka tidak bisa terpisahkan.

Hujan sepertinya berhenti sama seperti pergerakan mereka. Kini keduanya terkulai lemas dengan nafas yang tersenggal.

Dev berusaha menutupi tubuh polos mereka dengan selembar kain. Pandangan keduanya lurus menatap langit-langit.

"Nay, dua hari lagi kakak akan pergi ke kota," lirih Dev.

Nay menoleh dengan kening yang mengkerut. Dia bahkan bangun dan terduduk. "Bukankah sudah biasa ya kakak pergi ke kota. Kakak biasa membawa sayuran yang akan dijual ke pasar, kan?"

Dev memutar wajahnya ke samping. "Ayah meminta kakak untuk pindah ke kota. Beliau meminta kakak untuk masuk ke perusahaannya."

Deg. . .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!