NovelToon NovelToon
Cinta Luka Derita

Cinta Luka Derita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Obsesi / Cerai / Cinta Terlarang
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mahlina

Bukan menantu pilihan, bukan pula istri kesayangan. Tapi apa adil untuk ku yang dinikahi bukan untuk di cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

“Sudah sana pergi dari sini! Jangan mengacau kesenangan, bos besar!” beo Leo.

“Aku ke sini hanya untuk menjemput istri ku. Apa aku salah?” tanya Hasan gak mau pergi begitu aja.

“Kau tidak lupa kan… kau sendiri yang membawa wanita itu ke dalam, menyerahkan nya sebagai ganti atas hutang hutang mu di night club. Jadi jangan berharap bisa membawanya ke luar dari kamar ini, apa lagi tanpa seizin bos besar. Cari masalah saja.” umpat Andri.

Hasan mengepalkan tangannya, “Perjanjian di awal gak seperti itu! Aku hanya menyerahkan Wati malam ini untuk melayani bos besar! Dan dia masih istri ku yang sah, jadi wajar jika aku meminta istri kembali pulang pada ku!” sentak Hasan dengan nada gak santai.

Leo tersenyum sinis, lalu mendorong bahu Hasan sampai pria mabuk itu melangkah mundur.

Dugh.

“Tidak usah mengajarkan kami, kau hanya pecundang! Pria bejat yang tega menjual istri sendiri pada bos besar demi berjudi di night club!”

Dada Hasan naik turun, gak terima dengan pernyataan dan sikap Leo.

“Tarik kembali kata kata mu, bung! Aku tidak pernah menjual istri ku pada siapa pun termasuk pada bos!! Aku hanya meminjamkan nya pada bos!”

“Dasar pria gila! Apa kau akan melakukan hal yang serupa terhadap istri mu, Leo? Menyerahkan istri demi bisa berjudi di night club?” tanya Andri menatap jengkel Hasan yang ada di hadapannya.

“Jangan tanyakan itu, aku terlahir dari rahim seorang wanita, sudah pasti aku akan memuliakan wanita seperti aku memuliakan ibu ku.” timpal Leo.

Hasan hendak menerobos Leo dan Andri, untuk bisa masuk ke dalam kamar di mana ada Wati dan Alex di dalam sana.

Bugh.

Sayangnya Hasan yang dalam pengaruh minuman, langsung jatuh tersungkur di atas lantai usai di dorong Leo.

Andri dengan lantang mengusir Hasan dari tempat itu, “Cepat tinggalkan tempat ini sendiri! Sebelum kesabaran kami habis untuk menghadapi mu, Hasan!”

“Aku gak terima! Aku akan pergi jika Wati ikut pergi bersama dengan ku!” kekeh Hasan.

Bugh.

Leo melayangkan pukulan di perut Hasan. Membuat Hasan kembali tumbang dan tersungkur di lantai.

“Cepat pergi dari tempat ini! Sebelum salah satu dari kami membuat mu berpindah alam!!” ancam Andri dengan mata melotot.

Hasan menelan salivanya sulit, namun netranya menatap ke arah pintu yang ada di balik punggung Leo dan Andri.

‘Pokonya aku harus bisa bawa Wati pulang bersama dengan ku! Gimana pun Wati itu aset berharga ku, modal ku untuk tetap bisa berjudi di Night Club.’ pikir Hasan.

“Mau pergi sekarang baik baik! Apa ingin buktikan perkataan ku hah!” Leo mengeluarkan senapan yang ia sembunyikan di balik jaket yang ia kenakan di depan Hasan.

“Aku akan pergi!” Hasan beranjak dari posisinya, dengan tatapan memburu. Lalu pergi dengan jalan yang sempoyongan.

‘Aku harus minta saran, Ida! Gimana pun aku harus bisa membawa Wati kembali pada ku!’ pikir Hasan.

Andri dan Leo saling tatap ke pintu yang mereka jaga.

“Aku rasa ini akan menjadi malam panjang untuk bos Alex.” gumam Andri.

“Kau benar, wanita itu paling lama menemani bos Alex.” timpal Leo.

Ke duanya kembali menatap lurus ke depan. Di mana hanya ada lorong sepi tanpa ada aktivitas di sana. Kamar kamar di lantai itu sengaja di kosongkan atas perintah Alex.

“Aku pikir wanita itu melayani bos dengan sangat baik.” tebak Andri.

“Kita tunggu saja sampai bos ke luar.”

.

Wati membuka kedua matanya, netranya di hadapkan dengan tempat yang asing untuknya. Membiat wanita muda itu mengedarkan oandanagn, mengamati keadaan sekitar.

“Tempat apa ini? Jangan bilang pak Alex membawa ku pergi dari Night club. Lalu membawa ku kerumahnya? Tapi apa iya? Tapi untuk apa dia membawa ku kerumahnya?” pikir Wati.

Kreeeek.

Menyadari ada yang datang, Wati langsung menutup ke dua matanya kembali. Wanita muda itu berpura pura tertidur.

“Dia tidur, atau mati?” gumam Alex, usai membuka pintu kamar yang terdapat Wati di dalamnya.

‘Aku hanya pura pura tidur! Aku belum mati, pak!’ batin Wati, seakan tengah menjawab pertanyaan Alex.

Alex memutari tempat tidur, lalu berhenti tepat di depan wajah Wati, tubuh tinggi besar Alex membelakangi jendela kamar.

