Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXXV
Setelah selesai makan beberapa saat yang lalu mereka pun berencana pulang. Mereka berjalan keluar sambil bergandengan.
“Aku ke toilet dulu, tunggu aku” ucap Arslan
“Iya” jawab Agatha sambil tersenyum
Arslan pun pergi dan meninggalkan Agatha sendiri di lobby. Namun tidak di sangka Agatha bertemu dengan Dita.
“Kakak..”
\~\~
Di toilet pria, saat Arslan telah menyelesaikan urusannya, ia pun mencuci tangannya di wastafel, Kevin muncul di belakangnya dan melihat Arslan.
“Selamat malam tuan Arslan”
“Selamat malam”
“Ternyata anda makan malam di sini juga”
“Iya”
“Aku tidak tau tuan di sini, jika aku tau aku akan menemani tuan”
“Tidak apa-apa, aku bersama kekasihku”
“Ahh maaf tuan aku mengira anda sendirian, pasti kekasih anda sangat cantik” ucap Kevin memuji
“Ya.. kekasihku sangat cantik” tatapan Arslan melembut saat mengingat Agatha
“Tapi.. jika ada yang berniat mendekatinya, hidupnya tidak akan pernah tenang” tatapan Arslan seketika tajam menatap Kevin
“Tidak akan ada yang berani merebut kekasih tuan Arslan”
“Bagus jika kamu mengerti” ucap Arslan dan kemudian berlalu pergi
Kevin yang bingung mendengarnya hanya menerka-nerka maksudnya tetapi sama sekali dia tidak mengerti. Kemudian ia melanjutkan tujuannya awalnya.
\~\~
Kembali ke lobby…
Agatha menoleh pada suara yang memanggilnya.
“Kakak di sini juga, tau gitu mending kita jalan bersama tadi” ucap Dita sambil menoleh ke sana ke mari
“Kamu ternyata sesuka itu dengan bekas orang lain” ucap Agatha
“Kamu..”
“Malam itu, aku tau.. kamu ada sangkut pautnya”
Dita berfikir kalau rencana mereka gagal jadi tidak mungkin akan diketahui oleh siapa pun namun ternyata Agatha mengetahuinya.
“Kalau iya.. lantas kenapa?”
“Ternyata Kamu sudah bosan berada di keluarga Lorenzo” ucap Agatha sambil menatap sinis Dita
“Hahha..”
“Aku akan lihat nanti apa kamu masih bisa tertawa” ucap Agatha lalu melewati Dita
Saat Agatha melangkah melewati Dita tangan Agatha di tahan oleh Dita. Tiba-tiba Dita melayangkan tangan Agatha ke pipinya.
Plak..
“Awwhh”
“Kakak.. kenapa kamu tega menampar ku”
Mereka pun di datangi beberapa orang di sekitar lobby.
“Kamu wanita jahat”
“Mengapa kamu menamparnya”
“Wanita ini cantik tetapi licik”
“Sungguh wanita yang kejam”
Itu lah yang mereka ucapkan saat mengerumuni Agatha dan Dita. Tak lama Arslan pun tiba dan mendengar yang mereka ucapkan.
“Ada apa ini?” Tanya Arslan dengan suara tegas
“Wanita kejam ini menampar wanita itu” ucap salah satu orang itu
“Aku tidak tau apa salahku pada kakak tapi mengapa kakak menamparku”
Dengan suara yang sedih juga pipi yang merah sebelah. Dita pun tersenyum kecil di balik wajahnya.
“Iya aku melihatnya di menampar wanita itu” ucap orang-orang itu
Agatha hanya diam, dia tidak ingin mengeluarkan sepatah kata dan menunggu reaksi Arslan. Jika Arslan menuduhnya maka saat itu ia tidak ingin mempercayai orang lain.
“Apakah kamu akan seperti Jeffry?” Batin Agatha
Agatha tidak berharap lebih pada Arslan, semua pria memang akan luluh pada apa yang terlihat lemah di depan mereka apalagi dengan saksi sebanyak itu.
“Jika dia menampar seseorang, berarti yang salah adalah orang yang ia tampar” ucap tegas Arslan
Agatha kaget dan menatap Arslan, ia tidak menyangka Arslan akan berpihak padanya padahal semua orang mengatakan dirinya salah.
“Kak Ars..” batin Agatha
“Kakak.. aku tau kamu pasti akan membelanya, tidak apa-apa”
Ucap Dita dengan suara yang lembut dan lemah seolah-olah ia begitu rapuh sambil menunduk.
“Tapi tuan.. kami yang melihatnya langsung”
“Apa kamu sedang menggurui kekasihku tentang salah dan benar?” Ucap geram Arslan
Seketika semua orang-orang itu pun terkaget, mendengar wanita yang mereka katakan licik dan jahat adalah kekasihnya.
“Apa yang kamu lakukan sehingga Agatha menampar mu?” Tanya Arslan
“Kak.. aku hanya menyapanya tapi dia justru menampar ku” aduan Dita
“Saya tidak akan segan-segan padamu jika kamu menuduh Agatha, kamu pikir tidak ada yang melihatmu?”
