Jacob hanyalah pria biasa. Tanpa kekuatan. Tanpa keluarga. Tanpa masa depan. Di dunia di mana kekuatan dan status menentukan segalanya, ia berada di posisi terbawah. la bekerja keras hanya untuk bertahan hidup, merawat adik perempuannya setelah orang tua mereka tiada. Namun, sekeras apa pun ia berusaha, hidup tak pernah memberinya kesempatan. Dan setelah kehilangan satu-satunya pekerjaannya, Jacob siap untuk menyerah sepenuhnya. Kemudian sesuatu yang aneh terjadi. Tepat saat ia hendak mengakhiri hidupnya, sebuah suara asing bergema di telinganya. [Selamat datang di Sistem Miliarder Hebat.] Dan untuk pertama kalinya, Jacob punya cara untuk melawan. Dari yang lemah dan bangkrut, ia akan naik ke puncak-satu koin dan satu pekerjaan pada satu waktu. Karena di dunia di mana uang dapat membeli kekuasaan, Jacob akan menjadi orang terkaya dan terkuat di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRANSAKSI DISETUJUI
Keesokan harinya, Jacob bangun dengan penuh energi. Dia meregangkan otot-ototnya yang lelah dan bangkit dari tempat tidur.
Hari ini pasti akan menjadi hari yang baik.
"La ~ La ~ La"
Jacob bersenandung dengan nada yang merdu. Saat dia berdiri, dia berjalan ke sisi lain apartemen mereka dan melihat Selena yang masih tertidur pulas.
Jacob tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya. Dia tidak seharusnya membangunkan Selena, lebih baik dia menyiapkan sarapan terlebih dahulu.
Dengan hati-hati, Jacob berjalan dengan cara berjinjit menuju ke area dapur kecil mereka. Dia berusaha agar tidak mengganggu tidur nyenyak Selena. Dia membuka kulkas perlahan, menemukan banyak sisa makanan dari semalam. Dia bisa saja menghangatkannya kembali, tetapi dia ingin membuat sesuatu yang spesial untuk mereka berdua.
Saat dia memecahkan telur ke dalam wajan, Jacob teringat betapa bahagianya Selena semalam. Senyum gadis itu setelah makan banyak benar-benar istimewa.
Hal-hal kecil seperti itulah yang membuatnya terus bertahan selama ini.
Telur bergemuruh di wajan, dan Jacob bersenandung lagi. Dia tersenyum pada dirinya sendiri, memikirkan semua hal yang bisa dia beli hari ini.
Ketika sarapan selesai dibuat, Jacob memutuskan sudah waktunya membangunkan Selena.
Jacob berjalan menuju tempat tidur adiknya, berdiri di sampingnya sebentar. Selena meringkuk di bawah selimut dengan rambut yang berantakan.
"Heh, bodoh, sudah waktunya bangun," Jacob menggoyangkan bahunya dengan lembut.
"Kak!" Selena mengerang dan menarik selimut menutupi kepalanya. "Lima menit lagi," dia bergumam, masih setengah tidur.
"Ayo, ayo. Sarapan sudah siap, dan ini makanan favoritmu." Jacob tertawa kecil dan mendorongnya pelan lagi.
Mata Selena perlahan terbuka, dia mengintip dari balik selimut. Hanya dengan mendengar kata makanan saja sudah cukup untuk membuatnya bangun. Dia menguap, meregangkan tangan, lalu tersenyum pada Jacob.
"Baiklah, baiklah. Aku bangun!" tiba-tiba dia bersemangat.
"Bagus. Sekarang ayo kita makan."
Selena mengangguk dan melompat dari tempat tidur, kini benar-benar terjaga. Dia segera berlari ke dapur. Matanya berbinar saat melihat telur goreng dan roti panggang tersaji di meja.
"Wah, Kak! Aromanya senak sekali!”
"Aku sudah mengatakan kan kalau makanan ini favoritmu." Jacob tertawa, senang melihat Selena begitu gembira.
Selena dengan cepat mengambil piring dan mulai menumpuk makanan di atasnya.
"Kakak memang yang terbaik!" serunya sambil mulai menyantap telur dan roti panggang. Dia mengunyah dengan bahagia, bahkan mengeluarkan suara puas di sela-sela gigitannya.
Jacob segera ikut duduk di meja. Mereka makan dalam keheningan yang nyaman, menikmati hangatnya makanan.
Setelah sarapan, mereka mulai bersiap-siap untuk pergi. Jacob mengenakan kemeja dan celana jeans, berusaha terlihat rapi, sementara Selena memakai salah satu gaun favoritnya, gaun biru mengembang.
Gaun itu sedikit kebesaran untuk Selena, tetapi tetap saja itu adalah gaun terbaik yang dia miliki. Itu juga salah satu dari sedikit hal yang mampu Jacob belikan dulu.
"Bagaimana penampilanku, Kak?" tanyanya sambil berputar-putar.
"Kau terlihat sempurna, Selena. Sudah siap untuk pergi?" Jacob tidak bisa menahan senyumnya.
