Belum sempat mengucapkan salam, calina di tarik paksa masuk kedalam rumah.
"Kamu kerja apa pacaran calina." ucap mamah Tania di depan Kalingga.
"Mah tadi calina." perkataan calina tergantung di udara.
"Jangan banyak alasan kamu, "enak-enakan pacaran janji kamu pulang kerja mau mencuci pakaian calina."
"Iya mah calina masih ingat itu, "lepaskan mah tangan calina sakit."
"Jangan banyak alasan calina, "cepat masuk dan cuci semua pakaian kotor di dalam."
Calina belum sempat mengucapkan terima kasih sama lelaki yang sudah mengantarnya pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sherina maharaja
Setelah mendapatkan kabar bahwa anak nya ada permasalahan rumah tangga pak Pramono beserta istrinya pulang ke Indonesia.
Sambil menunggu jemputan di bandara Celine bertanya untuk memastikan. "Pah kamu yakin anak kita ada masalah, papah dapet info dari siapa." tanya Celine.
"Caisar menghubungi papah tadi malam, dia juga memberikan foto Sherina ada di sebuah hotel." ucap Pramono.
"Jadi lelaki itu, tidak sungguh-sungguh menjaga anak kita pah, "walau pun keluarga Caisar sudah kita permalukan tapi Caisar tetap saja mau menolong anak kita pah." ucap Celine.
"Itu lah yang membuat papah pergi meninggalkan indonesia papah malu mah, "Papah juga memerintahkan seseorang untuk mencari tau mah, dan mereka bilang suami Sherina penjudi pemabuk, "dia kalah judi Sherina yang harus menanggung akibatnya." ungkap pak Pramono.
Celine tercengang mendengar perkataan suaminya, dugaannya selama ini ternyata benar lelaki itu cuma memanfaatkan Sherina saja.
"Ternyata apa yang mamah fikiran selama ini itu benar pah, ini enggak bisa di biarkan pah." ucap Celine.
"Sherina yang terlalu bodoh mah, padahal Caisar lelaki yang terpandang anak kita malah memilih lelaki sampah seperti Renaldi." ucap pak Pramono.
Sopir yang membawa pak Pramono sudah sampai di hotel tempat Sherina berada, kedua pasangan yang tidak muda lagi itu berjalan ke arah resepsionis.
"Selamat sore bapak ibu ada yang bisa saya bantu." ucap petugas resepsionis.
"Saya mau menemui anak saya yang bernama Sherina." jawab pak Pramono.
"Tunggu sebentar saya coba liat dulu di daptar tamu." ucap petugas resepsionis.
Pak Pramono menunggu di depan resepsionis bersama istrinya, setelah sekian menit akhirnya petugas resepsionis sudah mendapati nama tamu yang di maksud pak Pramono.
"Ini pak atas nama Sherina maharaja bukan." ucap petugas resepsionis.
"Iya itu nama anak saya." ucap pak Pramono.
"Anak bapak ada di kamar 507 pak."
"Baik mbak terima kasih saya permisi mau menemui anak saya dulu." jawab pak Pramono.
"Silahkan pak."
"Mah ayo kita temui Sherina." ucap pak Pramono mengajak istrinya.
Kedua pasangan yang sudah tidak muda lagi itu melangkah bersama meninggalkan resepsionis, pak Pramono masuk kedalam lift di ikuti Celine, pak Pramono sudah tidak sabar ingin bertemu sama anak satu-satunya keluarga maharaja.
Sesampainya di lantai 5 keduanya keluar dari lift pak Pramono berjalan menyusuri lorong hotel di temani Celine.
"Ini pah kamarnya." ucap Celine.
"Iya mah ayo papah sudah enggak sabar, mau liat keadaan Sherina." jawab pak Pramono.
Pak Pramono mengetuk pintu kamar 507, tidak lama pintu di buka, Sherina terkejut melihat kedua orang tuanya ada di depan pintu hotel.
"Papah mamah, Sherina sangan merindukan mamah sama papah." ucap Sherina sambil memeluk kedua orang tuanya.
"Boleh papah sama mamah masuk lebih dulu Sherin." ucap Celine.
"Boleh mah dengan senang hati silahkan mamah sama papah masuk." jawab Sherina.
Ketiga nya masuk kedalam kamar hotel yang di pesan Erick atas perintah Caisar, Sherina menutup pintu kamar hotelnya.
"Mah pah silahkan duduk." ucap Sherina.
"Papah mau tanya kenapa kamu jadi seperti ini, wajah kamu lebam penampilan berantakan di apain kamu sama si berandalan itu." tanya pak Pramono.
"Sherin di tampar mah pah, semua memang gara-gara Sherin, seandai nya aku enggak main gila sama dia hidup aku mungkin sekarang tidak seperti ini." jawab Sherina sambil terisak.
"Coba saja Sherin menikah sama Caisar, seandai nya waktu bisa di putar kembali, aku enggak akan mengenal lelaki yang bernama Renaldi."
"Awalnya Renaldi baik penuh perhatian, setelah usia kandungan ku menginjak ke 3 bulan dia sering berjudi pulang kerumah dengan keadaan mabuk, Sherin selalu menjadi pelampiasan amarahnya." ucap Sherina sambil menangis.
"Di tambah sekarang dia mau menjual Sherin sama lelaki hidung belang, katanya Renaldi tidak bisa membayar hutang-hutangnya Sherin yang di pertaruhkan mah pah." ucap sherin lagi.
"Sudah-sudah papah tidak mau mendengar cerita pahit kamu Sherin, kamu anak satu-satunya papah, "papah enggak mau hal buruk terjadi sama kamu." "semua sudah terjadi suami kamu biar papah yang ngurus, "sekarang kita pulang dulu." ucap pak Pramono.
"Iya Sherin apa yang papah kamu ucapkan benar, enggak usah menyesali semua yang sudah terjadi, yang lebih penting sekarang adalah keselamatan mu sama calon cucu kita." ucap Celine.
"Terimakasih mah pah kalian berdua memang orang tua yang terbaik, maafkan Sherin tidak mendengarkan ucapan papah sama mamah dulu." ucap Sherina.
"Sudah yang lalu biar berlalu, yang terpenting kita pulang sekarang, "papah sudah merindukan rumah kita." ucap pak Pramono.
Sherina pulang bersama kedua orang tuanya.
