Walaupun Danver menjadi pengganti kembarannya menjadi suami Faye, tapi dia sangat menikmati pernikahannya dengan Faye.
Lalu bagaimana dengan Faye kalau dia tau laki-laki yang menjadi suaminya saat ini adalah kembaran dari laki-laki yang dia inginkan menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 : Part Tersedih Seorang Ayah
"Kamu ini belum apa-apa sudah memanggil Tuan Hillario dengan sebutan calon papa mertua. Bagaimana kalau kamu sudah menikah dengan putra-nya, jangan-jangan kamu sudah tidak memperdulikan Daddy." seloroh Tuan Haidi sambil mencubit gemas pipi putrinya.
"Ya tidak mungkin lah Dad, Daddy tetap segalanya untuk Fay." jawab Faye sambil memeluk Tuan Haidi lagi.
"Ya, ya, ya, Daddy percaya." balas Tuan Haidi sambil mengelus punggung Faye.
"Ya sudah sekarang kita pulang, kasihan Mommy mu dirumah sudah jamuran menunggu kita pulang." ajak Tuan Haidi.
Sontak Faye menjauhkan tubuhnya dari Tuan Haidi.
"Tapi Dad-" belum juga Faye selesai protes, Tuan Haidi sudah memotong kata-kata Faye.
"Nanti Daddy ceritakan di mobil. Ayo kita pulang." ucap Tuan Haidi yang tau apa yang ingin Faye katakan.
Mereka pun berjalan menuju pintu lobi. Tuan Haidi dan Faye masuk kedalam mobil Tuan Haidi, sedangkan para bodyguard baik itu bodyguard Faye dan bodyguard Tuan Haidi menggunakan mobil Faye.
Mobil Tuan Haidi.
"Jadi bagaimana Dad, apa calon papa mertuaku mau menikahkan putra-nya dengan ku?" tanya Faye yang sudah tidak sabaran.
Padahal mereka baru saja masuk kedalam mobil dan supir Tuan Haidi, Karel belum juga menginjak pedal gas.
"Sudah pasti dong Sayang. Memangnya siapa yang berani menolak putri kesayangan Daddy." balas Tuan Haidi.
"Yes." respon Faye sambil menepuk tangannya.
"Jadi kapan kami menikah, Dad?" tanya Faye makin tidak sabaran.
"Sabar Sayang, dua hari lagi akan ada pertemuan dua keluarga untuk menentukan tanggal pernikahan kalian, putra Tuan Hillario juga datang nanti, jadi dandan lah yang cantik dan elegan saat pertemuan dua keluarga." jawab Tuan Hillario.
Wajah Faye makin berseri-seri mendengar kata-kata Tuan Haidi.
"Tapi ngomong-ngomong Fay, dimana kamu mengenal putra Tuan Hillario dan kenapa kamu begitu menginginkan putra Tuan Hillario? Padahal masih banyak pria di luar sana yang lebih baik dan lebih tampan dari putra Tuan Hillario." tanya Tuan Haidi penasaran karena sebelumnya saat pertama kali Faye mengatakan ingin menikah dengan putra Tuan Hillario, Faye memberikan jawaban yang ambigu saat Tuan Haidi menanyakan pertanyaan ini.
"Umm... Sebenarnya Fay bertemu dengan Danzel tidak sengaja. Waktu itu Danzel meminta Fay mengantarnya ke The Hill Medical Center, begitu sampai di rumah sakit, dia malah memberikan kartu namanya pada Fay. Awalnya Fay tidak memperdulikan kartu nama itu dan langsung memasukkannya ke saku jaket. Tapi suatu hari, saat Fay memakai jaket itu lagi kemudian menemukan kartu nama itu, Fay cukup kaget kalau ternyata Danzel adalah seorang dokter bedah toraks, padahal waktu dia meminta tumpangan penampilannya jauh menggambarkan kalau dia seorang dokter. Mulai saat itu Fay jadi penasaran dengan Danzel dan langsung mencari tau tentang Danzel." Jawab Faye dengan wajah berseri-seri.
"Lalu setelah kamu mencari tau, kamu langsung jatuh cinta pada putra Tuan Hillario itu?" tanya Tuan Haidi.
"Um..." jawab Faye sambil menganggukkan kepala.
"Dia pria tipe idaman Fay, Dad." lanjut Faye sambil menumpukan dagunya di kedua tangannya.
Wajah Tuan Haidi langsung masam melihat ekspresi Faye.
"Kenapa wajah Daddy cemberut seperti itu? Apa sekarang Daddy sedang cemburu pada menantu Daddy?" goda Faye.
"Apa Daddy salah cemburu pada pria itu? Wajah mu sangat berseri-seri saat menceritakan pria itu, padahal pria itu yang tidak punya kontribusi apa-apa untuk hidup mu. Sedangkan Daddy yang jelas-jelas sangat berkontribusi untuk hidup mu bahkan rela mengorbankan nyawa Daddy untuk mu, kamu tidak pernah menunjukkan wajah berseri seperti kamu menceritakan pria itu." balas Tuan Haidi.
"Uh... Daddy." Faye langsung memeluk Tuan Haidi.
"Daddy, mau sampai kapan pun Daddy tetap cinta pertama Fay dan segalanya untuk Fay dan tidak ada satu orang pun yang bisa menggeser Daddy dari posisi tertinggi di hati Fay sekalipun itu menantu Daddy. Jadi Daddy jangan cemburu lagi, oke." ucap Faye.
"Daddy tidak tahu harus senang atau sedih. Daddy tahu suatu hari kamu akan menikah dan meninggalkan Daddy demi hidup dengan pria yang kamu cintai, tapi Daddy tidak menyangka kalau hari itu akan datang secepat ini. Bagi Daddy, kamu masih putri kecil Daddy yang suka berlari kesana kemari yang masih menangis kalau Daddy pulang telat." balas Tuan Haidi sambil mengecupi puncak kepala Faye.
Tuan Haidi sadar dia hanya bisa menggenggam tangan putri kecilnya sementara waktu akan tetapi dia bisa menggenggam hati putri kecilnya untuk selamanya.
°°°
Bersambung...