Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Ganes masuk ke kelas, di saat teman - temannya berisik karena saling menanyai hasil pekerjaan teman.
"Eh Nes.. Enak kamu nggak ikut ngerjain tugas. Banyak banget nih Pak Wis ngasih tugas ! Nggak kira - kira banget ! ". Keluh Lala, saat Ganes sudah mendaratkan p@ntat nya di kursi.
Huffhh
"Aku nanti dapet tugas sendiri, jadi jangan bilang enak ke Aku !" Protes Ganes. Mendelik kesal ke Lala.
Ganes menaruh plastik putih tadi di meja, tepat di tengah - tengah, antara posisi duduk nya dan Lala.
"Eh apa an tuh? ". Lala penasaran dengan barang yang dibawa Ganes. Gadis sahabat Ganes itu langsung mendekatkan plastik ke arahnya, dan membuka simpul nya.
"Pesenan Aku ke Bu kantin ! ". Jawab Ganes asal. Masa iya mau ngomong dikasih Pak Wis. Nggak banget.
"Sejak kapan Bu Kantin buka katering? ". Heran Lala.
"Duhh.. Aku mau tidur dulu lah, La.. Ngantuk ini ".
"Eh nanti diomelin lagi sama Pak Wisnu loh ! ". Lala mengingatkan sahabatnya.
"hmmmm".
Ganes akhirnya menelungkupkan kepalanya, berbantalkan lengan. Tidak peduli jika harus dimarahi oleh Kekasihnya, yang sayangnya sangat galak.
Sanjaya masuk tidak berselang lama setelah Ganes memutuskan tidur di kelas. Tatapan mata guru itu langsung tertuju pada Ganes yang sedang telungkup. Lala sampai meringis melihat tatapan tajam sang Guru.
Teman sekelas Ganes lainnya pun melihat hal yang sama. Dalam hati Mereka semua berdoa, jangan sampai gara - gara Ganes, Mereka semua dihukum. Sebab langkah kaki Guru Mereka tertuju ke barisan meja Ganes.
"Apakah tugasnya sudah selesai? ". Tanya Sanjaya, yang saat itu memutuskan berdiri di barisan meja Ganes. Sanjaya tidak membangunkan Ganes, karena kasihan. Biarlah kali ini Dia longgar sedikit ke Ganes.
"Sudah Pak.. ! "
"Ada yang susah banget Pak ! ".
Sahut Mereka. Rasanya lega, karena Guru Mereka tidak marah - marah di Kelas. Mereka sedikit heran, tumben Guru Galak itu tidak membangunkan Ganes. Tetapi Mereka tidak begitu peduli, yang penting tidak ikut dihukum. Itu saja cukup.
"Coba salah satu maju ke depan, tulis jawaban soal nomor satu. Lala, coba maju tuliskan jawabanmu ! ". Perintah Sanjaya pada Lala yang duduk bersama Ganes.
Lala langsung bangkit dari duduknya, dan maju ke depan.
'Duhh itu Ganes ngebo banget sih ! Masa ada suara deket gitu nggak denger ! '. Lala malah mengkhawatirkan Ganes.
Sanjaya berdiri tepat di samping tempat duduk Ganes. Lelaki itu mengelus puncak kepala Ganes beberapa kali, sebelum akhirnya berjalan ke barisan paling belakang. Takut - takut juga Dia. Ingin berlaku lembut, namun takut ada yang melihat.
Sanjaya memperhatikan Muridnya menulis jawaban soal nomor satu, sambil sesekali matanya melirik ke arah dimana Ganes masih tertidur. Sanjaya menggelengkan kepalanya, karena heran dan tidak habis pikir.
'Jangan harap setelah ini bisa santai - santai kamu ! '. Batin Sanjaya, sambil matanya melihat Ganes.
Sanjaya mulai menyusun rencana, agar janjinya membuat nilai Ganes bagus tercapai. Dia menawarkan itu sebagai imbalan menerimanya menjadi kekasih, bukan berarti tanpa usaha dari Ganes. Tentu saja nilai bagus itu didapatkan karena Muridnya itu mengusahakan sendiri. Mungkin nanti Dia bisa membuka privat khusus untuk menjadi Guru Pribadi Ganes.
Yah.. Ide yang bagus, San !! Puji nya untuk diri sendiri.
"Bangunkan teman kalian yang tertidur saat Guru mata pelajaran berikutnya masuk kelas ! ". Pesan Sanjaya, sebelum keluar dari Kelas Kimia, karena jam nya mengajar telah selesai. Murid kelas itu tidak bertanya siapa yang suruh dibangunkan, karena satu - satunya yang tidur di kelas hanya Ganes !
Mereka mulai berdengung, membicarakan keberuntungan Ganes hari ini, setelah sial dihukum karena terlambat mengikuti upacara bendera.
"Tumbenan Pak Sanjaya nggak bangunin Ganes ya ! Lagi baek hati Beliau ! ".
"Iyaa, mungkin sama pacar nya disuruh jangan galak - galak ! ".
Mereka tertawa mendengar celetukan salah satu teman Mereka.