“Apa.. siapa yang melihatku?” Panik Dita
“Jika kamu melewati batas kamu akan tanggung akibatnya” tegas Arslan
“Sialan.. mengapa ia membela jalang itu, pasti jalang itu sudah naik ke ranjangnya” kesal Dita
“Kita tidak tau permasalahan mereka tadi, sepertinya kita keliru”
“Iya bisa jadi wanita itu duluan yang mengganggunya”
“Kamu dasar wanita ular, menyebut diri sendiri korban nyatanya kamu pelakunya”
Ucap orang-orang itu sambil menunjuk Dita, sedangkan Dita yang ditunjuk menjadi takut. Ia tidak menyangka Arslan akan memihak Agatha.
“Ti-tidak.. aku..” ucap Dita terbata-bata
“Ayo kita pulang” ajak Arslan sambil menggenggam tangan Agatha
Setelah Agatha dan Arslan pergi, orang-orang itu pun juga ikut meninggalkan Dita sendirian.
Kevin pun muncul dan menghampiri Dita, namun saat melihat keluar ia seperti melihat siluet Agatha.
“Kevin ayo kita pulang” ucap Dita dengan kesal
Mereka pun pulang dan meninggalkan restoran itu.
\~\~
Mobil mereka kini berjalan menuju kediaman Lorenzo untuk mengantar Agatha.
“Apa kakak tidak bertanya perasaanku bagaimana?” Tanya Agatha
“Aku sudah tau”
Mata Agatha membulat, ia berpikir Arslan tidak menanyakannya karena ia tidak ingin tau.
“Kakak tau dari mana?”
#Flashback
“Kak Ars..”
Arslan yang di panggil pun menoleh ke arah Agatha yang berada dalam gendongannya.
“Enggghhh”
“Aku suka kakak” ucap Agatha sambil mendesa•
Arslan terkejut mendengarnya, Agatha yang meracau mengatakan suka padanya membuat Arslan senang.
Setelah Arslan menolong Agatha yang dijebak bersama pria tua mereka menuju kamar Arslan karena khawatir dengan kondisi Agatha tanpa banyak pikir.
“Kakak..mengapa kamu selalu ada di pikiranku”
Agatha terus meracau sambil meraba leher Arslan. Hingga mereka pun tiba di kamar Arslan, ia membaringkan Agatha namun Agatha tidak melepaskan tangannya.
“Khak Ahhrss”
“Aku jatuh cinta padamu Arslan” ucap Agatha diselingi desahan
Agatha pun langsung menempelkan bibirnya pada bibir Arslan. Sedangkan Arslan kaget dan hanya diam namun detik berikutnya mengikuti permainan Agatha.
#Flashback off
Agatha sangat malu ternyata ada kejadian seperti itu, perasaannya sudah tidak bisa disembunyikan lagi.
Lain hal dengan Arslan, akibat ia mengingat kejadian itu ia jadi merindukan bibir manis Agatha.
Deo yang juga mendengar cerita itu pun tau apa yang di pikirkan tuannya. Ia pun mencari cara agar membantu sang bos.
Gubrakk..
Mobil itu berguncang karena menginjak batu, Arslan yang posisinya sedang menghadap Agatha dengan tubuh yang sedikit miring.
Karena batu itu berada di sisi Arslan, ia pun langsung terjatuh maju. Posisi mereka sangat intim.
Agatha yang bersandar di pintu mobil lalu Arslan menghimpit Agatha dengan tangan kiri Arslan bertumpu di pintu mobil lalu tangan kanannya menahan kepala Agatha.
Arslan terus menatap mata Agatha lalu mata itu turun ke bibir Agatha.
Cup..
Mata Agatha langsung tertutup saat Arslan menciu•nya. Bibir yang lembut saling bersentuhan.
Deo yang sudah mengenakan earphone dan mengubah arah cermin mobil pun tidak tau apa yang terjadi di belakang.
Suara renyah dari cium•an menambah suasana semakin dalam. Saling menyalurkan perasaan lewat cium•n itu, di selingi desa•an dari Agatha.
“Ehhmhmm”
Cium•an mereka masih terasa kaku, namun semakin lama mereka mulai membiasakannya.
Arslan yang melihat Agatha hampir kehabisan nafas pun menghentikan aksinya.
“Bernafas Agatha” ucap Arslan lembut
Agatha pun menghirup udara banyak-banyak, setelah itu Arslan kembali menciu•nya.
Tiba-tiba hasrat Arslan memuncak, cium•n yang awalnya dibibir kini sudah mulai menjalar ke leher Agatha.
Agatha yang baru pertama kali merasakan pun terasa geli setelah itu geli itu berubah menjadi gair•h yang kuat.
“Ahh..”
“Sshh..”
Desahan Agatha sudah tidak bisa ia kendalikan, saat Arslan menyesap lehernya.
“Kamu milikku” ucapan Arslan di sela cium•nnya
Agatha tidak bisa menjawab karena Arslan kembali mengobrak abrik bibirnya.
Setelah beberapa menit mereka bercium•n, mereka pun berhenti karena Agatha yang kembali hampir kehabisan nafas. Agatha yang baru sadar jika bukan hanya mereka di situ pun merasa malu.
To be continued..
Terimakasih sudah mampir
Jangan lupa like dan komen yah 🥰
