Kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan, membuat Bianca rela menyamar menjadi pembantu di rumah wanita yang menjadi istri siri suaminya tercinta.
" Bersiap-siaplah mas, tertawalah sepuas mu. Kau dan gundikmu itu akan membayar rasa sakit dari pengkhianatan ini ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gevha Jeany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Periksa
Happy Reading...
" Hahaha " Dodi tertawa keras
" Akh lo mah kalau ngelawak gituu, masa suami sendiri di tumbalin " ucapnya lagi.
Kaget bercampur gak percaya, itu yang Dodi rasakan.
Pletaak
" Sakit ogeb " Dodi menatap tajam pada Lilis yang menyentil keningnya
" Husstt... ini serius bod*h " balik menatap tajam ke Dodi
Bianca melipat kedua tangannya di dada, dengan tatapan datar melihat tingkah kedua sahabatnya yang minim akhlak tersebut.
Sadar bahwa ada mata yang memperhatikan mereka membuat mereka bungkam seketika.
Tatapan mata yang tak biasa.
Tatapan mata yang bisa membuat bulu kuduk meremang.
Dodi menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, dia jadi salah tingkah kan....
hehehe
Ekhem
" Yang kamu dengar memang benar. " Ucap Bianca pada Dodi
Lalu Bianca menjelaskan semuanya pada Dodi. Dia menggeleng kepalanya tidak menyangka kalau suami sahabatnya tega berkhianat.
" Lalu apa yang harus lo lakuin ?. Kita bakalan bantu, gue gak suka sahabat gue diperlakukan begitu ? " emosi Dodi mulai memuncak
" Gue harus mencari bukti perselingkuhan mas Yuga, sekalian gue ingin bermain-main sebentar sebelum gue nendang dia dari kehidupan gue " ucap Bianca menyeringai seperti Iblis.
" Ingat Bi, lo gak sendiri. Ada kita yang dukung lo, sama-sama kita kasih pelajaran ke mereka " ucap Lilis semangat dan diangguki Bianca
" Thanks ya " ucapnya tulus.
" Sayang...."
" *Situkang selingkuh pulang* "
Bianca yang sedang membantu Mbok Yun pun langsung berjalan menyambut suaminya.
*Huufftt*
*Malas banget nyambut dia*
*Ingin rasanya muka sok polosnya itu tak remes-remes*
" Mas udah pulang? Keliatannya bahagia banget.." Tanya Bianca sambil terpaksa menyium tangan suaminya, jijik.
*Pasti tu tangan abizz*....
*Ngebayangin aja udah jijik*
*Tapi tahan-tahan aja dulu, permainan akan segera dimulai*. *Hihihi*
" Bahagia dong sayang apalagi jumpa kamu, mas kangen... " Yuga memeluk Bianca erat
Bianca memutar bola matanya malas.
Jika dulu Bianca bahagia mendengar ucapan suaminya itu namun berbeda dengan sekarang ucapan Yuga mendadak membuat perut Bianca mules, pengen muntah.
" *Sayang...sayang pala lo peyang. Paling juga kata-kata ini kamu ucapin juga sama gundikmu itu* ". gerutunya dalam hati
" Hmm mas mandi dulu gih, baunya gak enak " ucap Bianca melepaskan pelukan Yuga
"Masa sih bau ? Wangi gini kok, biasa juga suka peluk-peluk begini sama mas " ujar Yuga sambil mengendus endus aroma tubuhnya.
"*Dulu iya sebelum ku tau ada wanita lain yang kau bawa dalam pelukanmu* " monolognya dalam hati.
" Udah mandi sana, abis tu kita makan malem " sambil mendorong tubuh Yuga menuju kamar
.
.
" Mas..." panggil Bianca
" Iya sayang " jawab Yuga tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop
" Mas, aku mau ngomong sesuatu.." sambil mengelus dada Yuga, nakal
Yuga yang aslinya lemah iman jadi merem melek meresapi godaan dari Bianca.
" Mau ngomong apa sayang?? " tanyanya tertahan oleh hasrat yang otw ON
" Besok kita ke rumah sakit yok untuk periksa. Masa udah 4 tahun menikah kita belum punya anak. Aku pengen punya anak mas" ucapnya lirih
" Sabar sayang. Kalau belum ngisi mungkin belum rejeki. Gak apa apa. Mungkin kita masih harus puas-puasin dulu masa pacaran kita " jawab Yuga bergetar karna tangan Bianca masih menari-nari di dadanya.
" Tapi kan gak ada salahnya dicoba mas, apalagi kita selama ini belum ada periksa sama sekali lho. Siapa tau ada solusi agar kita bisa punya anak." Bianca masih keukeh
" Sayang...ingat kalau kita terus begini dan gak punya anak pasti kita kebagian harta dari papa hanya sedikit. Emang mas mau posisi mas di perusahaan juga ntar digeser ? " Bianca masih terus mempengaruhi suaminya.
Mendengar kata *harta* *dan* *posisi*, Yuga langsung melek.
*Dasar*
" Baiklah sayang, besok kita periksa " mengelus pipi Bianca dengan mata yang mulai sayu
.
.
.
.
😭😭