NovelToon NovelToon
MARTA BAKRUN

MARTA BAKRUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Matabatin / Berbaikan / Menantu Pria/matrilokal / Cinta Beda Dunia / Cinta Murni
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Seorang pemuda berasal dari golongan menengah berharap mendapakan jodoh anak orang kaya. Dengan perjuangan yang keras akhirnya menikah juga. Menjadi menantu orang kaya, dia begitu hidup dalam kesusahan. Setelah memiliki anak, dia diusir dan akhirnya merantau. Jadilah seorang pengusaha sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB VI CINTA ITU CITRA

Suasana di kamar depan rumah Bakrun membuat Heru dan Bakrun menjadi geli mendengar Hadi kalau ngomong, tapi sebagai sahabat tetap saja menjadi sebuah pertemanan yang langgeng. Dengan kehadiran mereka berdua membuat Bakrun kembali semangat, apalagi ada sebuah harapan dari Ibu Lia Ibunya Neli. Bakrun merasa bangga juga untuk para sahabat yang begitu peduli. Sehingga apapun perasaan yang diderita kali ini terasa ringan dan tak berarti baginya. Nasib mungkin akan berubah kalau ia mau merubahnya.

Kondisi yang dialami Bakrun, kini membaik apalagi Hadi bercerita pengalaman pas bertemu Pak Haji.

" Gimana itu waktu kamu bertemu sama Pak Haji, katanya beliau marah-marah, itu apa penyebabnya", tanya Bakrun.

Dengan cekatan Hadi bercerita ; " Be hini Lun, pahi adi aya ang hemu pa hahi cu, tehus pa hahi anya ama aya, coang wa hami ca it, tehus aya aya cu me ngi han, tehus pa hahi mong ama aya inna ngi nga hi, tehus aya mong ahi hu an, ahi me ngi han, hi cu," kata Hadi dengan serius bercerita.

" Oh....begitu," kata Heru.

" Ah, luh sok paham Ru," kata Bakrun sambil menjewer si Heru.

" Aduh...aduh...aduh...sakit, tahu ," kata Heru.

" Eh Run, maksud si Hadi itu begini, tadi Hadi ketemu sama Pak Haji, terus nanyain Wa Hamid, terus kata Hadi Wa Hamid itu sudah mendingan, cuma karena Hadi ngomongnya begitu maka Pak Haji salah paham, dikira meninggal, begitu kan Had ?! Tegas Heru sambil memandang Hadi dan dibalas dengan anggukan, pertanda bahwa itu maksudnya.

Bakrun dan kedua sahabatnya itu mendadak kaget, soalnya hadir sahabat yang suka usil, Lukman dan Dakir.

" Hallo kawan, rupanya di sini, aku cari di tong sampah nggak ada tahu," celoteh Lukman.

" Hahooo bo," jawab Hadi.

" He....ba bo ba bo, emang aku ini kerbau ya," sahut Dakir.

" Ha...ha...ha...ha....," serentak tertawa bareng.

Suasana jadi semakin ramai dan penuh ceria. Dalam keadaan seperti itu, Hadi ingat bahwa Ibunya Bakrun belum dijemput.

" Lun....aya hempu ihu ya," kata Hadi sambil berangkat membawa sepeda Bakrun, seraya berpamitan kepada yang lain, " aya hang at hulu ya.

" Iya, hati-hati Had," jawab Bakrun sambil melambaikan tangan.

Mereka di situ melanjutkan pembicaraan soal acara yang sudah dirancang bersama. Dalam acara nanti kebetulan Bakrun akan menjadi MC di pesta 17an. Dirinya harus bisa tampil dan tidak boleh sakit lagi.

Beberapa saat kemudian Hadi dan Ibu Sukesih datang sambil membawa barang dagangan. Lalu begitu selesai habis menurunkan semua barang dari sepeda, Hadi menaruh sepeda di tempat semula.

Obrolan mereka terus berlangsung, apalagi Dakir mulai bercerita kepada sahabatnya itu.

" Begini ceritanya, kemarin saya ke Balai Desa, kebetulan di sana saya ketemu sama si Oman, ingat nggak yang dulu itu selalu botak tuh, terus saya tanya si Oman soal kerjaan, ternyata dia sekarang itu bangkrut, tadinya jadi Kaur Pemerintahan atau Juragan, sekarang malah jadi bos rongsok atau bodolan, yang lebih lucunya itu ada tulisan di mobil bututnya, begini tulisannya " BODOLAN JURAGAN sekarang jadi JURAGAN BODOLAN," tutur Dakir sambil mengacungkan tangan dan dibarengi suara cekikikan.

" Oman yang mana sih ?" tanya Heru.

" Oman tuh Her, yang dulu ikutan tepuk hadiah tuh, kan ada 4 hadiah nih, terus kita disuruh suit dulu sama bang Ali, pertama saya menang terus saya tepuk daun pisang ke 2, dapat tuh uang Rp.10.000, lalu suit ke 2 itu kan luh Her, dapat uang kan Rp. 20.000," tanya Dakir sambil nunjuk Heru, dan Heru pun ingat.

