Mengisahkan tentang Ling Yi, seorang gadis desa yang mendadak kehilangan kebahagiaannya akibat suatu bencana tak terduga.
Bukan karena musibah, melainkan karena peristiwa kebakaran yang di sengaja oleh pasukan jahat dari suatu organisasi rahasia.
Di saat itu pula, Ling Yi juga menyadari bahwa ia memiliki suatu keistimewaan yang membuat dirinya kebal terhadap api.
Malam itu, kobaran api yang menyelimuti rumah mungilnya itu akhirnya menjadi saksi bisu tentang kepedihan, kesedihan, kemarahan, serta kebencian yang memuncak dalam tekadnya untuk membalaskan dendam.
"Tidak bisa aku maafkan! Penderitaan ini, aku pasti akan mengingatnya seumur hidupku!"
"Akibat ulah mereka, aku sampai harus kehilangan ibuku, ayahku, tempat tinggal, serta semua harta bendaku,"
"Aku bersumpah! Suatu hari nanti, aku pasti akan menghabisi mereka semua dengan apiku sendiri!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SSERAPHIC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerajaan Fengming
"Kamu benar, Ling Yi. Zhang Hao bukanlah manusia biasa. Ia juga mempunyai kemampuan khusus, yaitu ilmu hitam," jawab Xiao Feng dengan wajah seriusnya.
"Jadi, Zhang Hao memiliki ilmu hitam? Syukurlah aku berhasil bebas darinya," ucap Ling Yi dalam hati.
Ling Yi pun merenungkan semua perbuatannya, tentang bagaimana kelalaiannya yang menunjukkan kemampuannya pada sembarang orang, hingga membuat dirinya sendiri berada dalam bahaya. Ling Yi pun sadar bahwa kejadian tadi juga merupakan kesalahannya yang kurang waspada dalam menjaga diri.
"Jadi begitu ya? Haha... ternyata aku sebodoh itu ya?" ucap Ling Yi sambil tertawa canggung. Xiao Feng yang melihat hal itu pun tersenyum menatap Ling Yi.
"Tidak, Ling Yi. Jangan khawatir, mulai sekarang aku akan terus bersamamu, dan membantumu memberi pelajaran pada orang-orang sepertinya," ucap Xiao Feng dengan lembut.
Ling Yi akhirnya luluh pada Xiao Feng, pada ucapan dan rasa pedulinya padanya. Ling Yi benar-benar merasa nyaman dengan itu.
"Terima kasih..." ucap Ling Yi sambil tersenyum. Xiao Feng pun membalas senyumannya dan mengangguk.
"Lalu, apa hubunganmu dengan Zhang Hao?" tanya Ling Yi kembali penasaran. Rasanya, di kepalanya saat ini sudah ada ratusan pertanyaan tentang pria itu yang ingin ia tanyakan.
Setelah itu, Ling Yi kembali melihat Yan Cheng menunjukkan wajah seriusnya. "Aku pernah secara tidak sengaja menemukan laboratorium miliknya itu, dan langsung menghentikan aksinya yang ingin berbuat hal buruk. Aku lalu sadar bahwa ia adalah tipe orang yang tak akan segan menggunakan ilmu hitamnya untuk melakukan kejahatan. Sejak itu, aku pun selalu membencinya dan mulai bermusuhan dengannya," ucap Xiao Feng dengan tegas.
"Jadi begitu ya..." jawab Ling Yi pelan setelah mengetahui yang sebenarnya. Ia menunduk sambil memperhatikan langkah kakinya, bingung harus berbuat apa.
Tak lama kemudian, Xiao Feng pun kembali tersenyum dengan mudahnya. "Lihat itu," ucapnya sambil menatap Ling Yi. Ia pun mengangkat kepalanya, dan menoleh ke depan, ke arah yang di tunjuk oleh Xiao Feng.
Ternyata, di depan sana, sudah ada seekor kuda cokelat yang diikat di sebuah pohon. Ling Yi pun takjub melihat kuda sedekat itu untuk pertama kalinya. "Apa kuda itu milikmu?" tanya Ling Yi antusias. "Tentu saja. Ayo!" ucap Xiao Feng menarik tangan Ling Yi mendekati kuda itu.
Ling Yi lalu mendekat dan mencoba mengusap kepala kuda itu. Ternyata, kuda tersebut juga menyambutkan dan menerima usapan tangannya dengan tenang. Ia pun tersenyum bahagia saat mengetahui bahwa kuda itu sudah benar-benar jinak.
Setelah selesai melepaskan tali yang mengikat kuda itu, Xiao Feng pun kembali ke sebelah Ling Yi . "Ayo, naiklah," ucap Xiao Feng.
"A-apa?" tanya Ling Yi. Ia pun menatap kuda itu bingung karena ia tidak tau bagaimana cara naiknya. Lalu tiba-tiba, Xiao Feng mendekati Ling Yi , mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas kuda tersebut.
Beruntungnya Ling Yi lebih suka memakai celana dan berpakaian seperti layaknya seorang pria, bukannya mengenakan gaun seperti wanita pada umumnya. Dan berkat hal itu, ia pun bisa menunggangi kuda dengan lebih nyaman hari ini.
Ling Yi hanya bisa terdiam menatap Xiao Feng yang langsung ikut naik bersamanya tepat di depannya.
"Pegangan, ya?" ucap Xiao Feng sambil tersenyum. Ia lalu mulai mengambil kendali kuda itu dan membuatnya berjalan.