"Ngomong - ngomong, Pacarnya Pak Sanjaya kayak apa ya? Jangan bilang satu frekuensi ! ".
"Nah itu, penasaran juga Aku ! ". Mereka mulai mengeluarkan argumen masing - masing, tentang seperti apa Kekasih Pak Sanjaya.
Seseorang di kelas itu, seorang murid perempuan, yang duduk di pojokan, terlihat menatap Ganes dalam diam. Dia satu - satunya yang tidak ikut membahas tentang siapa Kekasih Guru Kimia Mereka.
***
"Selamat Malam... ".
"Ya ampun Mas, Mba.. Kok berkunjung tidak berkabar sih ! ".
Ibu Ganes terlihat menyambut tamu yang datang ke rumah Mereka.
"Owh ada Nak San juga ini.. Ayo mari masuk ! ".
Sanjaya dan kedua orang tuanya, malam itu datang berkunjung ke rumah Ganes. Seperti diketahuinya, Orang Tua nya dan orang tua Ganes memang dekat. Mereka bisa dibilang sering saling berkunjung. Sanjaya pernah waktu itu ikut berkunjung ke Rumah ini, itu saat dulu Ganes belum menjadi muridnya. Sekitar setahun lebih yang lalu.
"Ganes nya mana, Dek? ". Tanya Mama Sanjaya ke Ibu Ganes.
Bukan menjadi rahasia lagi, jika hubungan Ganes dan Sanjaya diketahui oleh orang tua masing - masing. Sebenarnya ada rahasia antara Sanjaya dan Papa Ganes terkait awal mula hubungan Ganes dan Sanjaya, namun cukup Mereka berdua saja yang tahu.
Ibu Ganes mempersilahkan tamunya duduk. Dia memanggil suaminya yang saat itu sedang di kolam belakang. Memberi makan ikan.
"Mas, ada keluarga nya Mas Wisnu itu, ih.. ikannya jangan dimakanin terus pas malem Mas ! Nanti mati baru tahu ! ". Omel Ibu Ganes.
"Belum gemuk mereka, Bu... Harus sering sering dikasih makan malam loh ! ". Sahut Ayah Ganes.
Tetapi Lelaki Tua itu segera bersiap, menemui calon besan nya.
Ceileh calon besan. Hahahaa.
Lelaki Tua itu tertawa sendiri, mendengarkan batinnya berbicara.
"Datang kok ndak bilang to Mas Wisnu dan Mbak.. Ini jadi ndak ada jamuan nya loh ! ". Ayah Ganes menyalami Papa Wisnu, dan memeluk Lelaki itu.
"Lagi kasih makan ikan kah malam begini? ". Tanya Pak Wisnu, Papa nya Sanjaya. Lelaki itu tengah meledek Ayah Ganes, karena kebiasaan yang tidak biasa.
"Ya begitulah Mas, Ikan kok kurus, ndak bagus banget dilihat nya ! ". Sahut Ayah Ganes, sambil terkekeh.
Ibu Ganes menuju kamar puterinya. Kamar Ganes tidak pernah dikunci jika belum jam nya tidur. Ibu bisa membuka kamar anak Gadisnya, dan terlihat lah Ganes yang sedang menghadap buku, namun sambil tiduran tengkurap di atas kasur. Telinga Ganes tertutup headphone, sehingga Ibu mencolek kaki putrinya, agar Putrinya itu tahu keberadaanya.
"Eh Bu? Piye? ". (Piye : Gimana?)
Ganes melepaskan headphone nya.
" Ada Teman Ayahmu dateng itu ! Cepet turun ! Bajumu dibenerin tuh, ganti baju ajalah. Kusut begitu ! ". Omel Ibu.
"Ih Ibu, ini Ganes lagi nggarap tugas lho.. Mosok dikon turun sih , Ben tho Bu.. Tamu Ayah yo ditemui ". Jawab Ganes.
(Terjemah: Ih Ibu, ini Ganes lagi ngerjain tugas loh.. Masa disuruh turun sih, biarlah Bu.. Tamu Ayah ya ditemui).
"Ndak sopan namanya.. Sudah cepat turun ! Itu Tugasnya bisa dikerjain nanti, atau bawa turun aja sekalian, minta dibantu ngerjain sama Nak Sanjaya ! ". Kata Ibu, sebelum keluar dari kamar sang putri.
"Hah??? Buuu.. Pak Wis ada di sini tho?". Ganes setengah berteriak, namun Ibunya tidak menjawab. Sudah tidak terlihat juga.
Ganes gelagapan, karena harus bertemu dengan Sanjaya. Kekasihnya itu tidak memberitahu kedatangannya.
Apakah Pak Wis mau ngelamar Aku? Ihh Masa sih.. Ya ampuun !
Ganes overthingking sendiri.
Gadis itu segera berganti baju sesuai instruksi Ibu. Setelahnya, Ganes mematut dirinya di cermin, dan merapihkan rambutnya yang bergelombang indah.
Sipp.. Cakep sudah ! Hehehe
Ganes keluar kamar, dan siap bertemu Sanjaya dan Orang Tuanya.
.
.
.