NovelToon NovelToon
Harem Sang Putri

Harem Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Cinta Istana/Kuno / Satu wanita banyak pria
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: miaomiao26

Seharusnya, dengan seorang Kakak Kaisar sebagai pendukung dan empat suami yang melayani, Chunhua menjadi pemenang dalam hidup. Namun, kenyataannya berbanding terbalik.

Tubuh barunya ini telah dirusak oleh racun sejak bertahun-tahun lalu dan telah ditakdirkan mati di bawah pedang salah satu suaminya, An Changyi.

Mati lagi?

Tidak, terima kasih!

Dia sudah pernah mati dua kali dan tidak ingin mati lagi!
Tapi, oh!

Kenapa An Changyi ini memiliki penampilan yang sama dengan orang yang membunuhnya di kehidupan lalu?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miaomiao26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Intrik: 1

Rombongan kekaisaran sudah tiba di area perkemahan sejak kemarin sore dan pagi ini para bangsawan itu telah menikmati sejuknya hutan pinggiran Ibu Kota.

Udara musim gugur pagi itu masih belum terlalu dingin. Embun masih menggantung di ujung dedaunan.

Suara langkah cepat para pelayan dan bisikan lirih terdengar bersahut-sahutan, mencerminkan hiruk pikuk megahnya perburuan musim gugur.

Di dalam salah satu tenda, Li Qianqian duduk anggun dalam pakaian luar ruangan berwarna pucat. Wajahnya segar, matanya jernih dan kulitnya bersinar lembut di bawah cahaya redup.

Xiao Qing, pelayan pribadinya meletakkan sebuah mangkuk bubur manis hangat di hadapannya. Uap tipis mengepul, aroma gula dan kacang merah tercium samar.

Li Qianqian menelan ludah, benar-benar tergoda oleh aroma harum itu.

Xiao Qing tersenyum manis dan melihat majikannya dengan tatapan tidak berdaya. "Nona, hati-hati, ini masih panas," ujarnya.

"En-en!" Li Qianqian mengangguk dua kali, kemudian tanpa berpikir dua kali, dia mengambil sesendok penuh, meniupnya beberapa kali untuk mendinginkan sebelum memakannya.

Manisnya gula dan gurihnya kacang bercampur, memuaskan mulut serakahnya.

"Bubur manis buatanmu memang yang terbaik!" pujinya sambil mengacungkan dua ibu jari.

"Baguslah jika Nona menyukainya," balas Xiao Qing, "Nona habiskan buburnya, saya masih memiliki beberapa pekerjaan."

Li Qianqian mengangguk-angguk sambil menyeruput sarapannya, sama sekali tidak menyadari tatapan ganjil pelayannya itu.

Dia menyendok satu suap terakhir, manisnya pas, hangatnya menenangkan perut di udara dingin.

Akan tetapi, sebelum dia meletakkan sendoknya, jantungnya tiba-tiba berdegup lebih cepat, tubuhnya terasa aneh dan panas menjalar di bawah kulit.

“Kenapa… tubuhku…” Li Qianqian bergumam pelan.

Sendok porselen bergetar kemudian terlepas dari tangannya.

Pandangannya berkunang-kunang sebelum semuanya gelap.

Sementara itu di tenda lain, Li Qiaoqiao berdiri di samping ibunya, Nyonya Lu.

Ada kepuasan terselubung dalam sorot matanya.

Li Qiaoqiao tampak cantik dengan gaun ungu muda, wajahnya polos, tetapi senyum tipis di bibirnya menunjukkan niat licik yang tak bisa ia sembunyikan.

“Bagus,” kata Nyonya Lu lirih, menyentuh tangan putrinya. “Dengan begitu, reputasi Li Qianqian akan hancur. Siapa yang mau menikahi perempuan yang tertangkap basah berzina dengan prajurit rendahan? Pertunangan dengan Tuan Muda Chen akan otomatis dibatalkan.”

Nada suaranya penuh iri dan dendam.

Sebagai selir, Nyonya Lu selalu merasa di bawah bayang-bayang istri sah, ibu kandung Li Qianqian.

