Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05 [ Bertemu Om Baik ]
Tak henti-hentinya Pria itu fokus pandangannya dan terus-menerus memandang gadis yang ada dihadapannya, bukan ada niat jahat, tapi terlihat jelas tatapan lelaki itu sangat bangga dan terkagum-kagum terhadap gadis muda yang berhadapan dengannya saat ini.
"Om kenapa memandangku?"ujar Adara merasa tak nyaman.
"Kamu janganlah takut, Om bukanlah orang jahat, hanya saja Om merasa Om tidaklah beruntung,"ujar Pria itu kini malah terlihat sedih.
"Maksud Om?"
"Om memiliki Putra yang bisa dikatakan dia diatas usia kamu, jujur dia tampan, tapi ...." Ucapannya yang tiba-tiba terhenti.
"Tapi kenapa, Om?"
"Putra Om susah diatur, dia putra semata wayang Om, tapi Om merasa gagal menjadi orang tua karena tidak berhasil mendidiknya. Sedangkan jika dihadapkan masalah keuangan Om memberikan semuanya tanpa cuma-cuma, tapi ya itu dia tidak pernah nurut, selalu dan selalu ia membangkang setiap kali Om perintah."
"Om tidak boleh putus asa, setiap anak memiliki takdir masing-masing, mungkin Putra Om seperti itu karena dia kurang kasih sayang entah itu dari Om atau Istri Om, maaf jika Adara lancang, tapi jujur setiap anak ingin diperhatikan dan dipedulikan, jika Om merasa Om kurang beruntung dan gagal menjadi orang tua, tidak jauh berbeda denganku, aku juga gagal jadi anak, aku tidak bisa menjadi kebanggaan untuk Papa dan Mama ...aku gagal! Aku bahkan bisa dikatakan anak yang tidak berguna."
"Cukup! Om paling benci ada anak yang berkata seperti itu, disaat usia kamu masih muda kesalahan apa yang kamu perbuat sampai membuat orang tuamu kecewa? Katakan pada Om?"
"Aku tidak bisa menceritakan masalah ini, ini masalah pribadi cukup aku saja yang tau om."
"Baiklah, sekarang kamu tinggal dimana biar Om antar?"
Beralih raut wajah Adara berubah tak seceria seperti tadi, pria itu yang menyadarinya ia pun paham.
"Nak?"
Pria itu memangilnya lagi. Namun, kali ini Adara malah melamun, lalu dipegang pundak Adara ia pun kembali tersadar.
"Aku tidak bisa memberikan alamat itu kepada Om."
Balasan yang dilontarkan Adara, tapi berbalik Pria sedikit tua itu seperti tidak suka atas jawaban Adara.
"Kenapa? Apa kamu masih tidak percaya kalau Om orang baik-baik? Percayalah Om bukanlah orang jahat."
"Bukan seperti itu Om, Adara percaya kalau Om orang baik-baik, tapi Adara tidak bisa memberikannya karena aku tidak memiliki tempat tingal."
"Maksudnya?"
Alis Pria itu terangkat sangking terkejutnya mendengar balasan Adara.
"Aku sengaja merantau dan merubah nasib disini, tapi karena adanya masalah pada majikanku aku nekat kabur dan kehilangan semua pakaian. Adara tidak bisa pulang karena sadar juga kalau Adara pulang Adara hanya akan jadi bahan gunjingan dikampung, baiklah Adara pamit Om, sekali lagi terima kasih banyak sudah mau mentraktir Adara."
"Tunggu!" Langkah Adara pun kembali terhenti.
"Kamu janganlah pergi, ikutlah dengan Om, Om akan tempatkan kamu disalah satu kos-kosan milik Om, kamu janganlah khawatir itu kos-kosan ada juga yang menempati, hari ini kamu sudah menolong Om, Om tidak bisa bayangkan jika perampok tadi berhasil menculik data-data penting Om, mungkin kerugian akan lebih besar Om dapatkan, ijinkan Om berbalas budi dan salah satunya dengan cara ini, bersedia kan?"
Terlihat Adara merasa keberatan atas tawaran Pria seusia Papanya itu, terlihat dari mimik wajahnya itupun sangat berbeda seperti tak enak harus menerimanya, tapi ia juga tidak bohong jika dia juga butuh kos-kosan saat ini.
"Baiklah Adara menerima tawaran Om, tapi sungguh Om tidak keberatan kan?"
"Tidak! Om sama sekali tidak keberatan, baiklah karena ini sudah hampir malam apa bisa kamu hanya pergi bersama supir saya? Beliau akan mengantar anda dan juga akan memberikan kunci kos-kosan itu."
"Tidak masalah Om, sekali lagi terima kasih banyak atas niat baik Om ini, Adara benar-benar tidak tau dengan cara apa Adara bisa membalas Om."
"Kamu tidak perlu sungkan, ya sudah saya akan menyuruh supir saya, mari."
"Baik Om."
Adara mengikuti langkah pria itu, tapi tanpa dugaan Adara, seseorang secara diam memotret setiap langkah yang dilakukan Adara ataupun pada pria yang dengan baik hati mau menolong Adara.
BERSAMBUNG.
lanjut thor