Dihari ulang tahunnya yang ke 23 tahun Marlena Susianti atau yang sering di panggil Lena berharap hadiah spesial dari sang kekasih. Namun ternyata yang dia dapat tidak sesuai apa yang diharapkan. Lena justru mendapati kekasihnya sedang melalui malam panas dengan sahabatnya sendiri, Sherin. Karena kecewa, Lena pun berlari keluar dari apartemen kekasihnya secepat yang ia bisa untuk menghindar dari kenyataan pahit itu.
Rasa kecewa dan sakit hati membuat Lena pun putus asa hingga ia masuk ke sebuah club malam. Terlalu banyak menenggak alkohol membuat Lena akhirnya menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang tidak dia kenal sama sekali.
“Sayang.. Kamu milikku sekarang.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Pagi ini Alex datang ke perusahaan lebih awal dari biasanya. Pria itu memang sengaja karena ingin menemui Lena. Alex juga membawa tas serta ponsel Lena yang semalam dia temukan di meja makan.
“Dimana Lena?”
Suara Alex membuat beberapa karyawan yang sedang fokus dengan laptopnya menoleh. Mereka kemudian tersenyum simpul dan mengucapkan selamat pagi pada bos besarnya itu.
Sasha yang memang mejanya tepat bersebelahan dengan Lena terdiam sesaat. Tidak biasanya Lena belum datang padahal waktu kerja sudah di mulai sejak setengah jam yang lalu. Ya, Lena adalah orang yang disiplin dalam segala hal. Jika tidak hadir pun Lena tidak lupa memberitahu sebagai izin.
“Lena belum datang pak. Saya sudah coba menelepon tapi tidak di angkat.” Ujar Sasha.
Alex berdecak. Tentu saja Lena tidak mengangkat telepon dari Sasha karena ponsel dan tas Lena bahkan ada pada dirinya.
Enggan bertanya lagi yang pasti akan membuat para karyawannya bertanya tanya, Alex pun memilih untuk berlalu. Pria itu bergegas menuju ruangannya yang berada di lantai atas. Alex sebelumnya sudah menyambangi rumah kontrakan Lena, namun Lena sama sekali tidak ada. Bahkan tetangga kontrakan Lena mengatakan jika Lena belum pulang sejak kemarin pagi pergi untuk bekerja.
“Dimana kamu Lena?” Gumam Alex sambil masuk ke dalam ruangannya.
Alex kemudian mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya sambil mencoba berpikir. Alex mencoba mengingat ingat tempat yang pasti akan di datangi oleh Lena.
“Apa mungkin Lena sedang di makam kedua orang tuanya?” Alex mulai bertanya tanya sendiri. Pria itu benar benar merasa sangat khawatir pada Lena yang sejak semalam tidak ada kabar karena memang alat komunikasinya berada di tangan Alex sendiri.
Ketika hendak bangkit dari duduknya, Alex mengeryit. Ponsel dalam saku dalam jasnya berdering. Merasa terganggu, Alex pun berdecak kemudian segera merogoh saku dalam jasnya mengeluarkan benda pipih itu dari sana.
“Sherin..” Gumam Alex malas.
Enggan menerima telepon dari Sherin, Alex pun memilih untuk mematikan ponselnya. Alex tau Sherin juga pasti akan menanyakan tentang keberadaan Lena padanya.
Berpikir Lena sedang berada di makam kedua orang tuanya sekarang, Alex pun bergegas. Pria itu berniat menemui Lena sekaligus menjelaskan apa yang terjadi semalam. Alex juga akan mengaku pada Lena tentang hubungan terlarangnya dengan Sherin selama setengah tahun ini. Alex akan meminta maaf kemudian berjanji pada Lena tidak akan lagi mengulanginya lagi.
Gelagat tidak biasa Alex menimbulkan banyak tanda tanya. Semua karyawan yang melihatnya merasa aneh apa lagi Alex juga sempat menanyakan tentang Lena. Sesuatu yang tidak pernah dia lakukan mengingat Lena yang selalu hadir tepat waktu.
Tidak berbeda dengan karyawan lainnya, Sasha pun juga bertanya tanya. Sudah berkali kali Sasha menghubungi Lena pagi ini namun Lena sama sekali tidak mengangkat telepon darinya sekalipun.
“Apa mungkin mereka berdua sedang ada masalah? Apa Lena tau apa yang pak Alex sering lakukan di belakangnya?” Sasha bergumam dalam hati. Sasha tidak bisa berbohong bahwa dirinya juga sangat khawatir pada keadaan Lena sekarang.
