Menjadi wanita single parent untuk anak laki-laki yang ditemukan di depan kosnya saat kuliah dulu membuat Hanum dijauhi oleh orang-orang terdekatnya bahkan keluarganya karena mereka mengira jika anak itu adalah anak Hanum dari hasil perbuatan di luar nikah.
Hanum hanyalah sosok figuran bagi orang di sekitarnya. Terlihat namun diabaikan begitu saja oleh mereka. Walau begitu Hanum tak mempermasalahkannya karena menurutnya cukup ada anak laki-laki itu di hidupnya itu sudah cukup membuatnya bahagia.
Menjadi sosok figuran ternyata terus berlanjut di hidup Hanum saat ia memutuskan menerima permintaan menikah dengan seorang pria anak dari Dekan fakultasnya yang telah membantunya menyelesaikan studynya saat kuliah dulu.
"Bagaimana bisa Mama memintaku menikahi wanita beranak satu itu?!" Pertanyaan berupa hinaan itu terdengar oleh telinga Hanum dari pria yang berstatus sebagai calon suaminya.
Kehidupan rumah tangga yang ia harapkan dapat bahagia ternyata justru sebaliknya karena pria yang telah menjadi suaminya itu hanya menganggapnya sosok figuran yang hanya terlihat tapi tidak dianggap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima kasih telah hadir
"Tidak apa, Ma. Memangnya Mama tadi mimpi buruk apa?" Tanya Divan merasa penasaran.
"Emh, tidak perlu dipikirkan. Sekarang lebih baik kita kembali tidur karena besok Mama harus bekerja." Ajak Hanum sambil mengusap kepala putranya.
Walau merasa penasaran tentang mimpi buruk Hanum namun Divan memilih menurut pada Hanum untuk melanjutkan tidur mereka kembali.
Hanum pun tersenyum melihat Divan yang penurut dan tidak pernah membantah perkataannya. "Terima kasih telah menjadi anak yang baik." Ucap Hanum sambil mengecup kening Divan saat Divan sudah kembali terlelap.
Hanum pun kembali teringat dengan mimpi buruknya beberapa saat lalu. Tanpa terasa air matanya kembali mengalir saat bayang-bayang keluarganya mencampakkan dirinya terlintas di benaknya.
Kenangan buruk itu sampai saat ini sangat sulit untuk ia lupakan. Walau sudah mencoba menerima takdir hidupnya namun Hanum tetaplah wanita pada umumnya yang masih terbawa perasaan jika mengingat hal yang menyakiti dirinya.
"Divan... tetaplah berada di sisi Mama apapun yang terjadi." Ucap Hanum lembut pada Divan yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
Ya, setelah hari itu di saat keluarga mencampakkan dirinya Hanum pun bertekad untuk mengangkat bayi yang ditemukannya di depan kosnya menjadi anaknya. Bayi mungil yang belum memiliki nama dan sangat Hanum sayangi saat itu akhirnya Hanum beri nama Divan.
Walau begitu banyak tantangan yang harus Hanum lewati karena mengangkat Divan menjadi anaknya namun Hanum terus mencoba melewatinya. Tidak Hanum perdulikan begitu banyak cacian dan makian orang-orang sekitarnya yang menganggap jika Divan adalah anak kandung Hanum dari perbuatan di luar nikah. Menurut Hanum cukup ada Divan di hidupnya maka Hidupnya sudah cukup bahagia.
Sampai saat ini Hanum masih tidak mengetahui siapakah orang yang telah menyebarkan berita buruk tentang dirinya hingga orang-orang terdekatnya bisa berpikiran buruk padanya bahkan pihak kampus tempat ia menuntut ilmu berniat mencabut beasiswanya bahkan berniat mengeluarkannya saat itu.
Untung saja saat itu nasib baik berpihak padanya karena ada Bu Shanty dosen pembimbingnya yang begitu percaya padanya hingga Bu Shanty berjuang keras untuk mempertahankan dirinya tetap bisa melanjutkan kuliah hingga akhirnya ia bisa menyelesaikan studynya dengan hasil yang memuaskan.
Tak sampai di situ saja, setelah kuliah Bu Shanty bahkan menawarkan Hanum untuk bekerja di anak perusahaan milik suaminya yang berada di kota Bandung. Tentu saja tawaran Bu Shanty saat itu membuat Hanum begitu senang dan bersyukur karena ia bisa menghidupi dirinya dan Divan dengan hasil bekerja di anak perusahaan milik suami Bu Shanty.
Setelah bekerja di anak perusahaan milik suami Bu Shanty, Hanum juga mendapatkan fasilitas apartemen sederhana untuk tempat tinggalnya hingga ia tidak perlu lagi membayar kosan untuk tempat tinggalnya dan Divan.
Segala kebaikan Bu Shanty selama ini tidak akan pernah bisa Hanum lupakan. Bu Shanty bagaikan malaikat penolong di saat Hanum sangat jatuh dan membutuhkan sebuah pertolongan.
Setelah cukup lama larut dalam pemikirannya, Hanum pun menatap pada putranya yang kini sedang terlelap di pelukannya.
"Divan, terima kasih telah hadir di hidup Mama. Terima kasih telah menjadi penguat di setiap lelah Mama. Mama percaya kehadiran Divan memiliki arti di hidup Mama. Teruslah kuat bersama Mama apapun yang terjadi." Ucap Hanum lirih lalu mengecup sayang kening Divan.
***
Papa Irfan memang keterlaluan mudah percaya sama duo kadal buntung itu
Benar suatu kejahatan kan perbuatan tsb...
Kena gugup pak Irfan ???