" Oh iya, terus suit ke 3 kan luh lagi Man, dapat Rp.20.000. " tanya Heru.

" Iya....", kata Dakir mengangguk.

" Lalu terakhir siapa yang menepuk ?" tanya Bakrun.

" Nah, ini dia Run, pas terakhir itu yang menang tuh Oman, terus dia dapat giliran kan, lalu di tepuk tuh dengan keras, terus begitu ditepuk apa coba ?" tanya Dakir.

" Apa sih ?" tanya Bakrun.

" Giliran dia tuh, si Oman tuh, dapatnya tahi ayam, tembelek tau", kata Dakir disambut ketawa cekikikan yang lain.

" Wah...dasar bang Ali tuh, sembarangan," hardik Lukman.

Waktu terus berjalan, tak terasa hari sudah sore, mereka akhirnya bubar. Bakrun kemudian memasak air buat mandi, supaya badannya fresh lagi.

Selesai mandi saat itu, Bakrun ingin sekali ke rumah Neli, dan akhirnya ia berpamitan ke rumah Neli sama ibunya. Setelah mendapat izin dari ibunya, ia mengambil sepeda dan mengayuhnya untuk main ke rumah Neli.

Beberapa saat kemudian, sampai juga Bakrun ke rumah Neli, kebetulan Neli dan Bapaknya sedang menonton TV di ruang keluarga, maklum orang berada. Selesai mengucap salam, Neli membuka pintu.

" Oh...Kang Bakrun....sini masuk, udah sembuh nih", kata Neli sambil mempersilahkan duduk.

Sementara Bapaknya Neli, Pak Dulhamid merasa tidak nyaman dengan kehadiran Bakrun.

" Siapa Nel, apa teman Sekolah atau pacar tuh," katanya dengan ketus.

" Teman biasa Pak," jawab Neli dengan singkat.

" Hati-hati siapa tahu berniat jahat sama kamu, tampangnya saja begitu, bawa apa ke sini," tanya Pak Dul sambil melihat ke ruang tamu.

" Bawa sepeda Pak," jawab Bakrun dengan hati gemetar, sambil mengingat omongan temannya kalau Bapaknya Neli orangnya kasar dan materialistis.

" Apa ? Sepeda ? Dengar ya, Neli itu mau ada yang melamar, orang kaya dari kota anak sahabat saya, mana mungkin kamu bisa bersaing dengan dia, mending kamu pulang !" hardik pak Dul.

. Akhirnya Bakrun berdiri dan berpamitan sambil meminta maaf dengan bersalaman, namun Pak Dul menolaknya, sehingga Bakrun hanya berpamitan sama Neli.

Bakrun mengambil sepedanya lalu pergi meninggalkan rumah itu, hatinya hancur dan penuh duka. Sambil mengayuh sepedanya, dadanya begitu sesak mendengar ucapan pak Dul, tak terasa dari matanya meneteskan air. Remuk sudah harapan Bakrun, pupus sudah keinginan yang begitu mendalam pada diri Bakrun. Tak terasa dia mengayuh sepeda entah kemana, dia menyelusuri jalan setapak yang ada di depan mata. Hingga akhirnya dia menemui jalan buntu.

Di tempat itu Bakrun duduk sambil menundukan kepalanya yang disandarkan ke tangan di atas lutut. Lama ia menunduk, lalu....tiba-tiba pundak Bakrun ada yang menepuk. Saat menoleh, Bakrun melihat ada secarik kertas yang di kertas itu ada tulisannya. Bakrun mengambil kertas itu, lalu ia membacanya di tempat itu dengan bantuan cahaya bulan yang temaram.

Dalam kertas itu, ia melihat ada tulisan dengan huruf Arab, lalu ia membacanya hingga selesai. Dan di bawah tulisan itu ada tulisan yang berbunyi " lakukan amalan ini selama 3 hari 3 malam puasa bisu, dan harus di dalam ruangan tanpa ada sinar Matahari. Begitu selesai membaca, ia lalu kembali dan mengayuh sepeda sampai di rumahnya.

Bakrun kembali bersemangat, jiwanya terbakar oleh ucapan pak Dul tadi. Setelah meminta izin dan menyampaikan pesan buat teman-temannya, ia lalu menuju ke kamar dan menguncinya.

" Ada apa ya Bakrun pesan begitu" gumam ibunya.

1
ghost face
nih saya panggilin bombe
ArtisaPic: wow....makasih ya
total 1 replies
Ceyra Heelshire
bikin novel baru lagi pak?
Oksy_K
aku kira mobil elf itu peri/Facepalm/
ArtisaPic: iy....mumpung lg liburan
total 1 replies
mhmmdrzcky
Karena aku suka banget ceritanya kayaknya mau aku habisin sekarang/Drool/ Btw mampir juga kak ke cerita aku judulnya Ensiklopedia Sunyi Yang Tak Pernah Dibaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!