NovelToon NovelToon
Istri Rasa Selingkuhan

Istri Rasa Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

Andra dan Trista terpaksa menikah karena dijodohkan. Padahal mereka sudah sama-sama memiliki kekasih. Pernikahan kontrak terjadi. Dimana Andra dan Trista sepakat kalau pernikahan mereka hanyalah status.

Suatu hari, Andra dan Trista mabuk bersama. Mereka melakukan cinta satu malam. Sejak saat itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka. Trista dan Andra terpaksa menyembunyikan kedekatan mereka dari kekasih masing-masing. Terutama Trista yang kekasihnya ternyata adalah seorang bos mafia berbahaya dan penuh obsesi.

"Punya istri kok rasanya kayak selingkuhan." - Andra.

"Pssst! Diam! Nanti ada yang dengar." - Trista.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5 - Pacarku Bos Mafia

Trista menelan ludah saat melihat ekspresi Regan yang tidak berubah sama sekali. Tidak ada tawa balik, tidak ada gurauan khasnya. Hanya tatapan serius yang bahkan membuat udara di sekitar mereka terasa tebal.

“Regan…” Trista mencoba tertawa lagi, namun kali ini suaranya terdengar canggung. “Kamu bercanda kan?”

Regan tidak menjawab. Dia hanya melangkah menuju pintu besi kusam di samping gedung terbengkalai itu dan menarik gagangnya. Trista terlonjak kaget karena pintu itu langsung membuka begitu saja, padahal sebelumnya terlihat seperti sudah berkarat dan tidak pernah dipakai bertahun-tahun.

Di balik pintu itu, tampak sebuah lorong gelap yang menurun ke bawah tanah. Trista mematung. Separuh dirinya ingin kabur, separuhnya lagi merasa terlalu penasaran untuk berhenti sekarang.

“Ayo,” ucap Regan pelan.

Saat Regan menyalakan lampu lorong, cahaya kuning redup menerangi dinding-dindingnya. Lorong itu tidak sempit seperti di film-film kriminal. Lebarnya cukup untuk dilewati dua orang berdampingan. Trista perlahan mengikuti Regan sambil sesekali menatap ke belakang, memastikan pintu di belakang mereka tidak tiba-tiba tertutup.

“Regan, kalau ini prank, aku sumpahin kamu sampai tujuh turunan,” gumam Trista.

“Aku tidak bercanda dari awal,” jawab Regan tanpa menoleh.

Deg-deg… Deg-deg…

Jantung Trista berdetak kencang. Dia mengikuti langkah Regan sambil mencoba mengatur napas.

Regan berhenti di depan pintu baja besar berwarna hitam matte. Pintu itu tampak sangat baru dan sangat tidak cocok dengan gedung bobrok di atasnya. Regan menempelkan telapak tangannya pada panel kecil di samping pintu.

Beep!

Lampu panel berubah biru.

Glek.

“Sidik jari?” desis Trista tidak percaya.

Pintu baja perlahan terbuka dengan suara mekanis yang halus. Saat terbuka penuh, Trista tak bisa menahan napasnya.

“Ya Tuhan…” bisiknya.

Pemandangan di depannya benar-benar kontras dengan dunia luar. Lorong bawah tanah itu terhubung ke sebuah ruangan besar yang didesain modern dan mahal. Lampu-lampu kristal menggantung, memantulkan cahaya ke seluruh ruangan dengan elegan. Lantai marmer hitam berkilau. Beberapa sofa kulit premium tersusun rapi.

Namun yang membuat Trista semakin terpana adalah, deretan pria kekar dengan pakaian serba hitam sedang berdiri berjajar, seperti sedang menunggu kedatangan seseorang yang sangat penting. Begitu Regan masuk, semua pria itu menundukkan kepala dalam-dalam.

“Bos.”

“Selamat datang kembali, Bos Regan.”

Trista mencengkeram lengan Regan spontan. “Bo… bos? Mereka… ngomong apa barusan?”

Regan tersenyum kecil. “Kau dengar sendiri.”

Seorang pria besar bertato di bagian leher mendekat. “Bos, tadi kami sudah siapkan ruang rapat. Senjata yang datang pagi ini—”

Regan mengangkat tangan, menghentikan kalimat pria itu.

“Nanti. Aku sedang bersama seseorang.”

Pria itu langsung mundur. Trista menatap Regan seperti baru melihat alien.

