Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Arsen sudah menduganya Bianca akan menyulitkannya karena Grize lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Arion.
“Arsen, bagaimana kalau kamu menemaniku jalan-jalan." Ujar Bianca menarik pelan ujung kemeja Arsen.
“Aku sibuk" Jawab Arsen.
Bianca menatapnya dengan raut merajuk. “Aku tau, tapi bisakah kamu sempatkan waktumu untukku?"
“Apa kamu sendang memainkan drama?" Arsen menaikan sebelah alisnya, lantaran mereka tidak pernah bermain bersama.
Bianca sama seperti yang lainnya ikut menyalahkan dirinya atas insiden beberapa tahun lalu dan sekarang tingkah apa yang sedang dimainkan oleh gadis itu.
“Sama sekali tidak, aku memang ingin bermain bersamamu." Jawabnya sedikit menarik senyumnya.
Arsen menghela nafas panjang. “Kamu aneh dan tidak seperti biasanya"
“Ck, kamu sudah seperti Uncle Erlan yang selalu mencurigai orang-orang terdekatmu"
“Sudahlah aku mau pergi." Arsen hendak melangkah akan tetapi Bianca kembali menarik kemejanya.
“Aku ikut"
“Kamu ingin ikut bersamaku?" Bianca langsung menganggukkan kepalanya.
“Aku ikut, boleh ya?"
“Malam ini aku akan ikut balapan lagi dan di sana akan ada banyak pria jahat, kamu tetap mau ikut?"
Namun semua tidak sesuai dengan dugaan Arsen, Bianca langsung menganggukkan kepalanya. “Aku ikut, ayo!!"
Terpaksa Arsen membawa Bianca kejalan dimana tempat biasa mereka melakukan balapan. Rasa khawatir tentu saja ada karena ini pertama kalinya untuk Bianca.
Arsen tidak perlu menutup wajahnya, diarea ini dia dikenal sebagai dirinya sendiri, pemuda berandalan.
“Arsen, apa setiap malam kamu selalu seperti ini? tidak memiliki kegiatan apapun lagi?" Tanya Bianca menoleh ke kanan dan Kiri.
“Tentu saja ada" Jawab Arsen sembari menunggu dua sahabatnya.
“Apa yang kamu lakukan? apa lebih berbahaya dari ini, misalnya misi seperti Uncle Erlan?" Bianca menatap Arsen penuh dengan rasa penasaran.
Arsen menaikkan sebelah alisnya, dia membalas tatapan saudara detik kemudian sudut bibirnya terangkat.
“Wow!! Arsen.. Siapa yang kamu bawa? apakah dia kekasihmu?" Timpal Lexi yang tiba-tiba saja muncul dari arah belakang bersama Nico.
Bianca menoleh dan dia melebarkan matanya kala melihat adanya Nico.
“Arsen, apa dia sahabatmu?" Bianca menunjuk kearah Nico yang hanya memasang wajah datar, sebenernya pria itu juga terkejut.
Arsen mengangguk sembari melihat Bianca dan Nico secara bergantian. “Kamu mengenalnya?"
Bianca menggelengkan kepala, butuhnya bergetar dengan keringat yang mendadak bercucuran membasahi pelipisnya. dia menggeser tubuhnya di dekat Arsen dengan kedua tangan menggenggam erat lengan saudaranya itu.
Arsen melirik Nico yang mengangkat kedua bahunya. Seakan tidak perduli.
“Ada apa? sepertinya kamu sangat takut melihat Nico? tenang saja dia tidak akan menjual mu" Lexi tertawa kecil melihat wajah pucat Bianca.
“Arsen, lihat lawan mu sepertinya pendatang baru!" Nico menunjuk kearah depan menggunakan dagunya. Dia tidak perduli dengan Bianca yang ketakutan melihatnya.
“Apa mereka kehabisan stock laki-laki sampai harus membuat seorang gadis bertanding denganku?." Arsen berkata dengan nada kesal.
sesuatu hal yang baru dalam pertandingan balapan kali ini, Arsen yang sudah menjadi juara berkali-kali, malam ini harus melawan seorang gadis.
Dari balik helm itu terlihat jelas tatapan matanya yang tajam. bola mata yang hampir sama dengan miliknya, warna kebiruan.
Arsen memakai helmnya lalu naik kea atas motor sport dengan warna favoritnya.
“Lex, jaga Bianca." Ucap Arsen sebelum dia memasuki barisan bersama peserta lainnya.
Mc mulai mengumumkan siapa saja yang mengikuti balapan malam ini dan pendatang baru yang memiliki nama Rebecca itu adalah satu-satunya gadis yang ikut menantang Arsen.
