"Jika kau mau membantuku, Aku akan memberikan tubuhku padamu!" Liu Xian
Yin Hei Long yang sudah terkurung selama ribuan tahun merasa tertarik.
Berjumpa dengan berbagai macam orang hingga bertemu dengan Bai Caishen, pemimpin suku dewa dari dunia atas.
Iblis berdarah dingin yang kini menempati tubuh manusia mulai memiliki pandangan yang berbeda tentang seluruh dunia.
Mulai dari sini, kehidupannya akan berbalik arah sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BaoshanSanren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. SATU BAGIAN
31
.
Di kedai teh yang cukup besar.
Pria dengan pakaian formal berpenampilan rapi seperti pejabat.
Pria itu duduk dengan sombong menyilangkan satu kakinya.
Penampilannya terlihat seperti tuan muda dari keluarga ternama.
Orang orang di sekitarnya segan saat melihatnya..
Satu per satu pengunjung kedai teh mulai menyapanya.
Mengira ia adalah orang penting yang sedang berjalan jalan.
Pria itu tersenyum ramah pada tiap orang yang menyapanya.
Wajahnya yang tampan membuatnya terlihat makin meyakinkan.
Chi Ceng melihat ke luar kedai sambil menyesap teh.
Ia tersenyum puas saat beberapa orang mulai menyapanya.
Chi Ceng sengaja merubah gaya berpakaiannya.
Biasanya ia hanya berpakaian asal pantas.
Namun karna sekarang ia mulai menjual batu energi dengan harga yang tinggi.
Chi ceng merasa harus merubah penampilannya.
Pakaiannya rapi dengan bahan sutra terbaik.
Karena target pasarnya sekarang adalah kelas atas.
Jika terlihat seperti ini, ia akan dapat menjual batu energi yang ia miliki dengan harga tinggi.
Chi Ceng meraba sekantung emas yang sedari tadi ia pegang.
Tersenyum puas, akhir akhir ini bisnisnya berjalan sangat lancar.
Ia sesekali melihat ke arah pintu kedai menunggu seseorang datang.
Tuan muda yang beberapa hari lalu ia temui di sini .
Hari ini adalah tepat sepuluh hari sejak ia menerima batu energi untuk ia jual.
Kualitasnya memang bukan main.
Meski dalam hati ia ketakutan setengah mati karena harus berhadapan dengan ras iblis.
Seumur Hidup, hari kali ini Chi Ceng melihat langsung wujud dari iblis itu sendiri.
Ia selalu mengira mereka memiliki tubuh yang besar dengan wajah yang menyeramkan.
Namun setelah bertemu dua iblis yang menemuinya memiliki perawakan yang tak beda jauh dengan manusia biasa.
Belum lagi wajahnya yang tampan berada di luar akal sehat. Chi Ceng merasa pandangannya tentang ras iblis jadi berbeda.
Iblis yang selalu di katakan dalam legenda menjadi entitas yang bengis dan berdarah dingin ternyata dapat di ajak bicara.
Mereka bahkan dapat melakukan bisnis bersama.
Tinggal satu langkah lagi yang harus ia buktikan sendiri sebelum benar benar bergaul dengan para ras iblis itu.
Apakah para iblis itu akan memberikan bagiannya seperti apa yang mereka sepakati.
Ehhh,, Chi Ceng tiba tiba teringat.
Bagaimana jika ia malah di bunuh oleh para ras iblis itu?
Bulu di leher belakangnya tiba tiba meremang. Mati aku..
Che Ceng jadi teringat cerita rakyat yang mengatakan betapa kejamnya ras iblis.
Mereka tidak membunuh manusia, namun langsung memakan daging mereka.
Taring ras iblis sangat tajam hingga dapat mematahkan tulang betis.
Atau mereka akan menggantung mayat manusia untuk mengambil darahnya.
Bagian kepalanya akan di pecahkan dengan tangan kosong hingga otaknya keluar.
Dengan satu tangan, ras iblis mengambil bola mata lalu melahapnya ke dalam mulut.
"Hei"
WAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH
Chi Ceng berteriak keras karena terkejut mendengar panggilan dari belakangnya.
Ia bergegas hendak berdiri dan melarikan diri.
Namun satu tangan terasa menahan pundaknya agar tak dapat bangun dari kursi.
Merasa tidak asing dengan situasinya, Chi Ceng menoleh melihat pemilik tangan tersebut.
Tangan di pundaknya putih pucat hingga terlihat seolah tidak memiliki darah.
Lengan bajunya berwarna merah dengan sulaman yang meriah khas pakaian upacara pernikahan.
Chi Ceng melihat wajah pucat pria itu yang ia kenali.
"Kau ini kenapa!!" Seru pria dengan mantel hitam menutupi tubuhnya.
pupil matanya berwarna kuning cerah ciri khas dari ras iblis.
"Ahh bukan apa apa,, aku terkejut, ahaha benar benar.. Aku hanya terkejut." kata Chi Ceng sedikit terbata.
