NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Tangguh Pangeran Buta

Menjadi Istri Tangguh Pangeran Buta

Status: tamat
Genre:Time Travel / Epik Petualangan / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib / Tamat
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

Apa jadinya jika seorang gadis bar-bar yang punya keahlian bela diri dan mampu mempergunakan berbagai macam senjata dengan baik, tiba-tiba tersedot pusaran waktu saat dirinya terjerembab pada lubang sumur yang dalam di tengah hutan saat dikejar oleh gangster.

Bukannya mati, tapi Aurora Valencia justru masuk ke dunia lain.

Di mana dia menemukan seorang lelaki berpakaian layaknya seorang pangeran sedang merintih kesakitan akibat luka di sekujur tubuhnya dan matanya.

Mata sosok pangeran itu mengeluarkan darah bagaikan telah ditusuk benda tajam yang mengakibatkan kebutaan permanen.

"Apakah ada orang, tolong aku." Ucap lelaki yang bernama Dexter Douglas dengan nafas terputus-putus.

Di waktu yang sama Aurora menemukan benda aneh berwujud seperti potongan kaca tapi saat disentuh, tubuh Aurora tersedot masuk ke dalam kaca yang ternyata terdapat sebuah ruangan luas penuh dengan hal-hal ajaib di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluar Dari Sumur

"Kamu tahu Aurora, selama aku lahir dan hidup di dunia. Baru hari ini aku merasa perasaan bahagia, ringan tanpa beban. Aku merasakan ketulusan dari setiap kata-katamu, meskipun aku tidak bisa melihat ekspresimu yang sesungguhnya. Baiklah mulai hari ini kita sepasang kekasih." Ucap Dexter yakin.

"Apa Pangeran juga jatuh cinta?"

"Jatuh cinta? Mungkin lebih tepatnya aku mengagumimu dengan segala kelebihan yang kamu miliki, kamu hebat."

"Aahh... Ternyata cintaku pertamaku harus bertepuk sebelah tangan. Kasihannya aku ini." Ucap Aurora menunduk sedih.

'Aku sadar diri kok Pangeran, aku hanya gadis tomboy kasir restoran sangat tidak setara denganmu.' Gumam Aurora meratapi nasib buruknya.

Tidak ingin terlalu larut dalam kesedihan, toh dia ada di dunia ini juga hanya kebetulan. Sekarang tugasnya adalah bertahan hidup, dan tentu saja harus bisa keluar dari sumur tua ini.

Usai menghabiskan semua ikan bakar, Aurora berpamitan untuk pergi mandi.

"Pangeran tunggu sebentar di sini. Aku ingin mandi di sungai."

Aurora tidak takut akan diintip, karena tempat ini sangat aman dan juga kondisi Pangeran yang tidak bisa melihat sama sekali.

"Segar sekali air sungai ini, kenapa saat berendam seluruh tubuhku terasa lebih ringan. Seperti banyak racun yang keluar dari tubuh. Apa ini termasuk salah satu keajaiban dari ruang ajaib." Gumamnya.

"Jika begitu, setelah aku giliran Pangeran Dexter yang harus mandi. Siapa tahu, seluruh luka di tubuhnya langsung bisa sembuh." Lanjutnya.

Setelah merasa bersih dan segar, Aurora pun menyudahi aksi mandinya. Kemudian, dia melangkah mendekati Dexter yang terlihat sedang duduk termenung.

"Pangeran, apa kamu tahu jika air sungai itu memiliki keajaiban?"

"Kakek pernah bercerita, tapi aku belum pernah membuktikan kebenaran ceritanya. Apa kamu sudah merasakan keajaiban air sungai itu?" Tanya Dexter.

"Iya, rasanya tubuhku menjadi ringan. Seolah tidak baru saja detox. Kamu harus mencobanya juga Pangeran. Supaya luka di sekujur tubuhmu bisa segera pulih, mungkin juga penglihatanmu bisa kembali." Ucap Aurora.

"Kebutaan mataku bersifat permanen, karena mereka menusuk dengan senjata langka. Sebuah belati beracun yang dibuat oleh penyihir hitam luar istana. Tapi, karena kecerdikan Louise lah belati itu masuk ke istana tanpa ada kecurigaan dari Raja. Sungguh Louise mempunyai otak cemerlang."

"Itu bukan cemerlang, namanya itu licik bin culas binti lancung."

"Sudahlah, ayo aku bantu Pangeran berjalan hingga tepi sungai saja. Selebihnya, Pangeran bisa sendiri kan?" Tanya Aurora menggandeng tangan Dexter.

"Iya, tapi jangan mengintipku saat mandi ya." Ucap Dexter bercanda.

"Dih... Yang ada aku malu. Masa iya gadis perawan ting ting sepertiku mengintip tubuh polos Pangeran." Ucap Aurora sok kesal.

