NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mafia / Konflik etika / Masalah Pertumbuhan / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.

Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.

Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.

Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?

Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Putus Asa

❤️❤️❤️

Setengah jam kemudian, Aaron terbangun

sekaligus tersadar dari pengaruh alkohol

yang semalam telah membuatnya kehilangan

kendali. Dia melihat keadaan dirinya yang kini

polos juga ke sekeliling kamar, Aaron memijat pelipisnya mencoba untuk mengingat kembali

kejadian semalam.

Dia terkesiap saat melihat ada bercak darah

diatas tempat tidur, kemudian lintasan kejadian semalam dimana dirinya telah memaksakan

kehendak terhadap gadis yang di tolong nya

semua tergambar jelas dalam ingatannya.

Dia seperti orang yang kehilangan akal, tidak

pernah membiarkan gadis itu lepas dari

cengkraman nya hampir semalam penuh.

"Owhh shit..!!"

Aaron mendengus sambil kemudian melompat

dari tempat tidur dengan keadaan tubuh yang

masih polos. Dia segera mengecek ke kamar

mandi siapa tahu gadis itu ada di sana. Tapi

tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu.

Hanya aroma lembut nan wangi tubuh nya

yang masih tersisa dalam kamar besar itu.

Aaron segera membersihkan dirinya di kamar

mandi dengan pikiran yang tiada henti terus

melayang pada gadis yang telah di renggut kesuciannya itu. Bayangan wajah nya kini

memenuhi ingatannya. Setelah selesai dan

kembali berpakaian rapi Aaron segera pergi

ke balkon, dia menghubungi anak buahnya.

"Carikan aku identitas gadis yang kemarin..!"

"Baik Tuan..!"

"Jangan lupa suruh orang untuk segera

melacaknya ! Satu jam yang lalu dia keluar

dari hotel, aku yakin dia belum jauh..!"

"Siap Tuan..!"

Aaron menutup telponnya, kemudian berdiri

menatap hamparan bangunan yang ada di

depannya dengan tangan berpegangan kuat

setengah mencengkram pilar relling balkon.

Dia benar-benar mengutuk dirinya sendiri atas

apa yang telah di lakukannya. Minuman yang

telah di konsumsi nya semalam membuat dia

kehilangan kontrol atas dirinya. Aaron hanya

bisa meremas kuat rambut nya. Masih jelas

terbayang dalam ingatannya bagaimana

gadis itu memohon untuk di bebaskan..

*****

Sementara itu dengan susah payah Raya tiba

di sebuah apartemen milik temannya yang

terletak di pusat kota. Dia berdiri gontai di

depan pintu setelah menekan bel beberapa

kali. Tubuh nya kini semakin lemah, kakinya

pun semakin goyah.

"Raya..apa yang terjadi dengan mu.?"

Raya menatap lemah gadis manis yang kini

berdiri di ambang pintu apartemennya nya

dengan wajah di penuhi keterkejutan. Raya

berjalan masuk tapi kemudian langkahnya

terhenti ketika tiba-tiba pandangannya

kabur, pendengarannya pun perlahan

melemah dan akhirnya..

"Raya..ya Tuhan..!"

Gadis itu memekik kaget sambil merangkul

tubuh Raya yang terkulai lemas dalam pelukan

nya. Dengan perlahan di liputi kepanikan gadis

itu membawa tubuh lemah Raya ke dalam ruang

depan apartemen kemudian membaringkannya

di atas sofa dengan sangat hati-hati. Dia segera

berlari masuk ke dapur lalu ke kamarnya. Wajah

nya di penuhi kepanikan dan kecemasan.

"Kamu kenapa sih Raya sayang..? Keadaanmu

kenapa bisa kacau begini."

Gadis itu mencoba mengecek nadi dan mata

Raya dengan seksama. Dia juga menempelkan

minyak angin di sekitar hidung dan leher Raya.

