NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5. PERTENGKARAN

Dengusan kesal mengalun dari bibir ranum Aruna, beberapa helai rambutnya rontok. Namun, kondisi gadis berparas ayu itu tentunya tidak separah kondisi adik sepupu Jakson. Ini cukup gila, rumah milik pilot gagah itu benar-benar kacau. Tidak cukup dengan pertengkaran hebat antara Viera—adik sepupunya dan Aruna yang sekarang merupakan istrinya, mereka baru 1 jam sampai di Jakarta. Malah diserbu oleh keluarga Jakson, sementara sang ayah hanya bersandar di sofa ruang tamu memijat pangkal hidungnya.

Nikah mendadak, apalagi yang dinikahi adalah adik ipar dari mantan menantunya. Istrinya tidak pernah mengatakan tentang keinginan sang putra untuk turun ranjang, tahu-tahu Jakson telah menikah di kampung halaman Kinanti.

"Mas, sakit," kata Viera dengan intonasi nada manja, "kenapa Mas mau nikahin cewek kek preman itu! Dia nggak cocok sama Mas Jakson."

"Eh, eh, eh, enak banget itu mulut ngomong ya. Kamu duluan ya, Vi! Kamu jual ya, aku beli," sela Aruna membantah perkataan Viera.

"Lihat, mulutnya. Aduh, Tuhan! Kenapa hidup putraku harus hancur dua kali. Aku nggak sanggup liat putraku digerogoti sama parasit lagi."

"Tante yang parasit, enak saj—"

"Aruna!" Jakson memotong laju perkataan kasar Aruna, ia melotot dan sorot mata dinginnya membuat Aruna terperanjat.

Kedua telapak tangan Aruna mengepal, ia membuang muka. Viera mencibir, Aruna sangat tidak suka dengan keluarga Jakson. Setiap ada kesempatan mereka selalu saja mengkritik keluarga Aruna, bahkan terus membuat kakanya nyaris stres.

"Nah, kamu lihat. Dia bukan sosok wanita yang pantas kamu jadiin istri, Jakson," protes Miranda mengomentari Aruna, tatapan mata Miranda terlihat jelas sekali ia tidak suka dengan Aruna.

Dari sekian banyak wanita berkelas yang pas untuk putranya, lagi-lagi Jakson memilih wanita yang tidak sekufu dengan mereka. Sudah cukup rasanya putranya harus hidup bersama Kinanti, malah datang pula adiknya.

Jakson mendesah lelah, ia mengemudi dari kampung ke Jakarta. Tubuhnya sangat lelah, apalagi harus menghadapi keluarganya. Beruntung putrinya terlelap di kamar, keributan yang terjadi tidak mengusik tidurnya.

"Ini bisa kita bicarakan besok, Ma? Aku akan ke rumah besok. Hari ini aku capek, Aruna pun capek. Apalagi putriku tengah tidur siang, aku nggak mau dia sampai ngedengar keribuan ini," sahut Jakson, ia melirik ke arah ibunya dengan ekspresi wajah lelah.

Bibir Miranda terbuka, suara sang suami lebih dahulu menyahut.

"Kita pulang sekarang, biarkan Jakson ke rumah besok," ujar Riko menengahi, "kamu jelaskan semuanya besok ke keluarga, tentang keputusan gilamu ini."

Riko bangkit dari posisi duduknya, melangkah menuju pintu ke luar. Viera menggeleng kecil, dan berdecak sebelum ikut melangkah meninggalkan ruangan tamu. Miranda menatap tajam ke arah Aruna, ia melangkah mendekati Aruna.

"Jangan pikir kamu diterima di keluarga Mahendra, gadis ingusan kayak kamu ini nggak ada apa-apanya. Keluarga miskin kayak keluargamu emang selalu punya cara agar putraku yang berduit nggak lepas dari genggaman tangan kalian," tutur Miranda dengan intonasi nada pelan namun, menusuk.

Mata Aruna melotot, Miranda melewatinya begitu saja. Kedua kelopak mata Aruna tertutup perlahan, ia mencoba menekan emosi yang bergejolak. Siapa yang bilang Aruna menginginkan pernikahan gila ini, kakak iparnya mendadak menjadi suaminya.

Apakah mereka pikir Aruna bahagia menikahi mantan kakak iparnya ini, sedikit pun tidak ada kebahagiaan. Aruna yang berkorban di sini, ia yang menelan pahitnya kenyataan menikahi pria yang tidak ia cintai. Dipaksa untuk mencampakkan impiannya untuk dinikahi oleh Saka—kekasihnya, kelopak mata Aruna terbuka perlahan.

"Dosa apa aku, harus berada di posisi sialan ini," monolog Aruna nyaris berisik.

Jakson membawa atensinya ke arah Aruna, ia dapat mendengar apa yang digumamkan oleh Aruna.