Alex menahan senyum di bibirnya, menyadari kepura puraan Wati.

‘Pura pura tidur rupanya! Wati ingin menghindar dari ku! Oke, aku ikuti permainan mu!’ pikir Alex.

‘Mau apa nih pak Alex di sini! Kenapa gak pergi aja sih!’ batin Wati, berusaha bertahan dengan mata terpejam.

“Apa semalam aku sudah membuatnya kelelahan?” tanya Alex pada dirinya sendiri.

‘Kau bukan hanya membuat ku kelelahan, pak! Kau bahkan menggempur ku dengan milik mu!’ seru Wati lagi dalam batinnya.

Kata kata Wati kembali terngiang di telinga Alex perihal pertanyaannya semalam.

[ “Semenjak bapak memecat mas Hasan dari kantor… sejak itu pula mas Hasan gak menyentuh ku! Mas Hasan bahkan meminta ku tidur di lantai saat dia berada di kamar bersama dengan ku. Mas Hasan bilang aku istri pembawa sial.” ]

Senyum tersungging di bibir Alex, “Ada gunanya juga aku memecat Hasan, meminta ganti atas penggelapan dana perusahaan yang sudah Hasan gelapkan.”

Alex membelai puncak kepala Wati dengan penuh kasih sayang.

“Tidur lah, aku tidak akan mengganggu tidur mu lagi.” gumam Alex sebelum meninggalkan Wati di kamar sendiri.

Brugh.

Wati langsung membuka ke dua matanya, usai menyadari kepergian Alex.

Dengan perlahan Wati beranjak dari tempat tidur, ia melangkah dengan selimut yang membalut tubuhnya yang po los dengan tertatih tatih.

“Ihsss dasar pak Alex gila! Bisa bisanya pak Alex bersikap liar pada ku! Apa dia pikir aku ini robot yang bisa di gem pur tanpa henti?” gerutu Wati dengan wajah geram.

Wati menggelengkan kepalanya gak habis pikir, usai menatap dirinya pada pantulan cermin.

“Astaga pak Alex! Kau seli ar ini pada ku! Tubuh ku yang po los ini rusak dengan hasil karya mu? Keterlaluan!”

Bahu Wati bergetar, ia menangis dalam diam dan gak lama ia terduduk di lantai. Memeluk ke dua kakinya dengan tangis yang begitu pilu.

‘Ya tuhan, kenapa hidup ku jadi seperti ini? Kenapa mas Hasan, pria yang aku cintai tega menyerahkan ku pada pak Alex? Dia mantan bos ku! Pria yang begitu aku hormati. Tapi kenapa harus dengan menyerahkan ku? Dengan alasan yang gak masuk akal?’

‘Andai saja cinta yang ku berikan bisa membuka hati mu, pasti kamu gak akan berbuat sekeji ini pada ku mas! Tega sekali kamu pada ku! Aku istri mu, mas! Aku iklas menjual rumah peninggalan orang tua ku demi mengganti dana perusahaan yang kamu gelapkan. Tapi kenapa kamu berulah lagi, mas!’ jerit batin Wati.

Wati menghembuskan nafasnya dengan kasar, setelah puas menangis, tanpa perduli lagi dengan matanya yang kini sembab.

“Aku akan buat berhitungan dengan mu, mas! Kali ini aku tidak akan pernah memaafkan mu! Kau benar benar menghancurkan cinta ku, hati ku, harga diri ku. Kau sudah menghancurkan rumah tangga yang kita bina selama ini.” gumam Wati dengan dingin.

Ke dua tangan Wati mengepal erat, hingga tanpa sadar, ia melukai telapak tangannya sendiri dengan kuku panjangnya.

“Pertama aku harus ke luar dari tempat ini! Aku harus temui mas Hasan. Aku harus balas perbuatan mu mas! Aku gak sudi kamu jual aku pada mantan bos kita!” tekad Wati.

Wati membersihkan dirinya di kamar mandi yang ada di dalam kamar itu.

Wati menatap dirinya yang kini berdiri di depan cermin, dress berwarna biru langit, dengan panjang selutut dan lengan pendek begitu pas di badan mungilnya.

“Istri mu pasti sakit hati, makan hati hidup dengan suami seperti mu pak Alex! Gak punya perasaan. Lihat lah itu, tubuh kita sama kecilnya dengan istri mu!” beo Wati, masih mengira jika Alex sudah beristri.

Ceklek.

Wati tersenyum lebar, menyadari pintu kamar tempat ia berada gak dalam keadaan terkunci.

“Aman gak di kunci.”

Kreeeek.

Wati menyembulkan kepalanya, berniat menoleh ke kiri dan ke kanan untuk membaca situasi usai membuka pintu kamar dengan perlahan.

“Mati aku.” Wati membola, ia terkejut bukan main.

Bersambung ...

1
lina
dasar laki gila
lina
bisanya ngancem
lina
udah pecat bae
lina
dasar netizen julid
lina
u yg bodoh lex
lina
dasar bucin
lina
jamagn d puji
lina
biar u kenyang
partini
good story
partini
good story
lina: mksh tini👍
total 1 replies
lina
kan lg bucin jd g tau malu 🤣
lina
masih bae ngamuk
lina
udah apa d seret bae itu
lina
malu bgt itu g d akuin
lina
definisi cewe g tau malu
lina
pekor 2
lina
u yg g punya adab
lina
sabar
lina
enk klo tinggl mkn
lina
sabar2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!