Tangan nya beralih memijat telapak tangan dan

kaki Raya yang sangat dingin. Kulit gadis itu

juga terlihat sangat pucat.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Raya

membuka mata perlahan. Tatapan lemahnya

jatuh pada sosok gadis manis tadi yang sedang

menatapnya penuh kecemasan.

"Kamu sudah sadar Ray..?"

Tanya gadis itu seraya meraih gelas air putih

di atas meja. Raya bangkit kemudian merebut

gelas di tangan gadis itu yang hanya bisa diam

melongo saat melihat Raya meminum air itu

dengan sangat rakus.

"Mau lagi minum nya.?"

Raya mengangguk, gadis itu segera berlalu

kearah dapur. Tidak lama sudah kembali

membawa sebotol besar air mineral. Raya

segera meminumnya.

"Apa yang terjadi dengan mu.?"

Raya melirik sekilas kemudian menundukkan

kepala sambil menggeleng pelan.

"Tidak ada.! A-aku hanya kelelahan."

"Kamu tidak bisa bohong padaku Ray.! Sudah

4 hari kamu tidak masuk kantor.!"

Raya masih tetap menundukkan kepalanya.

Gadis itu tidak tahan lagi, dia segera meraih

bahu Raya, mengangkat wajahnya membuat

Raya memejamkan mata mencoba menahan

desakan air mata yang kini mulai menyeruak

keluar menuruni pipi pucatnya. Gadis itu tampak

terkejut saat melihat bagaimana kacaunya

kondisi kulit leher sampai bahu Raya. Dengan

kasar dia menarik pakaian atas Raya. Matanya

makin terbelalak melihat seluruh tubuh bagian

atas Raya di penuhi tanda merah yang kini

mulai berubah kebiruan. Wajahnya seketika

memerah di selimuti emosi.

"Siapa yang melakukan ini padamu Ray.?"

Tanya nya dengan suara yang sangat berat.

Raya menggeleng kuat masih mencoba untuk

menahan tangisnya supaya tidak pecah.

"Bilang padaku, siapa orangnya Ray.?"

Gadis itu memekik sambil menatap tajam

wajah Raya, dia benar-benar tidak percaya

pada apa yang di lihatnya. Raya bergeming

dia masih saja bungkam mencoba menahan

tangisnya sambil menunduk. Gadis tadi kini

kembali mencengkram bahu Raya.

"Apa si keparat Jayden itu yang melakukan

semua ini.? Aku benar-benar tidak akan

memaafkan nya.!"

Tangis Raya kini mulai pecah, dia menutup

wajahnya sambil terisak pilu.

"Bicara padaku Raya, apa itu benar.? Apa

benar laki-laki ******** itu yang melakukan

semua ini padamu.?"

"Bukan Jes.! bukan dia.!"

Raya memeluk erat tubuh gadis itu yang kini

membeku, tapi kemudian dia balas memeluk

Raya sambil mengelus punggungnya. Raya

menangis sesegukan dalam pelukan teman

dekatnya itu yang masih terlihat begitu emosi.

Tubuh nya masih terlihat gemetar menahan

serbuan amarah yang menguasai dirinya.

"Baiklah.. sekarang tenangkan dirimu dulu.

Baru setelah itu ceritakan semuanya padaku."

Gadis tadi berusaha menenangkan. Tangis

Raya kini benar-benar pecah seluruhnya.

Dia mengeluarkan semua ganjalan yang ada

di hatinya dengan menumpahkan seluruh air

matanya dalam pelukan sahabatnya itu yang

selalu ada kapanpun dia membutuhkan.

Setelah tangisnya mereda, Raya kini bangkit

perlahan, berjalan dengan gontai menuju ke

salah satu kamar di apartemen itu.

"Ray.. kamu mau kemana.?"

Gadis tadi atau Jessica mengikuti Raya dari

belakang dengan tampang cemas.