Dadanya masih naik turun dengan nafas tidak teratur.
Ahaha.. Chi Ceng tertawa canggung.
Pria itu lalu duduk di samping Chi Ceng.
Di depannya, tuan muda yang tidak ia ketahui namanya telah duduk tanpa ia sadari.
Tidak ingin membuat waktu, Chi Ceng menuangkan teh dari teko ke cangkir yang memang sengaja ia minta lebih.
ia lalu setengah berdiri menyajikan teh untuk tuan muda di depannya.
"Maaf jika tak begitu bagus, tapi ini teh hijau terbaik di kedai ini." kata Chi Ceng sambil kembali menyajikan teh untuk pria yang duduk di sebelahnya.
ia kemudian menuang teh ke cangkir untuk dirinya sendiri setelah itu kembali duduk.
"Emm, memang tidak bagus.." kata pria di sampingnya setelah mencoba.
Chi Ceng tersenyum kaku.
Pria yang duduk di sampingnya ini benar benar terus terang.
"Bagaimana?"
Mendengar tuan muda di hadapannya bertanya, Chi Ceng segera menyodorkan kantong besar di atas meja.
Pria di sampingannya segera memeriksa lalu menganggukkan kepala pada tuan muda di hadapannya.
"Bagus,," Puji pria di hadapannya. "Ambil bagianmu,," katanya lagi.
Chi Ceng sedikit kebingungan.
Bukankah upahnya akan di berikan langsung olehnya.
"Tapi berapa?" Chi Ceng bertanya kemudian.
"Hei Hua.. Berikan satu bagian padanya."
Mendengar itu, Chi Ceng baru tau ternyata pria iblis di sampingnya bernama "Hei Hua."
Hei Hua lalu membagi tiga dari seluruh emas di kantong terbuat.
Dengan cepat ia memisahkannya menjadi tiga bagian dalam jumlah yang sama persis.
Chi Ceng yang memperhatikan keterampilan pria di sampingnya memuji dalam hati.
Sangat cekatan. Hei Hua ini jelas sudah ahli di bidang ini.
Masing masing dari ke tiga bagian itu lalu di masukkan ke kantong yang lebih kecil.
Chi Ceng dapat melihat Hei Hua menyimpan dua kantong kecil berisi emas tersebut ke dalam lipatan pakaiannya.
Meski ia berpikir kenapa hanya di bagi tiga. Namun Chi Ceng tidak berani bertanya dan hanya memperhatikan.
Dalam hati ia membatin satu bagian itu akan di bagi menjadi berapa lagi hingga ia mendapat kan upahnya.
Namun detik berikutnya, Chi Ceng di buat tak habis pikir karena Hei Hua yang duduk di sebelahnya melemparkan satu kantung kecil yang penuh emas itu padanya.
Ia terperangah kaget.
"Ini..." kata Chi Ceng menggantung.
"Ambil!! Itu upahmu" kata Hei Hua kemudian.
"Tap, tapii.." Chi Ceng berkata dengan terbata.
jumlah emas dalam kantung itu jelas tidak sedikit.
"Ohh kau tidak mau? Kalau tidak mau aku ambil." Tanya Hei Hua yang seolah menyadarkan pikiran Chi Ceng.
Ia segera menganggukkan kepalanya, "Mau!! Tentu saja mau tuan!" Jawab Chi Ceng cepat.
Ia segera memasukkan kantong kecil tersebut ke dalam lipatan pakaiannya.
Chi Ceng lalu melirik tuan muda yang duduk di hadapannya.
"Terimakasih,, tuan muda.." kata Chi Ceng menyadari pria itu hanya memperhatikannya.
"Lupakan, itu bagianmu." Kata pria di hadapannya.
Chi Ceng melihat tuan muda itu mengeluarkan kantung dari lipatan pakaiannya lalu di letakkan di meja.
"Bagianmu tetap sama." Katanya kemudian. " Satu dari tiga bagian." Jelas pria itu yang dapat di mengerti oleh Chi Ceng.
Upah ini jelas sangat besar. Tiba tiba saja keraguan di hatinya menguap begitu saja.
"Baik tuan.." jawab Chi Ceng cepat. "Tapi.. " Katanya menggantung.
Begitu melihat pria di hadapannya beranjak berdiri, Chi Ceng mencoba menghentikannya dengan bertanya. "Bagaimana aku memanggil tuan muda ini?.."
Pria di hadapannya menghentikan langkahnya. Tidak ada jawaban beberapa saat.
"Heii.." Hei Hua yang juga sudah berdiri mencoba memperingatkan Chi Ceng. Tatapan matanya seolah mengatakan Jangan melewati batas!!
Chi Ceng merasa ciut seketika. Namun tiba tiba jawaban yang di dengarnya membuyarkan semuanya.
"Xian"
.
_TOLONG BERIKAN BANYAK DUKUNGAN DAN CINTA UNTUK MEREKA SEMUA_
.
_TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN PARA PEMBACA_