NovelToon NovelToon
Menikahi Pengawal Pribadi

Menikahi Pengawal Pribadi

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Titin

Jelita Sasongko putri satu satunya keluarga Dery Sasongko dipaksa menikah dengan Evan Nugraha pengawal pribadi ayahnya. Jelita harus menikahi Evan selama dua tahun atau seluruh harta ayahnya beralih ke panti asuhan. Demi ketidak relaan meninggalkan kehidupan mewah yang selama ini dia jalani dia setuju menikahi pengawal pribadi ayahnya. Ayahnya berharap selama kurun waktu dua tahun, putrinya akan mencintai Evan.

Akankah keinginan Dery Sasongko terwujud, bagaimana dengan cinta mati Jelita pada sosok Boy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6

"Kenapa tadi tidak kuliah, apa kau sakit?" Tanya boy sembari menatap lurus kedepan pada jalanan yang ramai.

"Malas aja mau kekampus. Boy, kita mau kemana?"

Boy menatap kekasihnya sekilas dengan tatapan lembut, lalu kembali menatap lurus kedepan.

"Kau bilang papamu sedang menghukummu, hari ini aku ingin memanjakanmu. Kamu boleh beli apapun yang kau mau," ujar Boy. Sebelah tangannya meraih jemari Jelita membawanya kepangkuan.

"Yang benar, kau jangan menyesal kalau nanti aku menghabiskan isi dompetmu."

"Tidak akan, habiskan saja kalau kau mau," ujar boy sembari menge cup jemari Jelita.

Boy membawa Jelita kesebuah mall tenama dikota A, dia benar.benar memberi kebebasan pada Jelita untuk membeli barang-barang yang dia sukai. Tapi Jelita seperti tak berminat, pikirannya sedang terbagi saat ini.

"Hanya ini?" Tanya Boy heran. Jelita mengangguk mengiyakan.

"Aku masih sabar menunggu kalau kau mau beli sesuatu lagi," ujar Boy. Tapi Jelita menggeleng dia sedang tak ingin bersenang-senang saat ini.

"Je, ada masalah yang rumit di rumah?" Tanya Boy hati-hati.

Kenapa tiba-tiba Boy bertanya begitu padanya. "Kenapa kamu nanya gitu, ada yang salah sama aku?"

"Gak ada yang salah Je, tapi kamu seperti bukan kamu. Beberapa hari ini saat kita jalan, kamu selalu gak fokus. Kamunya disini tapi pikiran kamu entah berada dimana."

Jelita terdiam, dia mengakui dalam hati apa yang diucapkan Boy benar adanya. Semenjak menikah dengan Evan hatinya terbagi bukan hanya untuk Boy tapi juga untuk Evan.

"Maaf Boy, aku sedang marahan dengan papa. Tidak ada hal lain, jadi kamu jangan terlalu banyak berpikir. Oke," jelas Jelita.

"Baiklah aku percaya padamu."

"Terima kasih. Sekarang bisa antarkan aku pulang."

"Baiklah aku akan antar kamu pulang."

Boy tak ingin menahan Jelita lebih lama disisinya, dia sadar saat ini kehadiranya tak mampu menentramkan jiwanya. Pikirannya masih saja berkelana entah kemana walau ada dia disampingnya.

"Perlu aku antar sampai depan rumah?"

"Tidak usah Boy. Sampai disini aja." Tolak Jelita. Lagi-lagi Boy memilih mengalah.

Sudah pukul sembilan malam saat Ini, jam makan malam sudah terlewat sedari tadi. Sebenarnya Jelita ingin pulang dan makan malam dirumah, tapi Boy memohon padanya agar menemaninya makan malam diluar. Jelita tak sampai hati menolak keinginan Boy.

Tapi andai Jelita memilih pulang dan makan malam dirumah, dia pasti kecewa. Sebab Evan ternyata belum juga pulang.

Malam ini tidur Jelita benar-benar tidak nyenyak, berulangkali dia terbangun ditengah malam, Entah apa penyebabnya Jelita juga tak tau. Atau karena Evan yang tak pulang kerumah dan juga tak mengabari Jelita. Sedang Jelita merasa sungkan harus bertanya kabar pada Evan.

