NovelToon NovelToon
Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam

Status: tamat
Genre:Cinta Beda Dunia / Dunia Lain / Cinta Terlarang / Mafia / Cintapertama / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?


Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Jaga Anakku

Di kerajaan mermaid para penguasa laut seperti raja ikan,raja ubur ubur,raja gurita dan beberapa raja dan ratu dari hewan hewan dilaut berkumpul.

"Bagaimana ratu?apakah raja Siren setuju?"tanya raja Ikan.

"Benar ratu, di laut mulai memanas para Siren sudah mulai bertindak berperilaku semena mena," jelas Raja Gurita.

Ratu mermaid yang mendengar itu merasa bingung sekaligus sedih, dia tidak berhasil membujuk Raja Siren dan kalau pertumpahan darah dilaut dihentikan harus mengorbankan Nerina putrinya sendiri.

"Jawab Ratu," panggil Penasihat Mermaid.

"Maaf semuanya aku tidak bisa membujuk Raja Siren, jika raja Siren ingin berperang mau tudak mau kita harus lawan seperti dahulu," jelas Ratu mermaid pada akhirnya.

"Astaga, kalau perang itu berlangsung bisa terjadi tsunami besar dan laut akan porak poranda," ucap Raja Ikan yang syok mendengar itu.

"Apa tidak ada cara lain Ratu, kita bisa menuruti apa saja yang diinginkan raja Siren," jelas Raja ubur ubur.

Sang ratu diam sejenak menimbang perkataan sang raja Siren yang sempat ingin bertemu dengan Nerina putri dari ratu mermaid dan raja siren. Tapi Ratu mermaid tahu kalau raja siren itu kejam bisa saja setemah bertemu dia akan menculik Nerina dan menjauhkannya dari dirinya.

"Tidak ada!" tegas Ratu mermaid.

Mendengar itu para penguasa laut merasa bingung dan juga takut, kejadian di masa lampau tentang pertengkaran dan perpecahan Siren dan Mermaid akan kembali terjadi.

"Besok Raja Siren ingin memerangi kita, mau tidak mau kita harus bersiap," tegas Ratu Mermaid sambil menghentak hentakan tongkatnya seolah perkumpulan para penguasa laut berakhir.

Ratu Mermaid berjalan keluar dari aula kerajaan dengan langkah tergesa. Suara bisikan dari para penguasa laut masih terdengar samar di belakangnya, namun pikirannya sudah terlalu penuh oleh kecemasan dan keputusan berat yang baru saja ia ambil. Air laut di sekitarnya beriak lembut, seolah turut merasakan kegundahan hati sang ratu.

"Penasihat, siapkan pasukan penjaga istana dan pilih beberapa yang paling setia. Aku akan ke daratan malam ini," ucap Ratu Oceana tegas, matanya menatap lurus ke arah gerbang koral yang menjulang tinggi.

Penasihat yang berjalan di sampingnya tampak khawatir.

"Ratu, apakah bijak pergi sendiri? Laut sedang tidak stabil. Jika Siren mencium keberadaan Anda di permukaan—"

"Aku tidak peduli," potong Ratu Oceana dengan nada dingin namun bergetar.

"Putriku Nerina… berada di atas sana. Jika perang ini benar-benar dimulai, dia akan menjadi sasaran pertama Raja Nerion. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Beberapa penjaga laut besar dengan sirip berkilau segera berenang mengikuti di belakang. Mereka mengenakan baju perang dari sisik mutiara dan membawa tombak bercahaya biru.

Gerbang laut terbuka perlahan, dan cahaya bulan menembus air, memantulkan kilau di wajah sang ratu.

Dengan ayunan tongkatnya yang berujung kristal laut, Ratu Marina melantunkan mantra kuno.

"Aqua Vitae, forma mutatio."

Gelembung-gelembung besar melingkari tubuh mereka. Ekor indah para mermaid berubah perlahan menjadi sepasang kaki manusia, berselimutkan cahaya biru lembut. Dalam sekejap, mereka berdiri di tepi pantai yang diterpa angin malam.

Ratu Oceana menatap ke arah cakrawala daratan tampak jauh namun jelas. Ia menarik tudung jubah panjangnya dan mulai melangkah, diikuti penasihat dan para penjaga yang kini telah berubah wujud menjadi manusia sempurna.

"Jangan sampai ada manusia yang sadar siapa kita," bisik penasihat.

Ratu Oceana mengangguk pelan. "Aku tahu. Tapi waktu tidak berpihak pada kita. Nerina harus segera dipastikan aman."

