Ayana diminta untuk menikahi Billy anak dari Ibu Tika yang merupakan sahabat dari almarhum ibunya dan wali dari dirinya saat dia ditinggal oleh kedua orang tuanya. Billy yang saat itu dalam keadaan lumpuh dan ditinggal oleh tunangannya karena tidak mau melanjutkan hubungannya di karenakan keadaan Billy yang cacat.
Bagaimana kelanjutan cerita antara Billy dan Ayana apakan setelah menikah Billy atau Ayana bisa meneria bahwa mereka adalah suami istri???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunichanchan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 32...
Malam harinya Billy yang berada di kamar sedang duduk diatas tempat tidur dan memeriksa pekerjaannya melalui tab, sedangkan Ayana duduk di depan meja rias seperti biasa sedang membersihkan muka dan memakai cream muka sebelum tidur.
Setelah selesai Ayana langsung berjalan duduk di dekat Billy yang sibuk dengan tabnya. Seperti biasa, setiap hari sebelum Billy tidur Ayana selalu membuatkan susu hangat dan memijat kaki Billy, walau Billy sudah dapat berjalan.
Ayana sangat kawatir karena ancaman Maudi, membuatnya sering terdiam dan melamun sejak pertemuan itu. Billy yang menyadari sikap Ayana yang tidak seperti biasanya mulai berfikir dan bertanya-tanya.
"Sayang." Ucap Billy memanggil Ayana.
"Hem.....!." Ucap Ayana menjawab panggilan Billy.
"Kamu kenapa, ada masalah, dari tadi aku lihat kamu cuma diam dan melamun, apa aku membuat kamu marah lagi atau aku ada salah sama kamu?." Tanya Billy.
Ayana hanya diam gak menjawab pertanyaan Billy.
"Kemarin kita sudah janji kalau ada apa-apa kita harus saling cerita, saling terbuka gak ada yang dirahasiakan." Ucap Billy yang kesal kepada Ayana.
"Aku takut kalau mas marah mendengar cerita ku." Ucap Ayana menundukkan kepada.
Billy meletakkan tabnya, merubah posisi duduknya dan duduk mendekati Ayana lalu di pegangnya tangan Ayana dengan lembut.
"Aku janji gak akan marah, jadi ceritalah agar kamu merasa tenang." Ucap Billy dengan pelan agar Ayana tenang.
"Tadi siang mbak Maudi ngajak ketemuan lalu.........." Ayana langsung menceritakan semua kejadian saat bertemu dengan Maudi.
Billy mendengarkan semua cerita Ayana hingga selesai, sebenarnya Billy sangat marah terhadap Maudi tetapi Billy bersikap tetap tenang agar Ayana tidak kawatir karena Billy sudah berjanji tidak akan marah.
"Mas jangan marah ya. Aku tahu mbak Maudi berbuat seperti itu karena teropsesi kepada mu mas." Ucap Ayana yang kawatir Billy marah.
"Ya sudah kita gak usah pedulikan Maudi. Yang penting kita saling percaya, aku janji sama kamu gak akan buat mu kecewa dan menyakiti mu. Kamu percayakan sama aku." Ucap Billy meyakinkan Ayana.
"Iya aku percaya sama kamu mas dan aku sangat berterima kasih kepada mbak Maudi karena telah melepaskan mas Billy." Ucap Ayana.
"Maksudnya?." Ucap Billy yang heran.
"Karena telah melepaskan seorang lelaki yang tampan dan baik hati dan sekarang telah menjadi suami ku yang sangat aku sayangi dan aku cintai. Makasih mas kamu sudah mau menikah dengan ku dan mau menjadi judohku." Ucap Ayana sambil memeluk Billy.
Billy yang sangat senang mendengar ucapan Ayana langsung membalas pelukan Ayana. "Iya sayang, aku juga makasih banyak. Ya sudah gak usah dipikirkan, kamu sudah tenang kan?." Tanya Billy.
Ayana mengangguk.
"Kalau gitu kita tidur yuk aku sudah ngantuk. Besok aku ada meeting pagi." Ucap Billy yang mengajak Ayana untuk beristirahat.
Akhirnya Billy dan Ayana tidur. Setelah memastikan Ayana sudah tertidur nyenyak, Billy langsung keluar kamar dan menuju kamar Farel untuk membicarakan kejadian yang dialami oleh Ayana.
"Tok....tok....tok...." Suara pintu kamar Farel di ketuk.
Farel membuka pintu kamar. "Mas Billy ada apa malam-malam kesini, hayo lagi marahan sama Ayana ya atau gak dapat jatah malam ini?." Tanya Farel dengan candaannya.
"Apaan sih kamu, boleh masuk ada yang mau aku bicarakan serius dengan mu." Ucap Billy serius.
Farel mengiyakan dan mempersilahkan Billy untuk masuk ke kamarnya. Setelah masuk dan duduk tanpa basa-basi Billy langsung menceritakan semua apa yang diceritakan Ayana kepada Farel.
"Sebenarnya aku sudah tahu mas cerita itu dari Nata, tetapi Nata melarang ku untuk mengatakannya kepada mas." Ucap Farel sedikit menyesal.
Billy sedikit terkejut. "Terus aku harus gimana Rel. Aku tahu sifat Maudi dia akan melakukan apapun untuk menghancurkan hubungan ku dengan Ayana."
Farel terdiam dan ikut berfikir. "Mas sudah ada rencana belum?."
"Belum." Ucap Billy.
"Gimana kalau kita menyuruh orang untuk mengawasi Maudi 24 jam, jadi kita tahu apa yang dilakukan Maudi. Dan aku akan meminta Nata untuk selalu bersama Ayana." Ucap Farel memberitahukan tentang rencananya.
"Rencana yang bagus itu Rel. Aku akan meminta Mama untuk memindahkan Nata dan Ayana di tempat yang sama. Makasih adik ku sayang." Ucap Billy sambil memeluk Farel dengan erat.
"Cuma makasih saja mas." Ucap Farel cemberut.
"Tenang saja tar aku kasih kamu bonus." Ucap Billy sambil mengacak-acak rambut Farel.
"Ok kalau gitu. Besok aku akan cari orang yang bisa dipercaya untuk mengawasi Maudi." Ucap Farel.
"Ya sudah kalau gitu aku kembali ke kamar dulu takut Ayana bangun dan mencari ku." Ucap Billy sambil berdiri.
"Enaknya yang tiap hari ada yang meluk kalau tidur." Ucap Farel dengan candaannya.
"Makanya buruan nikah, jangan main-main terus dan seriuslah menjalin hubungan." Ucap Billy menasehati dan berjalan keluar kamar Farel.
"Siap pak bos laksanakan." Ucap Farel dengan gayanya memberi hormat kepada Billy.
TERIMA KASIH
TUNGGU KELANJUTANNYA