“Kau… kau benar-benar bos mafia?” suaranya bergetar.

“Dari tadi aku bilang begitu,” sahut Regan tenang.

Trista memutar tubuh, menatap ruangan besar itu sekali lagi. Ada layar monitor raksasa menempel di dinding, rak-rak berisi peti hitam yang tampak sangat mencurigakan, pintu-pintu menuju ruang lain, serta logo berbentuk kepala macan hitam di dinding.

“Ini… tempat apa?” tanya Trista dengan suara sangat kecil.

“Markas utama,” jawab Regan. “Tempat semua bisnis dan operasi dijalankan.”

“Bisnis yang kamu maksud itu… bisnis beneran kan? Maksudku… legal? Atau…?”

Regan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan mengangguk kecil.

“Ada yang legal. Tapi kebanyakan tidak.”

Trista menelan ludah.

Regan melanjutkan, “Bisnis narkoba. Senjata. Perlindungan. Lelang barang curian. Dan beberapa lagi yang tak perlu kamu tahu dulu.”

Trista membeku di tempat.

Pria yang selama ini dia pacari, pria yang suka mengantar makan malam, suka mengelap oli di pipinya sendiri, suka bercanda receh, suka minta ciuman sebelum pulang, ternyata bos mafia.

“Regan…” suara Trista bergetar. “Kamu bilang bisnismu narkoba dan senjata?”

Regan menatapnya tanpa ragu sedikitpun. “Iya.”

“Yang… yang kamu jual itu… kamu tahu kan itu bahaya? Kamu tahu itu ilegal? Kamu tahu itu bisa bikin kamu—”

“Masuk penjara? Diburu polisi? Diburu geng lain? Dibunuh?” Regan menyelesaikan kalimatnya dengan santai. “Aku tahu semuanya.”

“Terus… kenapa kamu lakukan?”

Regan memberikan jawaban pendek.

“Karena ini satu-satunya dunia yang aku tahu sejak kecil.”

Jawaban itu membuat Trista terdiam.

Regan berjalan perlahan menuju meja kaca di tengah ruangan. Tangan kirinya membuka laci, dan Trista melihat sekilas ada tumpukan uang tebal di dalamnya.

“Aku pernah bilang padamu kalau para montir di bengkel itu kekar sejak kecil, kan?” suara Regan terdengar lebih dalam.

Trista mengangguk perlahan.

“Itu karena mereka bukan montir biasa. Mereka tumbuh dalam organisasi yang sama dengan aku. Tugas mereka di bengkel hanyalah samaran. Bengkel itu… memang milikku.”

Deg.

“Jadi… semua montir di sana… anak buahmu?” tanya Trista.

“Ya.”

“Dan kau… yang punya bengkelnya.”

Regan menyeringai. “Sejak umur 19 tahun.”

Trista memijat pelipisnya. “Regan… hidupku rasanya seperti berubah genre dalam dua menit. Ini kayak plot twist sinetron jam sembilan malam.”

Regan mendekat dan berdiri tepat di hadapannya. “Makanya aku bilang mau jelaskan semuanya. Kau sudah jadi istrinya orang lain. Aku nggak mau kau tahu setengah-setengah.”

Trista mendongak menatap matanya. “Kenapa baru bilang sekarang, Gan?"

Regan tidak menjawab. Tapi tatapan itu cukup.

Trista merasakan dadanya ngilu.

“Tris,” ujar Regan pelan. “Kau berhak tahu siapa aku sebenarnya. Karena cintaku padamu serius. Aku tidak pernah merasakan perasaan begini dengan gadis lain sebelumnya. Kaulah satu-satunya gadis yang membuatku bersemangat, membuat jantungku berdebar..."

Pria-pria di ruangan itu seperti patung. Tidak ada yang bergerak atau bersuara. Hanya suara napas Trista yang terdengar jelas.

“Aku cuma…” Trista mengambil napas panjang. “Nggak nyangka. Bener-bener nggak nyangka. Aku kira kamu cuma montir biasa. Gajimu dari memperbaiki motor.”

Regan terkekeh. “Kalau beneran cuma bengkel, mana mungkin aku bisa ngajakmu makan di restoran mahal tiap bulan?”

Trista terdiam. “Oh iya juga…”

Regan mengusap kepala Trista lembut, membuat gadis itu tersentak.

