Dibawah Ancaman Mafia Kejam

Sepanjang perjalanan pulang menggunakan motor, Ana terus menerus tenggelam mengingat ciuman yang di lakukan Danar secara tiba-tiba kepadanya...

Apakah pria itu sedang mengujinya tadi, Ana mengutuk kebodohannya yang tidak menghindar dari ciuman Dabnar yang terasa panas....

Jemari Ana bergerak naik menyentuh permukaan bibirnya dan menyesal, pria itu..bahkan merebut ciuman pertamanya tanpa permisi...

Ana sungguh-sungguh menyesal...

Sementara Ari tersenyum bahagia, bisa bersama sedekat ini dengan Ana membuat ia bahagia, walau ia harus menyamar sebagai pekerja pabrik seperti Ana....ia bahkan rela melakukan banyak pekerjaan berat yang selama ini tak pernah di sentuhnya demi bisa dekat dengan Ana setiap saat dan berharap Ana tak akan pernah tau siapa dia sampai kapanpun,....

Motor itu akhirnya sampai di flat sederhana milik Ana, gadis itu melompat turun dari motor yang membuat Ari khawatir...

''Hati-hati Ana.....''

Ari menangkap tubuh Ana yang hampir jatuh..keduanya saling menatap...

''Aku baik-baik saja Ari....''Ana menegakan tubuhnya dan tersenyum senang...

Ari turun dari motor dan membuka helmnya dan membantu Ana melepas helem gadis cantik itu...

''Ari.,...aku telah menghabiskan tabunganmu untuk gaun ini, tapi kau tenang saja...aku sedang melamar di sebuah Hotel dan jika aku di terima maka aku akan mencicil gaun ini...''

Ari memasang wajah cemberut...ia pun mengambil tangan Ana dan menggenggamnya membuat gadis itu tertegun menatap matanya......

''Akui sangat tulus padamu Ana....''

''Kau tau hal yang paling kusukai Ari..''

Pria itu menggeleng....

''Katakan padaku.''

''Aku benci berhutang dan berhubungan dengan orang kaya..''ucap Ana merenung....

Ari menjadi lemah,...jika Ana tau siapa dirinya sebenarnya maka...Ari tau dia pasti akan sangat marah...kini Ari hanya bisa berdoa agar di pesta nanti tuan Danar dan Jesika tidak mengatkan kebenaran tentangnya...

Sungguh Ari tak ingin kehilangan Ana...

''Aku mengerti, lain kali kau boleh mengganti jika aku membelikanmu sesuatu, tapi Ana kali ini jangan membuatku tersinggung, aku ingin memberi hadfiah gaun itu kepadamu...''

''Arii....''

''Eiit...aku tidak menerima penolakan...''

''Baiklah...aku terima..''ucap Ana tersenyum..

''Baiklah nanti malam aku akan menjemputmu, aku meminjam mobil temanku...kita akan pergi bersama mobil..''

Ana tersenyum...

''Baiklah...aku akan menunggu, terimakasih Ari...''

Ari mengangguk kemudian pamit, menghampiri motor dan meninggalkan Ana sendiri, gadis itu tersenyum...

Sungguh ia sangat beruntung memiliki sahabat seperti Ari... hari ini ia sangat bahagia....gadis itu melangkah menaiki tangga menuju flatnya...

Dari seberang jalan.....

Sebuah mobil hitam yang terparkir di depan flat milik Ana sedari tadi, ia melihat dengan jelas kemesraan Ardy dan Ana.......

Danar tersenyum......

Ia tak tau apa yang membawanya ketempat ini, sebenranya tadi ia ingin langsung pulang namun, ia melihat Ana dan Ardy keluar dari butik dan menaiki motor....

Ardiansyah Saputra........

Pria berusia 25 tahun, pengusaha muda dan pewaris tunggal Jaya Group...ia masih single dan memutuskan pertunangannya beberapa waktu lalu dengan kekasihnya seorang aktris terkenal...

Danar mengerutksan keningnya, apakah semua itu karna demi Ana...?

Danar tertawa kesal........

Apa yang sudah di berikan Ana pada Ardy, tubuhnya...kenikmatan sesaat...?

Yah...bicara soal kenikmatan Danar sudah merasakan ciuman itu tadi dan merasa terbakar, Ana tau letak kelebihannya dan memanfaatkannya dengan sangat baik.

