NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Suamiku

Mengejar Cinta Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: sopiakim

Zely Quenby, seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan. ia hanya seorang karyawan biasa disana. sudah lama ia memiliki perasaan cinta pada Boss nya yang bernama lengkap Alka farwis gunanda. Hingga timbul lah tekad nya untuk mendapatkan Alka bagaimana pun itu. meskipun terkadang ia harus menahan rasa sakit karena mencintai seorang diri.

bagaimana yah keseruan kisah antara Alka si bos galak dan crewet dengan gadis bermulut lembek itu?

pantengin terus yah, dan jangan lupa untuk tekan favorit biar bisa ngikutin cerita nya😍.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sopiakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. cucu?

Sejak pagi tadi, Andin sudah berada di rumah. Ia hanya sesekali keluar kamar, tapi matanya tak pernah lepas memperhatikan gerak-gerik Zely. Saat makan siang tiba, ia duduk di seberang Zely dengan tatapan datar, seolah sudah menyiapkan benteng dari awal. Tidak ingin lebih dekat dengan gadis itu atau bahkan memang sengaja ingin jauh.

Di meja makan, suara sendok dan garpu menjadi satu-satunya pengisi keheningan. Alka duduk di samping Zely, Laki laki itu masih lwmas karena sakit, tapi memaksa untuk ikut .akan di meja makan. Padahal Zely sudah menawarkan diri akan mengantarkan makan siang ke kanar.sementara Mamah duduk di ujung meja, mengamati anak-anaknya. Tersenyum dengan penuh kebahagiaan.

"Mamah kira kamu hari ini ada sekolah, Din," ujar Mamah sambil menuangkan sup ke mangkok. Pantas saja saat mamah mengantar cucian ke kamarnya dia terlihat sangat santai.

"Libur, Ma. Guru-gurunya rapat," jawab Andin singkat, lalu melirik sekilas ke arah Zely sebelum kembali fokus ke makanannya.

Zely mencoba membuka percakapan. "Eh... jadi Yesha temen sekelas kamu ya?"

"Iya mbak," jawab Andin datar, mengaduk nasinya pelan. Ucapannya disertai tatapan sekilas yang membuat Zely merasa sedang dihakimi. Sangat dingin dan penuh batasan. Siapapun akan mengerti dengan jawaban itu adalah sebuah ketidaksukaan. Andin sangat membatasi diri dengan Zely.

Alka, yang sejak tadi memperhatikan, menggeser piring lauk ke arah Zely. Ia sengaja mengalihkan perasaan Zely, butuh waktu mungkin agar Andin bisa menerima gadis itu"Ambil yang ini, sangat enak, sudah mas coba." ucap Alka masih lemas dan bibirnya masih pucat.

"Terima kasih mas," jawab Zely, mencoba tersenyum. Mamah menatap interaksi itu sambil tersenyum samar, tapi Andin justru menghela napas pelan seolah tak nyaman melihatnya. Lebih tepatnya ia tidak terlalu peduli dengan Zely.

Tiba-tiba Mamah berkata dengan nada ringan, "Mamah tuh pengennya cepet punya cucu dari kalian."

Zely tersedak air minumnya, sementara Alka hanya menatap Mamah tanpa ekspresi. Dengan lemah ia mencoba menepuk punggung gadis itu hingga Zely semakin salah tingkah. Ia batuk lebih lama dan kesulitan menenangkan diri.

Andin langsung menimpali, "Cepet banget, Ma. Kan belum tentu Kak Zely nikah sama Kak Alka karena sayang. Bisa aja... karena yang lain." entah kenapa Andin mengatakan hal itu. Jujur saja ia tidak terlalu peduli dengan Zely, tapi tetap saja terasa janggal saat kakaknya memperkenalkan gadis yang tidak tau dari mana asal usulnya.

Kalimat itu menghantam udara seperti batu yang jatuh ke air tenang. Zely membeku, menunduk, mencoba menyembunyikan ekspresi yang mulai retak. Ia sadar kalau Andin pasti akan salah faham kepada nya, tapi ia tidak menduga gadis itu akan terang terangan begitu.

