Sepasang remaja yang tidak saling kenal, berbeda latar belakang, berbeda keyakinan dan berbeda pola pikir. Harus di nikah-kan secara paksa, karena keduanya di tuduh berzina saat sedang berteduh di gubuk reyot.
Berawal dari Fitnah, benci dan ego. Bagaimana keduanya hidup dalam ikatan pernikahan?
Note : Berdasarkan imajinasi Author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Efek Jera
Setelah hari itu, Soraya harus di gips dan mengalami pemulihan di tangan kirinya. Kayden dan yang lain selalu menemani dan mendukungnya.
Pihak sekolah atas laporan dari Dion, akhirnya setuju untuk melaporkan Yuni dan Galang ke penegak hukum. Para murid yang melihat dan menjadi saksi, Muali memposting banyak hal untuk mengecam Yuni dan memberikan dukungan pada Soraya.
Pihak kepolisian menangkap Yuni dan Galang di rumah, Orangtua Galang sempat menahan tapi segala bukti sudah di tangan polisi, ditambah kasusnya sudah Viral ke media sosial.
Bukti Cctv di tangga saat Yuni mendorong Soraya dan saat tangan Soraya terdisklok terekam dengan jelas. Para netizen mendukung Kayden yang memukuli Galang, karena merasa Galang dan Yuni sangat problematik.
Unggahan beberapa siswa menarik perhatian, dimana rupanya kejahatan Yuni karena Rujak. Ditambah lagi Yuni sudah makan rujak orang lain lalu merasa menjadi korban.
Orangtua Galang yang sudah termakan hasutan maut Yuni, menyalahkan Sora, membentaknya dan bahkan mengatakan jika lebih baik Sora yang di penjara daripada Yuni.
Soraya yang sudah tidak kuat lagi menahan, merekam bentakan orangtuanya lalu memposting di akun pribadinya. Tidak hanya rekaman suara, Soraya bahkan menujukan luka memar di punggung, leher, lengan, paha dan kepala akibat pukulan orangtuanya.
Hal itu kembali Viral di media sosial, Badan perlindungan anak segera mendatangi Soraya untuk memberikan pengamanan. Orangtua Galang di periksa lebih lanjut, dan di ketahui jika mereka pecandu narkoba. Sikap tempramen dan kasar mereka akibat efek samping dari penggunaan narkoba jangka panjang.
Kini Yuni, dan Galang ditahan sebagai terdakwa dan harus melalui berbagai proses pemeriksaan. Sedangkan orangtua Soraya di penjara dan asetnya di sita oleh Negara.
Aurora, Alvian, Kayden, Dion dan Bumi selalu ada di sisi Soraya. Membantu Soraya bangkit dan keluar dari lingkungan toxic, rumah Soraya tidak di sita jadi Soraya masih memiliki tempat tinggal, karena rumah itu milik mendiang Nenek Soraya.
Hari ini Aurora Dkk sedang main di mansion Soraya, mereka berusaha memberikan dukungan pada Soraya. Soraya sendiri terlihat jauh lebih baik, seakan terbebas dari hidup berat yang melukainya selama ini.
"Tapi, nanti Galang sama Yuni kan bakal di balikin karena emang kejahatannya ngga separah itu. Mereka pasti balik ke rumah ini kan, menurut Lo gimana Sora?." Tanya Bumi.
"Gue juga bingung, kalo mereka balik. Hidup gue ya sama aja kaya sebelumnya, kalo gue yang pergi keenakan mereka tinggal disini." Ucap Soraya.
"Tapi Galang masih ada hak tinggal disini kan, kecuali Yuni. Dia kan anak angkat." Celetuk Dion.
"Mungkin, Galang sama Yuni pasti bakal bales lebih parah lagi sama gue." Soraya terlihat lelah.
"Tenang aja, gue yang urus mereka." Ucap Kayden.
"Emang Lo mau ngapain? jangan bilang mau main mafia mafiaan terus bunuh orang." Tuding Bima.
"Mikir lah gila, gue pake koneksi buat si Galang sama Yuni kena efek Jera." Ucap Kayden.
"Maksud Lo?." Bumi tidak mengerti.
"Ya dengan masuk ke lapas penahanan remaja." Ucap Kayden.
"Paling ngga ada satu tahun udah bebas, Kejahatan mereka terlalu ringan karena lebih ke penyerangan verbal. Buktinya juga dikit kalo emang mau nuntut bukti siksaan verbal Galang ke Soraya."Ujar Dion.
"Yaudah Sora, Lo tunjukin diri Lo yang beda. Buat mereka yang ngerasa numpang di rumah ini, gue bakal kirim bodyguard buat jaga disini. Jadi Lo nggausah takut Galang bakal bertindak implusif dan celakain Lo." Ucap Kayden.
"Thanks guys." Aurora terharu.
"Kuat-kuat ya Sora, setelah kamu sukses dan bisa keluar dari rumah ini. Semoga ketika saat itu tiba, kamu udah bisa menjadi lebih baik dan bisa berdiri di kaki kamu sendiri dengan kokoh." Ucap Aurora.
"Thanks, Ra. Gue bakal berusaha." Ucap Soraya.
"Btw guys, aku niatnya liburan besok mau ke kampung halaman aku. Kalian mau ikut?." Ajak Aurora.
"Serius? dimana? nginep di sana?." Tanya Soraya.
"Pelosok sih, tapi udah ada listrik kok. Aku nginep paling cuma tiga harian, aku cuma pengen ziarah makam kakek sama nenek aku, sekalian pulang ke kampung kelahiran." Ujar Aurora.