Danar tersenyum kesal, entah mengapa ia sedikit kecewa. harga diri..Ana terus membual soal harga diri dan kini bahkan ia tanpa malu menjadi simpanan Ardy...

Sial.............

Danar memukul dengan kuat stir mobil hingga tangannya memerah, pria itu terbakar...

''Gadis mahall...benarkah Anastasya....yah...malam ini kau akan di permalukan...''ucap Danar penuh janji..

Danar tersenyum sinis...lalu melajukan mobilnya meninggalkan kawasan flat milik Ana dengan kencang...

Malam hari........

Ana tertegun ketika pintu flatnya diketuk....dan ia melangkah menyeret gaun bersamanya..

Ceklek.....

Pintu terbuka dan Ari muncul disana dengan sangat tampan, tampilannya juga berbeda dalam setelan jas tiga potong, kacamatanya di lepas dan...ia telihat lebih segar,,....

''Kau...tampan sekali Ari....''bisik Ana dengan mata berbinar...

Ari berdehem, menetralisir kegugupannya...

''Aku...memang tampan, dan aku pikir..aku cocok denganmu yang sangat cantik..''pujinya...

Gaun merah maroon itu terlihat pas di tubuh Ana, kontras dengan kulit putih Ana yang bersinar....rambutnya di gulung ala Princes dan tampak elegan.....

''Ayo kita pergi....'' ucap Ari mempersilahkan An menggandeng lengannya...

Ana pun melakukannya dan mereka pergi dari sana dengan rasa percaya diri yang tinggi....

***************************************

Danar terlihat tak sabar, beberapa kali ia melirik ke arah pintu matanya mencari-cari sosok Ana dengan tidak sabar, para tamu yang menyalaminya juga menangkap kegelisahan yang terlihat padanya..

Jesika menghampiri Danar dan mengalungkan tangannya membuat Danar menoleh....

''Jesika...''

''Mengapa kau seperti melihat hantu saja....''

Danar kemudian melepaskan tangan Jesika darinya...ia menatap wanita itu dengan tajam...

''Aku benci dengan sikapmu yang manja di hadapan semua orang, kau pikir apa yang akan di katakan semua rekan bisnisku melihat tingkahmu...''

Jesika menjadi kesal, dari tadi pagi Danar bersikap sangat aneh....ada apa...?ia merasa tidak membuat kesalahan apapun namun Danar sekalipun terlihat menjaga sikapnya...

''Mengapa kau sangat aneh,.....''

Danar ingin sekali menjawab Jesika namun tatapannya berhenti pada sosok Ana yang memasuki ruangan dengan aura memikat yang sungguh berbeda, ia sangat cantik melebih putri....begitu memasuki ruangan Ana...lagsung mendapatkan pusat perhatian darihampir semua mata lelaki dan perempuan, mereka menatap kagum kepadanya.....

Ana terlihat sendirian dan tidak tampak Ardy bersamanya, Danar meraih minuman yang di berikan pelayan lalu meneguknya ampai habis, meletakan kembali gelas itu dan melangkah melewati Jesika begitu saja tanpa sepatah katapun yang membuat Jesika meradang,

Ia melihat ke arah yang sama...dan menemukan seorang gadis muda yang sangat cantik dan segar layaknya bunga yang baru mekar...

Siapa dia.....mengapa melihatnya membuat Danar langsung melupakan tunangannya...jemari Jesika mengepal menahan amarah.......

********

Danar menghampiri Ana yang berdiri di anatar tatapan lapar para tamu di dekatnya, bahkan yang jauh pun sengaja mendekat untuk melihat Ana dari dekat.....

Ana seperti mutiara yang baru di berishkan dari lumpur, itulah pikiran yang terlintas di benak Danar ketika melihatnya...

Ana menyadari sosok Danar mendekat, gadis itu menghela nafas.....

Drama akan mulai ia mainkan dari sekarang, Ana menghela nafas...menatap sesaat ke arah dekorasi pernikahan yang mewa...

Apakah dia benar-benar mampu, menghadapi Steve dan Fera, mampukah ia berpura-pura...?

''Anstasya,....selamat datang..'' sapa Danar dengan sangat manis...

Ana...tersenyum dan menundukan kepalanya...ia balas dengan senyuman yang manis...

''Paman Danar, apa kabar...''

Danar mengepalkan tangannya ketika mereka saling bertatapan tajam, sinar mata membunuh terpancar dari wajah mereka.....

Danar mendekati Ana.......