“Uangku banyak, Tris. Sangat banyak. Tapi bukan dari pekerjaan yang bisa kubanggakan.” Regan menatapnya lebih serius. “Itulah sebabnya aku nggak pernah mau cerita. Aku nggak mau kau takut atau menjauh.”

Trista menggigit bibir. “Lalu kenapa kau memberitahuku sekarang?"

“Karena aku tahu kau serius denganku. Aku tak ingin kau meninggalkanku. Bahkan saat kau sudah jadi istri orang,” jawab Regan pelan.

Trista menunduk. Ada rasa bersalah yang menyengat. Ada rasa yang tidak bisa ia akui. Dan ada kenyataan pahit bahwa Regan bukan pria yang bisa ia bawa pulang untuk dikenalkan pada orang tua.

“Jadi…” Trista menatap sekeliling. “Semua ini milikmu? Markas bawah tanah. Anak buah yang kekar-kekar. Uang segunung. Senjata. Narkoba. Semua?”

“Ya.” Regan menyilangkan tangan. “Dan aku memimpin semuanya.”

Trista memejamkan mata sejenak lalu menghela napas panjang.

“Regan… kamu gila.”

Regan tersenyum samar. “Mungkin.”

“Aku… aku perlu duduk.” Trista jatuh ke sofa kulit empuk, memeluk kepalanya. “Gila… Kamu beneran bos mafia.”

Regan duduk di sebelahnya. “Sekarang kau percaya?”

“Terpaksa percaya…” sahut Trista lemas. “Mana mungkin aku nggak percaya setelah lihat markas Avengers versi kriminal begini.”

Regan tertawa kecil. Dia lalu duduk ke sebelah Trista. "Eh! Ari! Ambilkan wine terbaik untuk kami!" perintahnya.

"Baik, Bos!" Ari langsung menurut.

Pemandangan itu membuat mulut Trista sedikit menganga. Fakta kalau Regan adalah bos mafia, benar-benar membuatnya gelisah. Ia malah berharap kalau Regan hanyalah montir biasa, mungkin itu lebih baik dari pada menjadi bos mafia yang kerjaannya menjual banyak barang ilegal.

1
Rommy Wasini Khumaidi
Andra kan merasa dia pemenangnya...oh jelas dong,dia sah dimata hukum & agama,trs Andra juga sudah mendapatkan hatinya Trista
Cindy
lanjut
kalea rizuky
regan tulus bgt lo
Cindy
lanjut
Rommy Wasini Khumaidi
terserah kamu lah thor,aku hanya berharap takdir yang baik untuk mereka.
Tiara Bella
tuh kan langsung ketemu....mafia apa sh gk bisa ditemukan ..Andra sm trista gimana itu nasibnya
Ass Yfa
bener bngt mereka suami istri tapi kayak selingkuh...huh...🤣🤣
Rommy Wasini Khumaidi
mafianya beda,mungkin ini mafia tipe kadal yang bisa dibuayaain🤣
Cindy
lanjut
Tiara Bella
nikmatin dl aja bulan madu kalian....masalah mah tunggu nanti
Cindy
lanjut
Tiara Bella
skrng senang² dl gk tw entar
Cindy
lanjut
Tiara Bella
aduh Andra santai bngt gk tw apa yg dihadapi itu mafia.....
Vike Kusumaningrum 💜
Nginap aja, biar Regan kalang kabut 🤭
Rommy Wasini Khumaidi
nggak nginep aja nih dirumah orang tua biar gk kucing²an lagi
Rommy Wasini Khumaidi
lebih pintar malingnya dong,malingnya halal untuk menyentuh dan disentuh😁
Cindy
lanjut
Tiara Bella
makan malam yg hangat dan kekeluargaan ...
Kiki Handoyo
Waspada Regan, cepat periksakan ke dokter tentang kebiasaan aneh Trista...😆😅😂🤣
Bisa jadi terkena gangguan transvestisme.
Transvestisme adalah kepuasan yang muncul ketika mengenakan pakaian yang lazim dikenakan oleh lawan jenis.

Penderita transvestisme merasa bergairah ketika mengenakan salah satu atribut pakaian, seperti celana dalam atau memakai satu set pakaian lawan jenisnya.
Agar tidak ketahuan, sebagian pria/wanita yang menderita kelainan ini akan menggunakan pakaian dalam lawan jenisnya di balik pakaian yang digunakan sehari-hari.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!