"Aku siap!" Selena mengangguk penuh semangat.
Mereka berdua pun meninggalkan apartemen dan menuju mal terdekat. Jacob tidak sabar ingin melihat ekspresi Selena ketika dia melihat baju dan mainan baru yang sudah lama dia impikan.
Mal itu tidak terlalu jauh, dan tak lama kemudian mereka sudah melewati pintu otomatisnya.
"Kita mau ke toko yang mana dulu, Kak?" tanya Selena sambil melompat-lompat kecil.
"Aku juga tidak tahu, Selena." Jacob menggaruk kepalanya. Dia sendiri juga bingung, karena ini pertama kalinya dia berbelanja seperti ini.
Bahkan, ini pertama kalinya dia menerima uang sepuluh ribu dolar sekaligus.
"Kau saja yang pilih sesukamu dan aku akan mengikutimu, oke?"
"Baiklah!"
Dan begitu saja, Selena langsung menarik tangan kakaknya. Mereka masuk ke sebuah toko yang menjual berbagai perlengkapan anak-anak.
Selena memilih beberapa barang. Ada boneka beruang dan beberapa pakaian. Jacob hanya membiarkan adiknya melakukan apa pun yang dia inginkan. Dia hanya berdiri di samping, menatapnya dengan rasa bangga, bahagia karena bisa memberikan pengalaman ini pada adiknya.
Namun...
"Tunggu dulu," gumamnya pelan, mulai merasa panik.
Mata Jacob melebar. Dia cepat-cepat merogoh saku lalu memeriksa dompetnya.
"Jangan katakan..." Dompetnya kosong.
Dia lupa menanyakan pada sistem di mana uangnya!
Selena berhenti meloncat-loncat dan menatap kakaknya.
"Ada apa, Kak?"
Jacob tertawa canggung. Dia benar-benar lupa memeriksa uang sebelum mereka berangkat.
"Tidak ada apa-apa, belanja saja dulu ya? Kakak akan menunggu di sini."
"Kau yakin?"
"Ya, teruskan saja."
"Baiklah!"
Ketika Selena kembali berkeliling, Jacob menghadap dinding di salah satu sisi.
"Oke sistem, bagaimana caranya aku bisa mengakses uang itu?"
Tiba-tiba, suara denting lembut terdengar di telinganya. Sebuah pesan kecil bercahaya muncul di sudut penglihatannya.
【Ding!】
【Anda bisa mengakses dana anda melalui kartu ini, Tuan Rumah.】
Sebelum Jacob sempat bereaksi, sesuatu yang dingin dan halus muncul di tangan kanannya. Dia terkejut, menatap benda itu.
"Apa ini?"
Itu adalah sebuah kartu hitam yang elegan. Terlihat sederhana pada pandangan pertama. Tidak ada nomor, tidak ada nama, hanya sebuah logo perak di tengahnya.
Imperial Crown Bank.
"Wahh..." Matanya membesar, masih berusaha memahami apa yang baru saja terjadi.
Bukan hanya sistem memberinya sepuluh ribu dolar untuk dibelanjakan, tetapi juga memberinya kartu dari salah satu bank paling berkuasa di dunia!
"Oke... Jadi aku hanya tinggal menggesek kartu ini dan langsung bisa dipakai? Sesederhana itu?" Dia bergumam pada dirinya sendiri.
【Ya, Tuan Rumah. Kartu ini bisa digunakan di toko mana pun.】
"Sepertinya memang berhasil, ya?" Jacob mendongak menatap langit-langit mal yang terang dan terkekeh kecil.
Tepat saat sia berbalik, Selena kembali dengan tangan penuh baju dan mainan.
"Kak! Aku sudah selesai!" katanya dengan riang. "Lihat semua ini! Boleh kita beli semuanya?"
"Tentu saja. Ayo kita bayar." Jacob tersenyum dan mengacak rambut adiknya.
Mereka berjalan bersama menuju kearah meja kasir, yang tampak terkejut melihat tumpukan barang yang diletakkan diatas meja.
Suara mesin kasir berbunyi berulang kali seiring barang-barang discan, dan total belanja mereka dengan cepat naik. Jacob menatap dengan tenang, kini benar-benar percaya diri karena dia memegang kartu itu.
Akhirnya kasir menatap mereka. "Totalnya $738.95."
Jacob mengangguk dan mengeluarkan kartu hitam itu. Dia menyerahkannya dengan santai.
Kasir menatap kartu itu sekilas, matanya sedikit melebar.
'Wah! Mereka kelihatannya tidak seperti orang kaya. Sepertinya aku salah menilai.' Tangannya bergerak lebih hati-hati saat mengambil kartu itu dan menggeseknya di mesin.
Beep.
【Transaksi Disetujui】
"Terima kasih telah berbelanja di sini," ujar kasir dengan nada lebih sopan, tersenyum sambil mengembalikan kartu dengan kedua tangan.
"Silakan datang lagi."
【$738.95 telah dipotong dari saldo Anda.】
【Saldo Tersedia: $9,261.05】
【Sisa Waktu: 30:46:09】