“Ya Tuhan Lena.. Aku harap dimanapun kamu berada sekarang, kamu baik baik saja.” Sasha menghela napas kasar kemudian kembali mencoba fokus dengan pekerjaannya. Sasha juga mencoba berpikir positif bahwa Lena sekarang sedang baik baik saja. Kalau pun sedang tidak ingin di ganggu paling tidak Lena tidak melakukan hal yang macam macam. Begitu Sasha berpikir.
------------
Alex menghentikan mobilnya begitu sampai di depan area pemakaman umum tempat kedua orang tua Lena di makamkan. Pria itu bergegas turun dari mobilnya kemudian melangkah masuk ke dalam area pemakaman umum tersebut dan langsung menuju ke arah tempat kedua orang tua Lena di makamkan.
Benar saja, disana Lena sedang duduk bersimpuh di antara makam kedua orang tuanya. Alex menghela napas lega namun detik berikutnya sebuah keryitan muncul di keningnya begitu menyadari ada sosok lain di belakang Lena. Sosok yang bisa dengan jelas Alex kenali meskipun jarak mereka masih jauh.
“Itukan.. Erlan Harrison.” Gumam Alex pelan.
Penasaran dengan keberadaan Erlan di belakang Lena. Perlahan Alex melangkah mendekat pada Lena dan Erlan yang begitu setia berdiri di belakang Lena seolah sedang menjaga Lena.
“Lena...”
Suara berat Alex membuat Lena yang sedang menatap nisan sang ayah perlahan mendongak. Lena kemudian segera mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya. Ya, Lena memang sedang mengadukan nasib cintanya yang di khianati oleh Alex di depan pusara kedua orang tuanya yang memang sudah lama pergi meninggalkannya.
“Syukurlah kamu baik baik saja sayang. Aku mencari kamu sejak semalam. Tetangga kamu bilang kamu tidak pulang sejak semalam. Kamu kemana aja sayang?” Tanya Alex tanpa sedikitpun merasa bersalah dengan apa yang sudah dilakukannya dengan Sherin semalam.
Lena tertawa sinis kemudian bangkit dari bersimpuhnya. Meski sampai sekarang hatinya terasa seperti tercabik cabik karena apa yang sudah Alex dan Sherin lakukan tepat di depan kedua matanya semalam, tapi Lena berusaha untuk berdiri dengan kepala tegak. Rasa cintanya yang begitu besar pada Alex yang kemarin bahkan semalam masih Lena punya sirna begitu saja begitu melihat panasnya pergumulan Alex dan Sherin semalam. Dan kini perasaan itu sudah tidak lagi hinggap di hatinya secuilpun.
“Berhenti memanggilku dengan sebutan menjijikan itu Alex. Mulut kamu terlalu kotor untuk memanggilku dengan sebutan itu.”
Kedua mata Alex melebar sesaat mendengar apa yang Lena katakan. Pria itu tidak menyangka Lena akan berkata begitu sinis padanya.
“Dan mulai detik ini, lupakan aku. Jangan lagi mencari ku. Jangan menggangguku karena sebentar lagi aku akan menikah.” Lanjut Lena dengan begitu tegas.
Alex menggelengkan kepalanya. Pria itu tidak percaya dengan apa yang Lena katakan.
“Apa maksud kamu Lena?” Lirihnya merasa takut. Alex takut jika Lena memang benar melihat dirinya dan Sherin semalam.
“Jangan pura pura bodoh Alex. Kamu dan Sherin sangat serasi. Kalian sama sama menjijikan. Dan yah.. Aku tidak keberatan kalau kalian berdua bersama.” Senyum Lena berusaha menutupi luka tidak berdarah di hatinya.
Lena kemudian menoleh pada Erlan yang berdiri di belakangnya. Gadis itu yakin dengan pilihan hatinya. Setidaknya Erlan mau bertanggung jawab karena sudah menyentuhnya.
“Aku sudah selesai Erlan. Ayo kita pulang.” Senyum Lena pada Erlan.
Erlan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Puas sekali rasanya mendengar Lena mengakhiri hubungannya dengan Alex tepat di depannya.
“Baiklah.. Ayo sayang..” Erlan mengulurkan tangannya pada Lena yang kemudian langsung di sambut tanpa ragu oleh Lena.
Mereka berdua kemudian melangkah melewati Alex begitu saja menjauh dari makam kedua orang tua Lena.
Lena tidak perduli apapun yang akan terjadi ke depannya. Yang terpenting sekarang dirinya bisa lepas dari Alex dan menunjukkan pada Alex bahwa dirinya akan baik baik saja meskipun tanpa Alex.
Erlan hbat y,pdhl baby'ny blm staun...tp udh otw yg k 2....🤭🤭🤭