Keanggunan dan kedudukan perempuan itu membuatnya merasa kecil. Kini, kesempatan untuk menyalip akhirnya datang.

Li Qiaoqiao mengangguk, matanya berbinar licik.

“Ibu tenang saja, semua sudah kuatur. Pelayan itu sudah kubeli sejak lama. Dan Li Qianqian… tidak pernah tahu betapa bodohnya mempercayai orang lain.”

Mereka saling membalas senyum, dipenuhi kepuasaan akan keberhasilan.

"Seharusnya, saat ini pelayan itu sudah bergerak, kamu cepat perintahkan seseorang untuk membereskan sisanya."

Li Qiaoqiao tersenyum kecil dan menjawab, "Ibu tenang saja. Semuanya sudah siap."

"Kalau begitu bagus." Wajah Nyonya Lu dipenuhi kepuasan. "Ayo ikut ibu menyiapkan latar pertunjukan ini."

Raut ragu berkelebat di wajah Li Qiaoqiao. "Ibu bisa pergi terlebih dahulu, aku sangat lapar dan ingin makan beberapa camilan dulu."

"Gadis kecil ini," tegur Nyonya Lu, lembut. "Kalau begitu makanlah dulu, jangan terlalu lama."

Nyonya Lu beranjak dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya, tanpa mengetahui seorang pria keluar dari balik ruang dalam di tenda putrinya.

Jika Nyonya Lu melihatnya, dia pasti akan mengenalinya.

"Ibumu sudah pergi?" Tuan muda Chen, menantu idaman Nyonya Lu saat ini memeluk mesra Li Qiaoqiao.

"Ya, emh." Li Qiaoqiao mendesah kecil saat Tuan Muda Chen mengecup lehernya dari belakang.

Tuan muda Chen tersenyum puas. Dia menggiring gadis itu ke ruang dalam dan menekannya ke tempat tidur.

Melihat parasnya yang cantik dan penurut, dia tidak bisa menahan diri lagi.

Angin lembap berembus dari luar, menggoyangkan tirai sutra yang menutup separuh pandangan.

Di luar sana matahari merangkak naik, udara menghangat oleh cahaya menyilaukan dan dunia tampak seolah tidak tahu apa yang sedang terjadi di balik dinding tenda itu.

Di sisi lain perkemahan, para wanita bangsawan berkumpul hendak berjalan-jalan bersama Permaisuri. Tawa kecil dan obrolan sopan mengiringi langkah mereka, sementara dayang mengipas pelan untuk menghalau panas.

“Nyonya Lu.” Suara salah satu nyonya memanggil. “Kamu yang mengusulkan rute ini, bukan? Katamu ada pemandangan menarik di arah sini?”

Nyonya Lu tersenyum penuh keyakinan. “Benar, Permaisuri pasti akan senang melihatnya. Tempat itu biasanya tenang, tepi sangat indah.”

Rombongan berjalan perlahan, kain rok berdesir lembut di rerumputan yang masih basah oleh embun.

Burung-burung kecil beterbangan dari cabang ke cabang, seolah menyambut pagi yang damai.

Akan tetapi, ketenangan itu hanya berlangsung sesaat.

Ketika mereka melewati sebuah tenda di pinggir jalur, suara ganjil terdengar samar-samar.

Desahan pria dan wanita terdengar, bercampur dengan suara senggama yang jelas. Para nyonya saling pandang, wajah mereka memerah antara kaget dan malu.

Permaisuri menghentikan langkah. “Apa ini?”

Nyonya Lu diam-diam tersenyum puas.

Dia segera melangkah maju, wajahnya memerah murka. “Berani sekali, Li Qianqian! Dasar perempuan tidak tahu malu!” hardiknya.

Para wanita mulia itu tampak risih, terutama para gadis muda yang belum menikah.

"Berani sekali dia!" sentaknya.

Dia baru saja akan menyibak pintu tenda, tetapi tiba-tiba suara lantang terdengar dari belakang.

“Siapa yang membuat keributan pagi-pagi sekali?”

1
lia
Cepat up ya kak, mau mampir bentar👣✨
Semangat selalu!👏🙌
Lulu: makasih dukungannya, aku usahakan up tiap hari /Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!