Padahal dalam hati terdalam, Aurora memang ingin sekali melihat isi di balik pakaian ala kerajaan. Terutama bagian perutnya, apakah ada roti sobek atau roti kasur. Aurora ingin melihatnya dari dekat, kalau bisa sepanjang Dexter mandi.

Aurora memukuli kepalanya sendiri yang sudah berhalusinasi yang bukan-bukan meskipun umurnya sudah sangat dewasa.

"Ayo Pangeran, sedikit lagi sampai. Nah... Ini sudah di tepi sungai, Pangeran raba ini ada batu besar untuk meletakkan pakaian. Aku akan tinggal untuk keliling ruang ajaib ini." Ucap Aurora.

"Tunggu dulu, tunggu sebentar Aurora. Bantu aku melepaskan pakaian luarku. Nanti kamu baru boleh pergi saat sisa pakaian dalamku saja."

Baru juga akan protes, tapi titah Pangeran tidak mau ditolak.

"Baiklah, aku kalah denganmu Pangeran." Ucap Aurora sambil mulutnya menggerutu.

Dia dengan telaten dan pelan-pelan melepaskan satu persatu pakaian luar milik Pangeran Dexter supaya tidak menggores luka di tubuhnya. Dan setelah tinggal pakaian dalam, Aurora buru-buru ingin lari.

Tarikan tangan Dexter jauh lebih kuat menahan supaya Aurora jangan pergi dulu, tapi justru karena tidak menahan keseimbangan kaki masing-masing. Tubuh Aurora tertarik lalu jatuh roboh menimpa tubuh Dexter.

CUP

Bibir Aurora mendarat sempurna di atas bibir Pangeran Dexter. Bukannya dilepaskan, justru Dexter menahan tengkuk Aurora lalu memperdalam ciuman.

Aurora terpaku, tubuhnya mendadak kaku. Mata melotot bagaikan akan copot, melihat bagaimana Pangeran buta itu melumat bibirnya penuh dengan kelembutan. Tidak ada nafsu yang Aurora rasakan, hanya ada kehangatan dan rasa nyaman dari pria yang baru dikenalnya beberapa jam saja. Saat ini kesadaran Aurora kembali.

"Kenapa Pangeran mengambil ciuman pertamaku?"

"Maaf... Tadi itu aku reflek, entahlah aku merasa sangat menginginkanmu. Mungkin rasa kagumku berubah jadi rasa cinta." Ucap Dexter lirih.

"Ini sama artinya Pangeran sudah melecehkan harga diriku sebagai perempuan. Seharusnya... Meskipun aku hanya rakyat jelata, Pangeran tidak boleh menghinaku."

Hiks... Hiks... Hiks... Aurora menangis sesenggukan, acara mandi pun kacau.

Dexter kembali memakai seluruh pakaiannya, kemudian memeluk kekasih barunya ini.

"Maafkan aku Aurora, jujur itu juga ciuman pertamaku. Aku tidak pernah melakukannya terhadap siapa pun. Termasuk dengan kekasihku yang terdahulu. Kamu... Kamu memiliki daya tarik berbeda, sehingga aku merasa nyaman. Aku merasakan ketulusan saat bersamamu. Maukah kamu memaafkanku?" Tanya Dexter.

"Aku mau memafkan Pangeran dengan syarat yang harus pangeran penuhi." Ucap Aurora sambil menghapus air matanya, ada senyum tak terlihat.

"Apa syaratnya? Katakan." Ucap Dexter.

"Pangeran harus bertanggung jawab, apa pun yang terjadi jangan meninggalkanku. Jadikan aku istri satu-satunya. Tidak ada selir di tengah-tengah rumah tangga kita berdua."

"Hanya aku, hanya aku ratu di hatimu. Meskipun keluargamu menolakku. Meskipun rakyatmu tidak menginginkan aku. Tapi, kamu akan tetap mencintaiku dan berusaha untuk membahagiakan hidupku. Dengan caramu sendiri, dan jika suatu saat lorong waktu terbuka maka kamu bersedia ikut denganku. Kita akan hidup di duniaku bukan dunia kerajaan seperti ini."

Ucap Aurora dengan mata yang menelisik ekspresi Dexter, tapi sayangnya tidak ada yang bisa dilihat.

"Satu ciuman banyak sekali syaratnya. Apa ini tidak berlebihan Aurora. Bagaimana jika aku minta banyak ciuman darimu, lantas berapa ribu syarat lagi yang kamu pinta. Astaga... ternyata calon istriku ini perhitungan sekali ya." Ucap Dexter.

Mendengar dia disebut calon istri, membuat Aurora senyum-senyum sendiri bagaikan orang yang tidak waras.

