NovelToon NovelToon
Gadisku Sayang Dimana Kamu

Gadisku Sayang Dimana Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:742
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Karena beda kasta maka Danudirja menitipkan bayi itu ke panti asuhan, pada Yunita putrinya dia berbohong mengatakan bayinya meninggal. Takdir membawa bayi itu pada ayah kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Tukang Cuci Piring

"Ya orang mau bekerja kan ada surat lamarannya?" Sandra sangat serius menatap Tiara membuat gadis belia di depannya kebingungan.

"Aku ... eh sayang tidak membawa surat lamaran ..." keringat dingin sudah mulai keluar berebut dari pori pori Tiara, membuat gadis itu terlihat mulai gugup.

"Mau mencari kerja ya seharusnya bawa lamaran kerja supaya aku tahu pendidikanmu, umur serta alamat supaya gampang menentukan apakah kamu cocok bekerja di sini," ujar Sandra panjang lebar.

Tiara mengangguk membenarkan.

"Lalu persiapan kamu apa nekat melamar kerja di sini," suara Sandra bagai orang mengintimidasi.

"Saya ... saya tadi spontan langsung kemari ketika mendengar di sini ada lowongan,"

"Darimana kamu dengar di sini ada lowongan?"

"Dari Sandi," lalu Tiara melengkapi ucapannya, "Dari Bang Sandi "

"Sandi banyak Sandi siapa?" Kejar Sandra membuat ciut nyali Tiara.

"Bang Sandi driver Ojol,"

"Sudah lama kenal dia?"

Tiara bingung. Ngaku saja baru kenal atau sudah lama.

"Kamu pacarnya?!" Pertanyaan yang tak ada hubungannya dengan urusan melamar pekerjaan. "Karena kalau kamu pacarnya dia pasti kutolak!" Sepasang mata Sandra seperti mau menguliti Tiara, membuat gadis itu meringis.

"

"Surat lamaran?" Tiara mendadak pucat.

"Ya orang mau bekerja kan ada surat lamarannya?" Sandra sangat serius menatap Tiara membuat gadis belia di depannya kebingungan.

"Aku ... eh sayang tidak membawa surat lamaran ..." keringat dingin sudah mulai keluar berebut dari pori pori Tiara, membuat gadis itu terlihat mulai gugup.

"Mau mencari kerja ya seharusnya bawa lamaran kerja supaya aku tahu pendidikanmu, umur serta alamat supaya gampang menentukan apakah kamu cocok bekerja di sini," ujar Sandra panjang lebar.

Tiara mengangguk membenarkan.

"Lalu persiapan kamu apa nekat melamar kerja di sini," suara Sandra bagai orang mengintimidasi.

"Saya ... saya tadi spontan kangsung kemari ketika mendengar di sini ada lowongan,"

"Darimana kamu dengar di sini ada lowongan?"

"Dari Sandi,"

"Sandi banyak Sandi siapa?" Kejar Sandra membuat ciut nyali Tiara.

"Sandi driver Ojol,"

"Sudah lama kenal dia?"

Tiara bingung. Ngaku saja baru kenal atau sudah lama.

"Kamu pacarnya?!" Pertanyaan yang tak ada hubungannya dengan urusan melamar pekerjaan. "Karena kalau kamu pacarnya dia pasti kutolak!" Sepasang mata Sandra seperti mau menguliti Tiara, membuat gadis itu meringis.

Tiara menenangkan dirinya. Mencoba untuk bisa menjawab setiap pertanyaan dengan tanpa gugup. Hem, harus tenang, Ara, serunya dalam hati memberi semangat.

"Apa Sandi yang membuatmu tak membuat lamaran?" Sandra kembali mengintimidasi suaranya.

"Oh bukan Sandi bahkan nggak sempat bilang apa apa hanya bilang di sini ada lowongan ..."

"Jadi nggak kasih tahu kamu kalau harus bawa lamaran ke sini?!" Cecar Sandra lagi.

Tiara menggeleng. Benar kata Sandi si Sandra ini galak. Duh, gimana kalau tak diterima?

"Baiklah, namamu?!" Suara Sandra tetap berintonasi tinggi.

"Tiara," jawab gadis belia itu cepat.

"Umurmu?!" Kali ini sepasang mata Sandra melebar.