"Wih, disana ada mantan kamu ngga, Ra?." Celetuk Bumi.
Alvian yang mendengar itu merasa kesal, menatap Aurora yang tersenyum dengan polos. Alvian tidak pernah bertanya tentang masalalu percintaan Aurora.
"Hmm, ada sih cinta monyet." Ucap Aurora.
"Serius? ganteng dia?." Bumi suka kegaduhan.
"Ya gantengnya anak Desa, dia anak pak Lurah. Dulu banyak yang bentang karena aku miskin, dia kan sekolahnya di Kota. Jadi kita putus, dia kuliah di kota lain dan jarang ulang ke Desa." Ucap Aurora.
"Waduh, bayangin Alvian ketemu sama dia." Dion kompor.
"Jelas gue yang menang lah." Alvian kesal.
"Siapa namanya, Ra? Btw Lo masih suka ngga sama dia?." Soraya kepo.
"Namanya Satria, dulu ya aku suka sama dia karena di Desa dia yang paling ganteng. Tapi sayangnya dia Tempramen, aku pernah di seret waktu pulang dari ladang gara-gara neduh di gubuk temen SMP ku." Ucap Aurora.
"Waduh parah, untung aja putus." Bumi geleng-geleng.
"Ketemuan gue sama dia, biar gue tonjok." Alvian kesal.
"Hahahahah, sabar Al." Dion ngakak.
"Kita naik apa? mobil?." Tanya Kayden.
"Niatnya gitu, kita bawa satu mobil aja. Rumah aku jelek, takutnya kalian ngga betah." Ucap Aurora.
"Emang di Desa udah ada rumah bagus?." Tanya Bumi.
"Ya udah ada yang keramik, masjid aja udah keramik." Ucap Alvian.
"Loh ya kalo ngga keramik terus gimana?." Bingung Soraya.
"Rumah aku masih tanah, dinding bambu, pokoknya reyot deh." Aurora tersenyum tipis.
"Ya ampun, Ra. lo dulu tinggal di rumah kaya gitu? untung aja ada pangeran berkuda besi yang nikahin Lo." Ucap Bumi.
"Hahahahaha, iya lucu banget kalo di inget. Sakit hati juga sih karena di fitnah, aku pikir waktu itu aku bakal di arak telanjang atau di pukulin." Ucap Aurora.
"Yaudah, kita bagusin aja." Ucap Kayden.
"Nggausah, lagian ngga ada yang nempatin." Ucap Aurora.
"Bukan masalah ada yang nempatin apa engga, seenggaknya pas kalian Dateng sama anak kalian nanti, rumah itu udah layak huni." Ucap Kayden.
"Bener juga, gimana? mau?." Alvian menatap Aurora.
"Yaudah deh, terserah." Aurora mengangguk.
"Yaudah gas lah, berpetualang kita." Seru Bumi.
"Btw, Maaf ya boleh tau Agama kalian apa?." Lirih Aurora.
"Oh kita bertiga Islam KTP." Jawab Bumi.
"Hahhahaha, Kafir anjir." Soraya bengek.
"Eh gue masih sholat jum'at ya, calon suami idaman." Ucap Bumi.
"Dih, orang Lo cuma ngincer nasi kotak." Sinis Dion.
"Hahahahah, emang Lo berdua engga?!." Bumi tergelak.
"Gue sih iya, Kayden pernah ambil nasi kotak dua langsung kena karma." Ujar Dion.
"Kenapa? mencret?." Tanya Bumi.
"Sandal dia ilang bjir, langsung di bayar kontan." Ucap Dion.
"Hahahahah, ngakak banget." Soraya terpingkal.
"Sholat Jum'at itu apa?." Alvian bertanya karena tidak mengerti.
"Hah?! sumpah Lo nggatau? Lo bisa sholat kan tapi?." Syok Bumi.
"Engga, gue malu." Alvian gengsi.
"Wah, parah. Harusnya Lo belajar sholat, minimal sholat Jum'at lah." Ucap Bumi.
"Ya nggapapa, belajar pelan-pelan aja. Lo udah bisa doa apa aja?." Tanya Kayden.
"Ngga pernah doa." Jujur Alvian.
"Goblok, anak tolol. Anak Lo lahir mau di adzanin yutup?!." Julid Bumi.
"Emang di adzanin?." Polos Alvian.
"Duh, Aurora kok Lo bisa di nikahin Iblis begini sih." Bumi geleng-geleng.
"Soalnya temen-temen dia sebelumnya juga ga ada yang sholat, aku kadang mau ajak sungkan. Kalian tau sendiri dulu hubungan kita kurang baik, sekarang udah baik sih cuma aku sendiri juga ibadahnya masih bolong-bolong." Lirih Aurora, malu.
"Oke, rules pertama Alvian harus Jum'atan di masjid." Ucap Dion.
"Ajarin gerakan sholat dulu minimal." Celetuk Kayden.
"Iya ajarin semua dari awal lah, kita harus jadi geng Badboy bersholawat." Ucap Bumi.
"Hahahahahah, Tawuran tapi sholat Ashar dulu." Soraya tertawa.
"Pulang tawuran sholat taubat." Celetuk Aurora.
"HAHAHAHHAHAHAH." Mereka tertawa dan bercanda bersama, menikmati setiap moment persahabatan yang semakin dekat dan erat.
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
tetapi mereka tau batasan & mau di bimbing...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
lanjut thor ceritanya