"Jadi, intinya saja Pangeran bersedia memenuhi syaratku atau tidak?" Ulangnya.

"Tentu, asal kamu juga setia. Jangan berpaling pada pria yang lebih sempurna. Yang memiliki penglihatan. Tidak buta dan tidak terbuang. Apa kamu mau berjanji untukku?"

"Aku janji, ayo kita buat ikatan perjanjian yang lebih kuat. Aku ingin Pangeran berjanji dengan darah, aku juga akan melakukannya."

Dan hari itu, Dexter serta Aurora meneteskan darah mereka ke dalam air sungai yang untuk sesaat berubah warna jadi merah. Pertanda jika perjanjian mereka berdua sudah disaksikan oleh alam semesta.

Setelah itu, Dexter melanjutkan ritual mandi yang tertunda karena ciuman. Benar saja, seluruh luka di tubuhnya langsung mengering tanpa sisa. Kulit wajah dan tubuh Dexter kembali bersih dan juga kuat. Hanya matanya yang masih buta.

"Kalau begitu, ayo Pangeran kita cari jalan untuk keluar dari sumur tua ini." Ucap Aurora.

"Kalau sudah berhasil keluar, kamu mau apa?" Tanya Dexter heran.

"Apa Pangeran hanya akan diam saja dengan ketidak adilan ini? Apa tidak ada niat balas dendam, setidaknya Pangeran harus membuktikan jika bukan Pangeran yang bersalah. Kita harus membuka mata semua orang termasuk Raja dan Ratu. Jangan biarkan kejahatan merajai dunia."

"Sebagai seorang calon istri, tentu aku akan membantumu mencari keadilan. Pulihkan nama baikmu." Ucap Aurora.

"Jika seperti itu, sama artinya kita berdua sedang melakukan makar. Dan hukumannya adalah hukum penggal." Ucap Dexter merasa sangat khawatir.

"Tidak perlu khawatir, kita akan melakukan diam-diam. Kita bangun kekuatan dengan bantuan ruang ajaib."

"Bukankah ini milik Kakek Raja? Jadi manfaatkan warisan Kakekmu ini. Dan untuk sementara kita akan melakukan penyamaran." Ucap Aurora yakin.

"Menyamar? Sebagai apa?" Tanya Dexter.

"Sebagai pasangan suami istri pengembara. Ayo jangan banyak bicara lagi, aku akan minta ruang ajaib menyediakan perlengkapan untuk kita melakukan penyamaran." Jawab Aurora dengan rencananya.

"Katamu, cukup memikirkan apa yang kita inginkan bukan? Maka aku sedang membayangkan pakaian untuk pasangan suami istri yang sedang mengembara."

Bruukkk...

Tiba-tiba setumpuk kain jatuh tepat di kepala Aurora.

"Kenapa harus jatuh di kepalaku?" Ucap Aurora mengomel tidak jelas. Sedangkan Dexter tersenyum merasa dunianya akan sangat berwarna setelah ini.

1
Karo Karo
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Lala Kusumah
ceritanya bagus, teruslah berkarya dengan karya-karyanya yang bagus lagi, semangat sehat ya 💪💪
Erchapram: Terima kasih
total 1 replies
Lala Kusumah
perampok nya lagi latihan pedang tuh 😂😂😂😂
Lala Kusumah
😂😂😂😂😂
Retno Palupi
lhoooo kok udah tamat
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk ceritanya dan ditunggu karya selanjutnya thor
Lydia
lah lah kok ud selesai aja... baru kali ini saya baca cerita paling cepat hehehe.... terima kasih author 🙏
Erchapram: Ya, dipercepat karena gagal retensi. Percuma diteruskan, kalau hanya dapat capeknya saja. Terima kasih sudah mendukung selama ini. Bertemu lagi di Novel yang baru ya.
total 1 replies
🌈 Bunga_Ros¹²⁴⁷
wah, mantap Aurora 😍
Yuli Budi
lha kok dah selesai aja thor
Erchapram: Iya, maaf retensi anjlok. Karena banyak yang menabung bab.
total 1 replies
Pawon Ana
nah nah nah kan Aurora malah seneng suaminya punya dua kepribadian, agak Laen ini emang Aurora ya🤭
Mineaa
Astaga dragon......berasa poliandri....😁
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Linda pransiska manalu
sangat menarik
Erchapram: Terima kasih
total 1 replies
Ayudya
nah kan ke Tahuan kebusukan selir Lusiana dan putranya.ayo raja kamu penggal kepala selir itu yg telah buat putra mahkota cacat dan hampir mati
dewi roisah
lanjut
Ayudya
lanjut kak
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Linda pransiska manalu
kritis juga Aurora ya.
Yuli Budi
ngaku aja deh pangeran...
vj'z tri
janji palsu dengan jangan percaya 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!