"Lima belas tahun," 

"Pendidikan?"

"Baru SLA ..."

"Lulus?" 

Aduh kakak umur lima belas tahun mana mungkin lulus sekolah lanjutan atas. genius banget, duh bisa koplak otak aku karena nggak segitu juga harus lulus umur lima belas tahun. Batin Tiara miris.

"Bagaimana kamu lulusan SLA?"

Tiara menggeleng sedih.

"Wah dari umur saja kamu baru lima belas tahun itu termasuk di bawah umur. Mana ada pekerja seumur kamu itu dilarang tahu!"

Tiara menatap Sandra dengan mata memerah karena hampir putus asah mau cari kerja dimana lagi jika di sini ditolak dari segi umur dan pendidikan tak memadai. 

"Pendidikan minimal Sekolah Lanjutan Atas. Umur harus di atas delapan belas tahun. Jadi dari segi pendidikan dan umur jelas kamu sudah tidak memadai." Kali ini suara Sandra agak menurun, menatap Tiara dengan ibah.

"Jadi ..." Tiara menunduk.

"Ya," Sandra mengangguk. "Dari segi pendidikan gak bisa apalagi dari segi usia bisa bisa restaurantku ditutup karena mempekerjakan anak dibawa umur.

Lengkap sudah jawaban penolakan Sandra. Tiara tak punya keberanian lagi untuk menawar supaya bisa diterima bekerja.

"Kalau belum membuat lamaran masih bisa aku kasih kesempatan untuk membuatnya. Tapi masalah umur serius aku tak bisa," suara Sandra kini bernada seperti kasihan tak lagi segalak dulu.

"Baiklah, Kak aku permisi," ujar Tiara lalu berdiri dengan enggan.

Sandra ikut berdiri.

Mereka berhadapan kini.

Sandra ibah gadis sebelia ini mencari pekerjaan. Orang tuanya kerja apa ya?

"Kamu tinggal dimana?"

Tiara terkejut ditanya tempat tinggalnya, pasti orang tua angkatnya sudah pergi dari rumah sewanya. Huh kenapa tadi kabur dari rumah Tante Yunita, ya, kalau nggak tentu tak sengsara begini.

"Lho kamu gak punya tempat tinggal, Tiara?"

Spontan Tiara menggeleng.

"Kok bisa?" Sandra heran menatap Tiara sikapnya kini agak lembut.

"Ya," angguk Tiara.

"Lalu kalau kamu nggak punya tempat tinggal bagaimana kamu bisa rutin sekolah?"

Dua titik air mata turun dari dua sudut mata Tiara.

Sandra terkejut.

Tiara menghapus air matanya.

Sandra masih bingung harus berbuat apa pada Tiara.

"Saya permisi, Kak,"

"Ya Tiara maaf, ya,"

Tiara melangkah perlahan. Sepeninggalnya Tiara ponsel Sandra berdering. 

Dari Sandi.

"Halo Ndi ...."

"Gimana Tiara bisa diterima kerja?"

"Syaraf lo itu ya, San, masa anak lima belas tahun kamu suruh lamar kerja di sini!" Gerutu Sandra.

"Aduh Kak udah terima sajalah kasihan tuh dia kayaknya ada masalah deh sama keluarganya," .

"Huh anaknya udah pamit pulang,"

"Udah suruh nyuci piring saja dia dan sementara suruh tidur saja di restaurant,"

"Huh kamu tuh!"

"Itung itung nolong orang lagi susah,"

"Huh kamu tanggung jawab ya kalau sampai ketahuan mempekerjakan anak di bawah umur!"

"Kita cuma mau nolong, Kak, kan dia di dapur cuci piring ya nggak mungkinlah kelihatan orang ..."

"Yaudah deh," hubungan telepon terputus. Lewat interkom Sandra menghubungi bagian penerima tamu supaya menahan Tiara.

"Susul gadis tadi yang menemuiku suruh menghadap padaku lagi!"

"Baik, Kak," sahut karyawan yang memang diwajibkan memanggilnya Kakak.

Tiara sudah menyeberang jalan. Memandang pada padatnya kendaraan yang lalu lalang saat sebuah tangan menepuk punggungnya.

Terkejut Tiara menoleh.

