Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. PULANG KERUMAH KAKEK
"Melakukan apa suster Ika? Apa begini kerjaanmu sebagai suster? Sukanya bergosip.. "ucap Wira dengan nada ketusnya.
" Bukan apa - apa dok. Saya permisi dulu dokter, mbak Naya.. " ucap suster Ika beringsut pergi perlahan meninggalkan Wira dan Naya. Takut menyinggung dokter Wira seperti tempo hari. Karena jabatannya pasti akan dipertaruhkan disini.
Dengan cepat Wira membawa tas bayi di tangan kirinya, sedangkan di tangan kanannya ia menggenggam tangan Naya dengan penuh kelembutan. Sedangkan Naya sendiri menggendong baby Zayn dan membawa beberapa selimut untuk menjaga Zayn agar tetap dalam keadaan hangat.
Kedua insan itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit itu. Langkah tegap Wira seolah memberi masa depan yang cerah untuk Naya dan juga Zayn. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata.
Hingga akhirnya Wira membukakan pintu mobil untuk Naya. Tangannya terulur melindungi kepala Naya agar tidak terbentur saat Naya memasuki mobil. Dan Wira pun bergegas mengitari mobil untuk mengambil kemudi.
Suasana begitu hening. Baby Zayn sudah tertidur pulas dalam gendongan Naya, seolah tau saat ini ia berada dalam dekapan ibunya.
Waktu yang menunjukkan pukul 23.00. Jalanan begitu sepi. Hanya menyisakan beberapa orang yang mencari rupiah di tengah gelapnya malam. Suasana di luar begitu dingin. Namun lain halnya suasana di dalam mobil itu.. Begitu hangat..
"Kamu tidak ngantuk Nay? Kalau kamu ingin berisitirahat, pindahlah di kursi penumpang bagian belakang. Kasian Zayn kalau didepan." ucap Wira penuh kelembutan.
Naya menguap sesaat, meski raganya merasakan lelah yang teramat sangat. Namun ia tidak tega untuk meninggalkan Wira menyetir mobil sendirian. "Tidak mas.. Aku akan tetap disini menemanimu." ucapnya dengan sorot mata yang berkaca & kaca. Bukan karena ingin menangis namun lebi h tepatnya menahan kantuk yang menyerangnya saat ini.
Obrolan kecil pun akhirnya menemani kebersamaan mereka di malam itu. Alunan musik yang begitu lembut seolah mengiringi suasana romantis mereka. Hingga tanpa terasa menjelang subuh akhirnya mereka sampai juga di Bandung.
Perlahan tapi pasti mobil Wira akhirnya sampai juga di halaman rumah Kakek Naya. Tangan Wira terulur mengelus pipi Naya. "Sayang ... Bangunlah kita sudah sampai. Ayo kita turun.. " ucapnya membangunkan Naya yang tertidur pulas di dalam mobil.
"Hemm.. Jam berapa ini mas? Maaf aku ketiduran tadi." ucap Naya dengan suara seraknya khas bangun tidur.
Tangannya secara reflek mencari putranya yang tidak ada dalam gendongannya. "Dimana baby Zayn.. Mas katakan dimana anakku.." ucapnya dengan wajah paniknya.
Perlahan Wira menyentuh pundak Naya. Berusaha menenangkannya. "Husstt.. Tenanglah.. Zayn aman. Dia ada dikursi belakang dan tertidur pulas." ucap Wira meyakinkan bahwa Zayn baik - baik saja.
Naya menghela nafas panjangnya. Tangannya terulur membuka pintu mobil dan bergegas menuju ke kursi belakang mendatangi keberadaan putranya. Dengan cepat ia menggendong dan memeluknya penuh kehangatan.
"Sayang ... Maafkan ibu. Ibu meninggalkanmu sendirian di belakang." Tidak henti - hentinya ia mengecupi pipi baby Zayn yang terlihat menggembul itu. Hanya gerakan menggeliat kecil yang baby Zayn tunjukkan tanpa sedikitpun membuka matanya.
Wira tersenyum penuh kehangatan melihat interaksi ibu dan anak itu. "Aku janji akan melindungi kalian sampai kapanpun." tekadnya dalam hati. Semakin hari perasaan itu semakin tumbuh. Perasaan semakin ingin memliki Naya seutuhnya.
Mereka pun bergegas masuk menuju pintu rumah sang kakek yang masih tertutup sempurna.
Tok...
Tok...
Tok...
"Assalamualaikum kek.. Kakek.. Naya pulang kek.." teriak Naya dengan senyumnya yang sumringah.
" Kek.. Kami pulang.. " ucap Wira dengan suaranya yang tegas.
Namun hampir dua puluh menit. Tidak ada kelihatan sang kakek yang menyambutnya.
Naya pun mulai panik. Pasalnya tidak ada jawaban ataupun pergerakan dari dalam rumah. "Kenapa tidak dibuka ya mas? Apa kakek tidak ada dirumah? Aneh.."
"Kamu tunggu sini dulu ya. Jangan kemana - mana. Aku akan coba cek dulu keadaan rumah. " ucap Wira dengan suaranya yang lembut mencoba menenangkan Naya.
Wira pun berkeliling sekitar rumah. Namun nihil. Keadaan rumah sepi dan tidak berpenghuni. Hingga beberapa saat kemudian Wira bertemu dengan salah satu warga disana yang hendak berangkat ke masjid.
"Maaf pak.. Mau tanya.. Apa kakek Danu ada dirumah? Saya sudah mengetuk rumahnya dari tadi namun tidak ada respon."
*Mas nya saudaranya?" ucap pria itu dengan tatapan penuh selidik.
"Iya kami cucunya. Apa kakek Danu tidak ada ditempat?"
Pria itu menghembuskan nafas panjangnya. "Siang tadi pak Danu dilarikan ke rumah sakit. Beliau mengalami serangan jantung. Kemungkinan beliau belum pulang."
kerahkan para intelejen buat nyari Naya sampai ke lobang tikus sekalipun....ah nggak ada usaha banget sih 😬😬😬