"Kamarmu yang akan kamu tempati ada di samping kamar Mentari, istirahatlah." Jakson bangkit dari posisi duduknya tidak ambil pusing dengan kekesalan Aruna, wajahnya datar dan intonasi nadanya terdengar begitu dingin.

Kepala Aruna mengeleng tak percaya, belum apa-apa Aruna sudah merasa tercekik. Dua hari, dalam waktu sedemikian singkatnya Aruna ingin sekali berteriak dalam hatinya ingin bercerai dengan Jakson.

'Ya Tuhan! Tolong sabarkan aku, dan jaga kewarasanku. Ingatkan aku jika ini demi Mentari, demi Mbak Kinanti. Agar pengorbananku nggak sia-sia.'

Aruna menyisir surainya ke belakang, mendengus kesal. Kedua sisi pipinya mengembung, dihentak-hentakkanya kedua telapak kakinya dilantai. Sebelum mengayunkan langkah kaki lebarnya menuju kamar yang akan ia tempati, menyesal pun tiada guna. Karena sekarang Aruna sudah menjadi istri sah Jakson secara agama maupun hukum.

...***...

"Aruna!" seruan keras di lorong kampus membuat Aruna menoleh ke arah asal suara.

Hana melambaikan tangannya ke arah Aruna, Aruna menyongsong kedatangan Hana. Wajahnya terlihat kusut, tepukan di bahunya terasa.

"Lancar 'kan?" Hana mengulas senyum tipis.

"Entahlah." Aruna menjawab setengah hati.

Keduanya melangkah menuju kantin kampus, selesai dengan jadwal kelas masing-masing. Keduanya akan fokus menyusun skripsi, mengejar-ngejar dosen pembimbing. Entah dosen pembimbing seperti apa yang akan dihadapi oleh keduanya, Aruna berharap tidak mendapatkan dosen pembimbing killer.

Kehidupan Aruna sudah terlanjur kacau, ia harus fokus pada skripsinya. Menyelesaikan skripsi dengan mulus, dan wisuda. Target Aruna mendapatkan pekerjaan yang stabil, agar ia bisa berpijak pada kakinya sendiri. Tanpa mengemis uang dari siapa pun, termasuk dari Jakson—suaminya.

"Loh, kok gitu?"

Aruna mendesah kasar, "Ibu dan Adik sepupunya mengamuk kayak banteng kemarin, asalkan kamu tau. Dan Mas Jakson malah nggak ngebelain aku sama sekali di depan keluarga songongnya itu, malah ngebentak aku. Hanya karena aku ngelawan omongan Mak Lampir."

Hana terkekeh geli, ia memperhatikan ekspresi wajah Aruna dari ekor matanya. Ketika mereka memasuki area kantin yang terlihat begitu ramai, mata keduanya mengedar. Beruntung ada meja kosong yang berada di pojokan, Hana menepuk pundak Aruna.

"Kamu jagain tempat duduk kita, sementara aku yang pesan makanannya."

Aruna mengangguk, ia mengayunkannya langkah kakinya menuju meja pojok. Baru saja Aruna meletakkan bokongnya di kursi, alis matanya sebelah ditarik naik ke atas mendapati eksistensi gadis paling menyebalkan seantero kampus yang memasuki area kantin kampus.

"Wah, apakah nggak ada hari damai untukku. Satu hari aja," monolog Aruna kesal.

Viera bersama dua temannya terlihat mengedarkan pandangan matanya, ia berhenti tepat di kursi yang dihuni oleh Aruna. Ia terlihat berbincang dengan kedua temannya, mereka berpisah. Viera melangkah mendekati Aruna, ia duduk tanpa diminta.

"Oho, siapa yang ada di depanku ini," celetuk Viera, "adik yang sadis. Ngerebut laki kakaknya, setelah kakanya mati."

Aruna melotot, "Jaga mulutmu, ya."

Viera menutup bibirnya dengan telapak tangannya, membuat ekspresi berpura-pura takut. "Aduh, aku takut sekali," ujar Viera bersandiwara, "tapi benerkan. Mana ada Adik ipar yang mau nikah sama Kakak iparnya sendiri. Dengan dalih cuma mau jagain keponakannya, hanya kamu yang mau. Eh, tentu aja dong ya. Secara Mas Jakson ganteng, kaya, kurang apa lagi coba?"

Gigi geraham Aruna bergemeretak, suara ramai di kantin menyadarkan Aruna untuk tidak melakukan hal gila. Ia tidak ingin jadi selebriti dadakan di kampus, Viera terkekeh bahagia.

"Gimana ya, tanggapan Saka. Pacarnya udah dinikahin sama mantan Kakak ipar kekasihnya sendiri. Wih, seru nih, liat gimana Saka yang selalu belain kamu jadi balik jijik liat kamu," lanjut Viera meledek.

Mata Aruna memerah, Viera bangkit dari posisi duduknya. Terkekeh bahagia, siapa sangka ada juga hari kejatuhan untuk seorang Aruna Mayswara.

^^^Bersambung...^^^

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!