Kehancuran yang Siska alami setelah kehilangan sang bayi, hasil dari pelecahan yang ia alami. Dan juga sang kekasih yang masuk ke dalam penjara atas pembalasan dendam yang ia lakukan atas pembunuhan anak dari Siska sendiri. Membuat Siska depresi dan memilih jalan pintas untuk bunuh diri, agar semua masalah di hidupnya berakhir dengan cepat. Justru membuat dia hidup dalam lembaran yang baru dan dengan identitas baru setelah kehilangan ingatannya. Dan semua masa masa kelam serta kebahagiaan yang ia alami sebelumnya.
Siska mengalami amnesia dan menikah dengan pria yang sebelumnya melamarnya. Hingga hidup bahagia bersamanya, sebelum takdir kembali mempertemukan dia dengan orang yang ia cintai, yang baru saja bebas dalam penjara. Dan hal itu membuat Siska merasa ada hal yang aneh ketika ia melihatnya, sampai tanpa sadar Siska kembali teringat sesuatu tentang pria bernama Hamdi tersebut, yang membuat degub jantungnya kembali berdetak tak seperti sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu
Jonathan sejenak terdiam sebelum akhirnya menjawab pertanyaanku dengan lembut seperti biasa.
"aku hanya takut jika dia adalah orang di masa lalumu. Aku tak tahu dia dan tak tahu siapa namanya, namun aku curiga jika dia mencintaiku ataupun menyukaimu, karena tatapannya sungguh membuatku takut. Aku gak mau kehilangan kamu Siska, apalagi ketika mengingat perjuangan ku untuk mendapatkan mu yang cukup sulit dan butuh perjuangan. Sehingga aku tak mau ada satupun pria yang akan merebutmu dariku, meskipun itu adalah pria buruk rupa seperti dia. Hahah" ucap jonathan dengan sedikit mengejek pria yang tadi baru saja kami temui.
Harusnya Jonathan berterimakasih pada pria itu karena telah menyelamatkan anak yang hampir saja kami tabrak. Namun kecemburuan yang ia punya ,malah membuatnya mengumpat dan menghina pria berjambang tadi yang Memeng penampilannya sedikit lusuh tak terurus, namun keluar dari gedung yang cukup tinggi seperti sudah memiliki kepentingan di sana, sampai aku pun berpikir jika pria itu adalah orang berada akan tetapi penampilannya yang memang biasa dan sederhana.
"aku tak mengenal dia dan ku lihat dia melihatku biasa saja. Aku tak terlalu memikirkan hal itu karena aku lebih fokus dengan panggilanmu pada wanita yang merupakan ibu dari anak itu" jawabku pada Jonathan yang hanya tersenyum
"sudah jangan terlalu pikirkan. Kita akan jalan jalan sekarang, aku akan izin libur bekerja, kebetulan tak ada tugas mendesak di kantor juga. Gimana?" tanyanya yang membuatku menganggukan kepala .
Aku memang telah lama tak pergi jalan jalan dengan dia, karena dia selalu saja sibuk setiap harinya. Namun kali ini dia menyempatkan waktunya untukku, sehingga aku tentu saja tak ingin melewatkan hal itu.
"kita mau kemana?" tanyaku padanya.
"emh ke taman aja gimana? dulu kamu suka sekali dengan taman di dekat mall di jalan Cempaka kan? Ayo kita pergi, kita nikmati waktu berdua di sana" ajak jonathan dengan bersemangat, yang tak lama kemudian kami pun tiba di taman yang dia katakan.
udara yang sejuk, awan yang cerah dan mentari yang bersinar dengan teriknya, seolah mendukung kami berdua untuk menikmati waktu bersama saat ini. Hingga kami berdua pun hanyut dalam suasana dan aku pun mulai merasa jika hidupku memang bahagia dengan pria di hidupku saat ini.
"kamu mau es cream gak? Aku belikan ya" ucap pria itu dengan cepat, saat melihat aku berkeringat.
Dia bangkit berdiri menuju sebuah truk es krim dan aku hanya menatap ke sekeliling taman ini, untuk memastikan bahwa taman ini memang sangat nyaman dan siapa tahu aku bisa mengingat sesuatu nanti.
Ku lihat banyak sekali anak kecil disini dan ibu mereka yang tampak bahagia memilikinya. Hanya saja aku sedikit tertampar dengan ucapan ibu mertua, yang masih saja sering menanyakan momongan padaku dan sering kali meminta Jonathan untuk menikahi wanita lain.
Hmh sungguh malang nasibku. Aku tak tahu masa lakukan dan aku tak tahu bagaimana masa depanku nantinya
Ku tatap sekeliling taman ini yang tampak asri dengan pepohonan dan tak lama kemudian mulai terdiam kala mata ini memandang seorang pria, yang kini tengah menikmati sebuah roti di tangannya. Dan pria itu tampak tengah menatap nanar ke arah depan, dengan gelang yang cukup familiar ku lihat sekarang.
******
POV author
Jonathan pergi membeli es krim di salah satu truk es krim di sana. Dan ia membeli es krim strawberry kesukaan istrinya, sebelum seorang anak kecil menarik tangan ibunya, meminta wanita itu untuk membelikannya.
"aku mau Bu! Cia mau! Cia mau es klim laca cokat. Bun Bun cia mau" ucap seorang anak kecil dengah cadelnya, yang sontak saja membuat Jonathan menatapnya.
"Nadin?" lirih pria itu Kemabli, saat melihat wanita yang dulu pernah ia tahu, yang kini tengah di tarik oleh putri kecilnya yang menginginkan sebuah es krim.
Nadin tampak ketakutan saat melihat Jonathan dan bersiap untuk pergi dari hadapannya. Namun langkahnya terhenti, kala pria itu memegang tangannya
"lepaskan! Kumohon lepaskan! Aku mau pergi!"
"Bun itu ciapa? Itu ayah Bun? Cia punya ayah Bun?" tanya anak itu dengan binar mata yang sangat indah, dan Jonathan pun terpana