"Aku sangat menjijikkan Jes, jangan pedulikan

aku lagi. Aku tidak ada harganya lagi sekarang."

"Apa yang kau katakan.? Raya.. sebaiknya

sekarang kamu tenangkan dirimu dulu."

"Aku kotor Jes. Aku penuh dengan noda.."

Raya seolah berbicara pada dirinya sendiri

sambil kemudian masuk ke dalam kamar

mandi. Jessica berusaha untuk mengikuti

Raya tapi gadis itu dengan cepat mengunci

pintu kamar mandi.

"Ray..? buka pintunya.! Biarkan aku masuk.!"

Raya tidak peduli teriakan Jessica. Dia mulai

menyalakan shower dengan deras, lalu tubuh

nya jatuh bersimpuh di bawahnya. Dia kembali menangis tersedu meratapi segala nasib buruk

yang menimpanya, memukuli badannya, lalu

menggosok kasar seluruh kulit tubuh nya.

"Tuhan... maafkan aku yang tidak mampu

menjaga kehormatan ku..Aku hina sekarang.."

Lirih Raya penuh kesakitan. Jiwanya seakan

hampa, dia benar-benar lelah dan tidak bisa

menerima semua kepahitan hidup yang kini

di alaminya.

"Raya.. buka pintunya..! Ku mohon jangan

melakukan hal yang akan merugikan dirimu

sendiri.! Rayaa...Rayaa.. kau dengar aku..??"

Jessica menggedor-gedor pintu kamar mandi

sambil terus berteriak mengingatkan Raya.

Wajahnya terlihat di penuhi oleh kekhawatiran.

"Raya.. buka pintu nya..! Kau harus tenang.

Kau butuh menenangkan pikiran mu saat ini.."

Jessica kembali berteriak sambil tiada henti

menggedor dan memutar handel pintu. Tapi

tidak ada tanggapan ataupun sahutan dari

dalam. Jessica memutar badannya, berjalan

mondar mandir di dalam kamar. Tidak lama

dia keluar untuk mengambil ponsel. Dirinya

benar-benar mencemaskan keadaan Raya

saat ini, takut terjadi hal-hal yang tidak di

inginkan. Dia mencoba untuk memanggil

seseorang.

"Hallo Mr Sean..? ini sama Jessica..!

Maaf bisa datang ke tempat saya tidak.?"

" Ada apa Jes.? apa ada yang urgent.?"

"Raya.. Raya ada di tempat saya sekarang."

"What.? Raya ada di tempat mu sekarang.?"

"Benar Mr.. Sebaiknya anda kesini sekarang

juga, secepat nya..saya tunggu.!"

"Oke kebetulan aku sudah di jalan mau ke

kantor, aku kesitu sekarang.!"

Jessica menutup panggilan telepon nya. Dia

kembali ke dalam kamar Raya. Suara aliran

air shower masih terdengar dari dalam kamar

mandi tapi suara tangis Raya kini sudah tidak

ada jejaknya lagi, gadis itu semakin cemas.

"Raya.. Raya.. kamu baik-baik saja kan.?

Raya..aku mohon jawab aku..Rayaaa....!"

Jessica sudah habis kesabaran. Dia mencoba

mendobrak pintu kamar mandi menggunakan

lutut nya, namun itu sia-sia saja. Kemudian dia

berlari ke dapur mengambil palu dan peralatan seadanya. Dengan tenaga penuh dia memukul

handel pintu dan lobang kunci penuh kepanikan.

Akhirnya setelah usaha yang sangat keras dia

berhasil membuka pintu kamar mandi. Matanya

tampak membulat sempurna dengan tubuh

membeku di tempat. Mulutnya menganga tidak

mampu mengeluarkan suara.

Dia melihat saat ini tubuh Raya sudah tergeletak

di atas lantai kamar mandi, ceceran darah kini

memenuhi seluruh ruangan itu di bawah aliran

air shower yang masih menyala.

"Rayaa...."