Arsen sama sekali tidak perduli dan mulai menyalakan motornya, sampai terdengar hitungan ketiga mereka harus melajukan motornya dengan kecepatan maksimal.
Sorakan terdengar begitu riuh, mereka meneriaki nama-nama yang didukungnya. Begitu juga dengan Bianca.
“ARSEN!!!" Teriaknya loncat-loncat kecil sembari bertepuk tangan.
“Siapa nama gadis itu? aku lupa?" Tanya Lexi pada Nico
“Rebecca!!" Jawab Bianca.
“Ouh, kamu mengenalnya?" Lagi-lagi Lexi bertanya.
Bianca menganggukkan kepalanya lalu dengan cepat menggeleng. “Ti-Tidak!!"
“Oh, baiklah." Lexi kembali melihat kearah depan.
Balapan malam ini benar-benar sangat menegangkan, gadis itu mampu mengimbangi Arsen. Keduanya berjajar hanya tinggal beberapa meter lagi sampai ke finish.
Arsen melirik sekilas, dia tidak perduli lawannya pria atau wanita, yang penting menang dan mendapatkan uang.
“Yeaah!!! Arsen memang tidak pernah kalah!!" Teriak Lexi penuh dengan semangat.
Tanpa aba-aba gadis itu turun dari motornya dan langsung menerjang Arsen.
“Sialan!! apa yang kamu lakukan?" Teriak Arsen ingin memberikan balasan, akan tetapi dia melihat adanya Bianca yang tercengang.
Rebecca terus memberikan serangan sementara Arsen hanya menghindari saja. Arsen tau jika perempuan ini sengaja menyerangnya, entah apa tujuannya.
Tinjauan keras menghantam perut Arsen. Membuat pemuda itu mundur dengan memegangi perutnya, sampai Nico yang melihat itu tidak lagi bisa menahan dirinya.
Bugh
Nico menangkis pukulan Rebecca, mata tajamnya melirik Arsen, dia selalu menjadi penolong di situasi seperti sekarang. Dia menangkap kedua tangan Rebecca dan memutarkan kebelakang.
“Menyerah dan pergilah, atau kedua tanganmu akan aku patahkan, berani kamu menyentuh Arsen, akan aku hancurkan seluruh klanmu, katakan itu pada Tuan-mu" bisik Nico.
“Tidak semudah itu, bajingan!" Rebecca mengayunkan kakinya dan sayang sekali, Nico kembali menangkisnya. Cengkraman tangannya semakin kuat.
“Pembangkang" gumam Nico
Lalu memberikan serangan bertubi-tubi sampai membuat Rebecca tersungkur. Arsen hanya diam menjadi penonton sembari mengamati setiap pergerakan perempuan itu.
Senyum tipis terukir. lalu memberikan kode pada Nico yang kebetulan beradu tatap dengannya.
“Maafkan aku Nona!!"
Krekkk
“Awww!!" Teriak Rebecca menahan rasa sakit di sebelah tangannya.
Sorakan penonton semakin riuh, hal seperti ini sudah biasa bagi mereka, yang kalah biasanya tidak akan terima dan menyerang.
“Dia benar-benar kejam" Ucap Bianca semakin takut melihat Nico.
“Benar, siapapun yang berani menyakiti Arsen akan mendapatkan hal serupa." Jawab Lexi melirik sekilas.
Bianca menoleh. “Apakah dia ketua klan yang memiliki organisasi seperti.. "
“Nico ketua pemuda berandalan, mana ada bentukan seperti dia menjadi ketua Klan."
“Tetapi dia sangat kuat seperti Uncle Erlan." Ucap Bianca.
“Bodoh!! tentu dia menang lawannya saja perempuan."
Bianca mengangguk sembari meringis melihat Rebecca yang masih tersungkur di tanah.
“Arsen!! ini semua uangmu?" Bianca melihat tiga gepok uang dengan jumlah yang tidak sedikit.
“Uang kita bertiga" Jawab Lexi.
“Arsen yang balapan kenapa uangnya menjadi milik bertiga?" Bianca tidak mengerti.
“Dengar Nona, yang balapan Arsen, yang menjadi montirnya aku dan yang menjadi pelindungnya Nico, jadi hasilnya kita bagi tiga." Jelas Lexi sebisa mungkin dia menjelaskan agar Bianca paham.
“Sudah jangan banyak bertanya, Nico antar Bianca pulang" Titah Arsen.
Mata Bianca langsung melotot. “Ti... " Belum dia menolak Nico sudah lebih dulu menyeretnya.
**
bukannya banyak punya anak buah dan bisa dengan mudah cari informasi? yang ada nanti Erlan, Gabriel dan seluruh keluarga akan menyesal, karena sudah negatif thinking sama Arsen.