Paginya Jelita kekampus dengan keadaan setengah mengantuk. Mata pandanya jadi bahan ledekan teman-temannya terutama Sella.

Pulang kuliah Jelita memberanikan diri ingin menghubungi Evan. Pagi tadi Evan meminta orang menjemputnya memakai mobilnya. Siang ini dia ingin bertanya siapa yang akan menjemputnya dikampus. Tapi belum terlaksana Evan sudah mengiriminya pesan.

(Jelita akan ada yang jemput kamu di kampus.) bunyi pesan Evan. Wajah Jelita berubah masam seketika.

(Kamu dimana?!) balas Jelita.

(Di mansion mertua.)

Jelita mengerutkan keningnya, Mertua? Apa dia sedang di mansion papa.

(Dalam rangka apa.) tanya Jelita lagi melalui pesan.

(Dalam rangaka apalagi, tentu saja dalam rangka kerja.)

Rasa kesal terukir jelas diwajah Jelita. Dia kesal pada Evan yang mengabaikannya dari kemarin malam hingga siang ini.

"Kita langsung pulang nona?" Tanya supir yang yang menjemput Jelita.

"Enggak! Kita ke mansion papa sekarang."

"Tapi tuan sedang rapat penting disana nona," jawab supir itu ragu.

"Kenapa memannya? Dia punya ruang kerja dan aku punya ruang pribadi. Kami tidak akan saling menggangu walau berada dimansion yang sama!"

"Baiklah nona."

Tak menunggu perintah dua kali, sopir membawa mobil Evan melaju menuju kediaman Sasongko.

Benar saja saat tiba dimansion, halaman samping terlihat ramai oleh pengawal pribadi papanya. Diantara mereka terlihat sosok Evan disana.

Kedatangan mobilnya yang membawa Jelita sedikit menyita perhatian Evan. Dia yang sedang berbicara serius dengan Kiara terlihat menghentikan obrolannya lalu beralih menatap Jelita yang memasang tampang jutek kearahnya.

Jelita masuk keruang utama dengan langkah lebar, beberapa pelayan yang menyapanya penuh hormat sama sekali tak dihiraukannya. Sementara Sasongko yang berada diruang utama melempar senyum pada Jelita melihat kedatangannya.

"Putriku, kenapa tidak kasih kabar kalau mau datang." sambut Sasongko dengan wajah sumringah. Baru beberapa hari tak melihat Jelita rindunya sudah menggunung. Tapi demi kebaikan putrinya Sasongko rela menahan semua itu.

"Apa aku benar masih putri papa. Datang saja harus kasih kabar dulu!" Protes Jelita kesal.

"Tentu saja kau masih putriku satu-satunya. Wajahmu ini kenapa begitu kesal. Siapa yang membuatmu kesal. Katakan padaku."

"Papa yang membuatku sangat kesal!"

"Aku?"

"Iya."

"Katakan."

"Tugas apa yang papa berikan pada Evan? Dia pulang dalam keadan luka. Bahkan kemarin dia sama sekali tidak pulang kerumah. Dia itu suamiku, bukan cuma papa yang harus dia lindungi. Aku juga butuh perlindungan Evan. Harusnya papa pahan itu." Cicit Jelita tanpa jeda.

Sasongko tertegun sesaat, tapi kemudian tertawa terbahak. Baru hitungan hari tapi usahanya sudah menunjukkan hasil.

"Pa! Kok malah ketawa," rengek Jelita.

Sasongko menghentikan tawanya, jemari kokhnya menepuk pundak Jelita berulangkali.

"Ikut denganku," titah Sasongko sembari beranjak bangkit.

Sasongko membawa Jelita keruang santai disamping bangunan. Ruang yang memiliki dinding kaca. Dari ruanggan ini Jelita bisa melihat para pengawal papanya yang berkumpul di luar.

"Lihatlah dengan puas, dia masih ada rapat beberapa menit lagi. Kau harus sabar menunggu bila ingin bertemu," ujar Sasongko sembari menatap sosok Evan. Tak hanya Sasongko, Jelita juga sedang menatap Evan.