Merasa takut jatuh, Ling Yi pun terpaksa berpegangan pada pinggang Xiao Feng. Xiao Feng hanya tersenyum melihat Ling Yi melakukan hal itu. Akhirnya mereka berdua pun menunggangi kuda itu menuju tempat yang Xiao Feng inginkan. Ling Yi pun cukup bahagia dan sangat menikmati momen itu untuk pertama kalinya.
Beberapa menit kemudian, setelah melewati hutan yang cukup lebat, mereka akhirnya sampai ke tempat yang Xiao Feng maksudkan. Ia menghentikan langkah kudanya di sebuah halaman istana yang luas.
Xiao Feng turun terlebih dahulu, lalu menurunkan Ling Yi dari kuda tersebut. Setelah itu, seorang prajurit pun langsung mendatangi mereka dan mengambil alih kuda tersebut untuk dimasukkan ke kandangnya.
Ling Yi lalu menatap bangunan di sebelah mereka dengan amat takjub. Bangunan tersebut tak lain adalah sebuah istana yang berdiri kokoh, megah dan juga indah. Ia benar-benar tidak menyangka, bahwa Xiao Feng sebenarnya adalah seorang pangeran.
"Selamat datang di istanaku, di kerajaan Fengming," ucap Xiao Feng sambil tersenyum menatap Ling Yi . Ia lalu meminta Ling Yi mengikutinya melangkah memasuki istana dan membawanya ke ruangannya yang luas dan mewah. Di dalam Ling Yi langsung disambut oleh banyak pelayan yang siap melayani.
"Ling Yi, aku harap kamu merasa nyaman di sini," ucap Xiao Feng dengan lembut. Ling Yi pun cukup terharu dengan perhatian Xiao Feng. Wajah Xiao Feng yang tersenyum bahkan membuatnya seolah - olah berbeda dengan orang berwajah dingin yang berhadapan dengan Zhang Hao tadi.
Tak berselang lama, Xiao Feng memanggil pelayannya untuk membawakan makanan dan minuman untuk mami berdua. Kebetulan Ling Yi memang merasa lapar dan haus setelah perjalanan yang panjang. Jadi, ia pun berterima kasih pada Xiao Feng dan sangat menikmati hidangan yang mereka suguhkan.
Selesai makan, Xiao Feng mengajak Ling Yi ke taman istana yang indah. Ling Yi merasa sedikit lebih santai dan menikmati keindahan alam yang di suguhkan di istana itu.
Ketika mereka berjalan di taman, Xiao Feng dan Ling Yi pun terus berbincang tentang banyak hal. Ia juga melarang Ling Yi memanggilnya pangeran, dan memintanya memanggilnya dengan namanya saja.
"Aku lihat-lihat, sejak tadi kamu tidak mau meletakkan tasmu. Aku juga selalu melihatmu membawa tas itu kemana-mana. Kenapa begitu? Memangnya apa isi dalam tasmu itu?" tanya Xiao Feng.
Ling Yi pun tak lagi ragu pada Xiao Feng, dan mengambil giliran untuk menjawab semua pertanyaan yang ingin ia tanyakan padanya.
"Oh... ini ya?" ucap Ling Yi sambil menunjukkan tasnya. Ia pun mengeluarkan sebuah guci dari dalam tasnya yang berisi abu kremasi ibunya.
"Ini adalah abu kremasi ibuku. Sekarang ini, hanya inilah hartaku yang tersisa. Jadi, aku selalu membawa ini kemana-mana, untuk bisa selalu dekat dengan ibuku dan meminta restu padanya untuk setiap langkah yang aku ambil," ucap Ling Yi sambil memeluk guci tersebut.
Xiao Feng mendengarkan cerita Ling Yi dengan seksama, hingga ia selesai bercerita. Raut wajah Xiao Feng seketika berubah sendu dan menatap Ling Yi penuh iba. Ling Yi akhirnya merasakan bahwa Xiao Feng benar-benar peduli dengannya dan ingin memahaminya dengan lebih baik.
Tak berselang lama, Xiao Feng tiba-tiba mengusap kepala Ling Yi dan tersenyum. "Baiklah, aku paham sekarang. Kamu benar-benar gadis yang baik. Tenang saja, Ling Yi. Mulai sekarang, aku juga akan terus ada bersamamu, dan akan melakukan apa saja untuk bisa membantumu." ucap Xiao Feng dengan lembut.
Walau sedikit terkejut, Ling Yi juga merasa lebih tenang setelah bercerita dengan Xiao Feng. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia menemukan sesosok pria yang bersedia menjadi tempatnya bercerita, dan mendengarkan semua keluh-kesahnya dengan sukarela.
Mereka terus berjalan di taman istana, menikmati keindahan alam dan suasananya yang menenangkan.
Di saat matahari mulai terbenam, Xiao Feng pun mengajak Ling Yi masuk kembali ke istana. Ia membawa Ling Yi ke sebuah kamar mewah yang sudah ia siapkan untuknya.
"Kamu pasti lelah. Kamu bisa menggunakan kamar ini untuk beristirahat. Pelayan juga akan membantumu menyiapkan semua yang kamu perlukan. Setelah kamu siap, kita akan bertemu lagi untuk makan malam," ucap Xiao Feng dengan lembut.
"Aku mengerti, terima kasih Xiao Feng," ucap Ling Yi sambil tersenyum.
Setelah Xiao Feng undur diri, Ling Yi memutuskan untuk pergi mandi untuk menghilangkan rasa gerah dan penatnya seharian ini. Pelayan pun menyiapkan air hangat untuk Ling Yi dan melayaninya dengan sangat baik.
"Kira-kira apa ya yang akan aku lakukan setelah ini?"
🤗