Mereka berjalan cepat menembus jalanan kota kecil yang sepi, hanya suara ombak di kejauhan yang menemani. Cahaya lampu jalan memantul di rambut perak Ratu Marina yang bersembunyi di balik tudungnya.

Tak lama, mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana yang bercahaya hangat dari dalam yaitu rumah Jason dan Anna. Ratu Marina berhenti di depan pagar. Ia menarik napas panjang, menatap langit yang kelam.

"Sudah lama aku tidak menginjakkan kaki di dunia manusia," gumamnya lirih.

Penasihat menunduk hormat. "Ratu, apakah Anda ingin saya yang masuk lebih dulu?"

"Tidak," jawabnya tegas.

"Aku ingin melihat Nerina dengan mataku sendiri."

Ratu Marina melangkah ke depan, menaiki anak tangga satu per satu. Setiap langkah terasa berat, seolah membawa beban seluruh samudra di pundaknya. Saat tangannya menyentuh gagang pintu, aura laut di sekitarnya bergetar halus sebuah tanda bahwa kekuatan besar tengah ikut hadir bersamanya.

Tok. Tok. Tok.

Tiga ketukan pelan namun berwibawa terdengar di malam yang hening itu. Dan di balik pintu, suara langkah-langkah cepat mulai terdengar mendekat.

Anna membuka pintu, dan wajahnya langsung memucat saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"R…Ratu Oceana.." bisiknya hampir tanpa suara.

Ratu Mermaid menurunkan tudungnya, menatap Anna dengan sorot mata penuh kelelahan namun lembut.

"Anna, aku datang bukan sebagai penguasa laut malam ini tapi sebagai seorang ibu yang merindukan anaknya."

Anna menelan ludah, sementara dari dalam rumah terdengar suara langkah lain Nerina dan Alia yang mendekat.

"Ibu..." teriak Nerina lalu segera memeluk sang ibu.

"Kenapa mama datang ke daratan?"tanya Nerina yang bingung.

"Mama hanya ingin memastikan kamu saja," jelas Ibundanya.

"Kalu begitu silahkan masuk, kita ngobrol di dalam saja takut ada beberapa orang yang curiga," jelas Anna lalu mempersilahkan semuanya masuk.

Di dalam Jason segera menyambut Ratu Oceana,penasihat dan beberapa penjaga yang datang kerumahnya.

"Selamat datang ratu," ucap Jason sambil menunduk.

"Tidak usah terlalu formal Jason, kau kaj adikku," ucap Oceana.

"Baik kak, ada apa kakak kesini. Apa ada masalah?"tanya Jason pelan.

"Aku kesini ingin memastikan Nerina saja, lalu meminta kau menjaga Nerina dengan baik," ucap Oceana.

"Saya akan selalu menjaga Nerina baik seperti putri saya Kak," ucap Jason.

"Bagus kalau seperti itu," ucap Ratu lalu pandangannya berpindah ke arah Nerina.

"Nerina sayang, kamu jangan nakal nakal bersama paman Jason dan bibi Anna. Kamu harus nurut dengan mereka, soal misi tidak usah terburu buru dan terus bahagia ya sayang," jelas sang ratu sambil memeluk putrinya.

"Ini sudah malam sekali, kalian tidur saja dulu," pinta Anna lalu mengantar Nerina dan Alia ke kamar, membiarkan Jason dan Oceana bersama.

Setelah melihat kedua gadis itu bersama Anna pergi, sang ratu segera menatap ke arah Jason lekat lekat.

"Jason..." ucap ratu pelan.

Jason menatap Ratu Oceana dengan mata yang mulai basah. Nada suara sang ratu berubah—tidak lagi tenang seperti biasanya, tetapi penuh dengan beban dan ketakutan yang berusaha ia sembunyikan di balik wibawanya.

"Oceana... ada apa sebenarnya?" tanya Jason pelan, meski dalam hatinya ia sudah merasa sesuatu yang buruk sedang terjadi di bawah sana, di dunia laut.

Ratu Oceana menatapnya lama, seolah mencoba mengukir wajah Jason dalam ingatannya.

"Jason," ucapnya lembut.

"Aku ingin kau dan Anna menyayangi Nerina seperti putri kalian sendiri. Aku tahu dia keras kepala, tapi hatinya lembut dan mudah hancur. Dia tidak akan kuat menghadapi kehilangan lagi."

Jason menunduk, suaranya bergetar saat menjawab.

"Saya berjanji, Kak. Nerina akan kami jaga seperti darah daging kami sendiri. Dia takkan sendirian."

Sang ratu tersenyum tipis, tapi matanya berkaca-kaca.

"Terima kasih…"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!