Seorang gadis berseragam restaurant yang baru ditinggalkannya berdiri di hadapannya.

"Hai kamu tadi yang wawancara dengan Kakak Menejer, ya?" si karyawati restaurant menatap Tiara.

"Ya, tapi ..."

"Kamu diminta kembali lagi," potong karyawati itu.

"Aku disuruh kembali lagi?" Ada binar di mata Tiara berharap si kakak meneger bisa memberinya pekerjaan apa saja..

"Ya cepat kakak menejer orangnya maunya serba cepat dia nggak suka orang bertele tele," ujar si karyawan langsung berbalik mendahului Tiara, karena dia meninggalkan meja kerjanya yang tak boleh kosong jika ada pelanggan yang butuh panduan.

Tiara pun tak mau membuang kesempatan. Segera dia berlari lari kecil menyeberang jalan, lalu mendahului karyawati yang tadi memanggilnya.

"Aku duluan, Kak,"

"Oke," sahut si karyawan melambai.

Kini dengan napas tersengal Tiara sudah berhadapan dengan Sandra.

"Baiklah aku menerimamu bekerja di sini." ujar Sandra.

"Benarkah aduh terima kasih banyak, Kakak Meneger,"

"Kamu sementara jadi tukang cuci piring dan menjaga kebersihan dapur,"

"Saya bisa Kakak," angguk Tiara. Orang tua angkatnya pertama hidup serba kecukupan. Seiring waktu keuangan mereka merosot sampai pada titik nol, maka kehidupan pun berubah. Semua pekerjaan rumah dilakukannya sendirian. Mulanya Tiara hanya memperhatikan Ira ibu angkatnya memasak dan mengepel. Lama kelamaan Tiara pun dilibatkan untuk bekerja di dapur membantu mencuci piring, atau terkadang menyapu dan mengepel. 

Nah bekal itulah yang kini akan dibuatnya untuk memulai karier pekerjaannya sebagai tukang cuci piring dan membersihkan dapur serta sekitarnya.

"Kalau begitu ikut aku ke dapur," ajak Sandra.

Tiara dengan semangat mengikuti Sandra ke dapur.

Di dapur sudah ada pekerjanya dua orang. Mereka seorang lelaki bernama Abdul sudah berumur tiga puluh tahun dan Bira lima puluh tahun lebih.

"Nah Buk Bira ini ada Tiara yang akan bantu bantu di bagian dapur. Ajari saja kerjaannya, ya Buk Bira,"

"Ya Non Sandra," angguk Bira.

Sandra meninggalkan dapur, hingga Tiara sempat kikuk.

"Neng namanya siapa?" Sapa Bira ramah.

"Nama saya Tiara," 

"Oh ya sudah sekarang bantu Bu Bira ya di dapur sambil belajar masak," 

Tiara mengangguk hatinya senang karena Bira menerimanya dengan tangan terbuka.

"Nah ayo cuci panci bekas Bu Bira masak karena Bu Bira tak sempat mencucinya banyak pesanan on line dadakan."

Ya, Bik,"

Bira keluar dapur dan lama kemudian kembali lagi membawa bandana untuk menutup rambut Tiara yang bergantung di atas bahunya.

"Neng rambutnya tutupi kalau kerja ya supaya nggak ribet dan nggak ada yang terbang ke makanan," 

Tiara mendekat menerima uluran tangan Bira yang memberikan bahan segi empat sewarna dengan yang digunakan perempuan itu. Segera Tiara memasang bandana yang menutup seluruh rambutnya, hingga kini yang terlihat hanya sepasang kupingnya, dimana anting anting kolong mungil menggantung di kupingnya.

Sesaat Bira terpanah melihat sepasang anting yang sangat dikenalnya modelnya itu.

"Ah anting model gitu kan nggak satu yang jual," sungut Bira tanpa suara. "Anting antingnya bagus Neng,"

"Oh ini anting anting penuh sejarah, Bu Bira," tersenyum Tiara, untung saja abang ojol tadi menolak dibayar pakek anting penuh sejarah ini.

"Anting ini jangan sampai hilang, Ara, hanya benda ini yang lekat di badanmu selain popok bayimu dulu saat Ibu ambil dari orang yang menjualmu pada kami," terngiang ucapan ibu angkatnya beberapa tahun lalu.

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!