"Wanita disampingnya itu siapa?" Tanya Jelita tak berpaling dari menatap Evan.

"Gadis cantik itu bernama Kiara. Dia Dokter muda yang papa pejerjakan untuk merawat pengawal papa. Walau seorang Dokter dia juga ahli dalam bidang pengawalan." Jelas Sasongko.

"Dan juga dia satu divisi dengan Evan, jadi kelak kau akan melihat Kiara selalu berada didekat Evan." imbuh Sasongko lagi.

Kiara, nama yang cantik secantik orangnya. Kecantikannya bahkan mengalahkan nona muda Jelita. Dengan menyandang gelar Dokter muda dan ahli dalam bidang pengawalan. Wanita itu sungguh sempurna. Mendadak Jelita merasa tersaingi oleh Kiara.

"Pa aku mau istrahat dikamar. Kalau Evan sudah selesai rapat, suruh dia mencariku dikamarku," ujar Jelita lalu beranjak pergi meninggalkan Sasongko dan dua orang anak buahnya.

Sasongko menatap punggung Jelita dengan senyum tipis dibibirnya. Dia tak menyangka perasan Jelita berkembang secepat ini. Dia bahkan memberi waktu dua tahun untuk semua itu. Tapi baru beberapa hari dia sudah melihat hasilnya.

Jelita melempar tas punggungnya kesembarang arah. Lalu dengan kasar membanting tubuhnya diatas kasur. Bayangan sosok Kiara yang begitu sempurna membuat dadanya panas. Apa lagi saat papanya memberitahu bahwa mereka satu divisi.

Benaknya berkecamuk, menebak-nebak tentang kedekatan Evan dan Kiara. Hingga tak terasa dia terlelap kealam mimpi, membawa segala pertanyaan tentang Evan dan Kiara.

To be continuous

Terimakasih banyak untuk readers tercinta yang sudah memberi dukungan pada karya ini, tanpa dukungan Readers apalah jadinya karya ini. 🙏🙏🙏🥰🥰

1
Sarah Yuniani
Evan cool banget .. bikin visual nya dong thooor
Sarah Yuniani
seru ceritanya ..
Sarah Yuniani
soo suuwiiiit
Sarah Yuniani
suka di part awal , kisahnya lucuuuu
Sarah Yuniani
meleleh oi ... rasa sayang mereka nggak lebay ❤️
Sarah Yuniani
MasyaAllah... selalu suka dengan halal ❤️
Sabaku No Gaara
hehhh...dtng lagi 1 kutu kupret
Sabaku No Gaara
wow ...daebak 👏👏👏👏👏
Sabaku No Gaara
makax jgn mancing²...sdh terpancing nyahok loe
Juna Dong
luar biasa
Jamilah Hidirmanto
kisah cinta yang luar biasa krennnnnnnn aq suka 💘💘💘
Sabaku No Gaara
Luar biasa
George Lovink
Apa semua perempuan sama ...jaman sekarang yach...itu kenyataan yang terjadi...mencintai orang lain tapi tidur dan hamil dengan pria lain...ini murahan...saya lebih respek kepada seorang pelacur.Mereka tidak munafik...
George Lovink
Thornya goblok...kenapa Evan tak pernah lontarkan kata pedas buat pada Jelita dengan status mereka.Agar Jelita tau apa itu status...Mana ada perempuan bersuami tapi punya pacar kecuali dia jalang...
Irwandy 16
sangat bagus jln ceritanya dan bermutu
Harita Ajun
Luar biasa
Rahmat Rahmat
Thor aku ngakak waktu baca "bulir bening menetes disudut bibirnya" ences donk🤣🤣🤣
Rahmat Rahmat
ah...
Thor tanggung jawab, aku panas dingiiin...
mau datangin paksu masih palang merah, gmna ni...
Mi Renny Astutik
suka banget sama karakter Evan. lebih suka lagi sama othor yg sudah bikin cerita sebagus ini, menghadirkan tokoh Evan yg tegas dan setia . sukses selalu yg Thor
Jauriah Aspan
Mantap sangat puas dg alur cerita ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!