Jessica melompat menyerbu tubuh bersimbah

darah itu, meraihnya ke dalam pelukan dengan

jeritan yang tiada henti keluar dari mulutnya.

"Raya... kenapa kamu melakukan ini.? Ini

bukanlah dirimu Raya..Kau adalah wanita

paling kuat yang aku kenal selama ini.."

Jerit tangis Jessica sambil memeluk erat tubuh

Raya yang sudah mulai membeku.Tidak lama di ambang pintu muncul seorang pria bertubuh

tinggi. Tatapan mata pria yang baru datang itu

tampak syok luar biasa.

"Raya..Oh My God..!"

Secepat kilat dia menyambar tubuh Raya dari

pelukan Jessica kemudian menggendongnya

dan tanpa menunggu lagi dia segera keluar

dari apartemen setengah berlari membawa

tubuh Raya ke parkiran di ikuti oleh Jessica.

Mereka berdua melarikan Raya ke rumah

sakit terdekat.

Tiba di instalasi gawat darurat pria tinggi tadi

langsung berteriak menggema memanggil

semua petugas medis. Keadaan kini menjadi

gaduh dan mencekam. Raya segera di bawa

ke dalam ruang penanganan khusus saat

keadaannya di sadari para dokter sudah

sangat kritis. Dia kehilangan banyak darah.

"Apa yang terjadi dengan nya.? Kenapa hal

seperti ini bisa menimpanya.?"

Pria tinggi tadi menginterogasi Jessica yang

terlihat duduk bersimpuh di lantai di depan

pintu ruangan tempat Raya di tangani.

"Maaf Mr.. Kejadiannya begitu cepat. Saya

juga tidak tahu apa yang terjadi padanya."

"Kenapa kamu tidak mencegah dia hahh..?"

Pria itu atau Sean membentak Jessica yang

terlihat semakin tertekan.

"Maaf Mr.. Maafkan saya. Ini semua salah

saya yang tidak bisa mencegah nya."

"Aarrghh...sial..!! Raya.. apa yang terjadi

padamu baby...!"

Sean meremas kepalanya, menjambak kuat

rambutnya. Dia menjatuhkan dirinya di atas

bangku. Wajahnya terlihat memerah di penuhi

oleh berbagai emosi yang campur aduk.

***

Happy Reading.....

1
Merlani Hidayat
baca ulang ke 3x nya
Anonymous
Buat authornya 💗💗😭😭makasih udah bikin cerita sebagus ini plisss pengin jadi raya aron bener bener keren bgt karakternya jatuh cinta arghhhhh😭😭😭😭
Putu: Aku juga dari th 2025. Untung ketemu judulnya. Udah dari SMA love bgt sama ini😭
total 1 replies
Anonymous
Baper banget plis udah 5 tahun baca ini ga bosenin 😭😭
soso
Luar biasa
Momy Haikal
dari semua novel author aku suka cerita Agra kiran Devan Sherin dan raya aron sisanya aku kurang srek sm pemeran laki lakinya
Lismawati Salam
Luar biasa
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
dibaca berapa x pun tetap nyangkut dan serasa terhanyut dlm cerita ini
Teh Lis Putri
woooo kerean
Naila fikri sho Fiya
luar biasa karyamu thor
Sri Suhartati
Biasa
Sri Suhartati
Buruk
Naila fikri sho Fiya
Kecewa
Naila fikri sho Fiya
Buruk
Ita Setiana
Luar biasa
Sur Tini
sebener nya kenapa yah..ap aroon susah punya anak sampe terkejut begitu
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
cerita menarik klo bisa ada lanjutan nya donggg
Naila Azmi
kk mau kelanjutan kisahnya keanu donk kk
pasti lebih seru
Heti Supriyati Laela
luar biasa bikin yang baca ketagihan
Naila Azmi
gk bisa ngebayangin thor gmna tampannya seorang marvel de enzo 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!