"Andin." Suara Alka rendah tapi dingin. "Jaga omongan kamu."

Andin pura-pura tidak peduli, hanya mengangkat bahu sambil kembali menyuap nasi.

"Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti itu kepada mbak mu?" Ucap Alka agak keras.

"Belain ajaaa belain, kek nya mas juga kena pelet tuh." Andin semakin ingin menambah kekesalan Alka.

Ia juga kesal, tidak menduga mas nya akan bersuara keras karena gadis itu. Benar-benar kesal dan juga merasa diabaikan.

Mamah melirik dengan tatapan tak setuju, tapi memilih mengalihkan pembicaraan. Makan siang itu tetap berlanjut, tapi rasa canggungnya menempel sampai ke ujung sendok terakhir. Zely sangat kesulitan untuk menelan makanan nya. Rasanya pencernaan dia terganggu karena pikirannya sudah tidak jelas kemana arahnya.

Sejak kejadian di dalam restoran itu. Saat dimana Yesha nyaris tumbang karena serangan asma... dan Radi, si dokter tengil itu, tiba-tiba muncul seperti pahlawan dalam film.

Dan sejak itu juga, ada sesuatu yang berubah.

Bukan di paru-paru Yesha. Tapi di pikirannya.

Ia mulai memperhatikan hal-hal kecil. Seperti cara Radi menyisir rambutnya ke belakang dengan jari saat sedang mencatat. Atau caranya menyeringai setiap kali menggoda pasien. Bahkan suara langkah kakinya yang khas saat menyusuri lorong rumah sakit.

Dan sekarang, Yesha... duduk lagi di ruang tunggu klinik pernapasan. Padahal... ya, kondisinya baik-baik saja. Karena ada acara disekolah guru guru tengah rapat maka sekolah diliburkan, Yesha tanpa sadar izin main dengan Andin kepada mamah padahal tanpa ragu ia melangkahkan kakinya ke rumah sakit tempat Radi bekerja.

Perawat jaga menatapnya dengan heran. "Gejala masih sama, Dek? Belum membaik?" perawat itu sedikit khawatir pasalnya Yesha sudah termasuk sering datang berkunjung kesana. Apakah semakin parah?.

Yesha pura-pura menghela napas. "Masih agak... berat gitu sih mbak. Dada kayak... ketekan perasaan."

"Oh..." Perawat mengangguk. "Nanti ditangani sama Dokter Radi lagi ya. Tunggu sebentar yah dek."

Yesha langsung bersandar, menahan senyum. Ia tak tahu apa pasalnya, ia sangat senang dan dadanya benar-benar sedikit sesak namun bukan seperti gejala kambuhnya asma tapi terasa lebih lambat namun membuat ia tersenyum.

Beberapa menit kemudian, pintu ruang periksa terbuka. Jantung Yesha berdebar kencang, ia tak tahu harus memasang air muka seperti apa? Apakah jutek seperti biasa? Tapi hatinya seolah menolak itu.

Radi berdiri di sana dengan jas dokternya, clipboard di tangan. Ia berjalan mendekat kearah Yesha hingga gadis itu semakin kikuk.

Begitu matanya menangkap Yesha, alisnya langsung terangkat. Wajah manis yang ia rindukan itu kini berada di hadapannya, ternyata! Tak hanya Yesha, Radi juga ternyata merindukan gadis itu.

"Loh. Kamu lagi?" sengaja memasang wajah kaget padahal ia sangat senang bisa melihat wajah gadis itu walaupun ada rasa khawatir juga. Karena kalau gadis itu datang pasti keadaan nya sedang tidak baik-baik saja.

"Yes. Me again," jawab Yesha santai sambil berdiri, berjalan masuk ke ruangan seolah itu rumahnya sendiri. Tanpa ragu tapi jantung tak bisa ia ajak berkompromi.

Radi menutup pintu, lalu duduk sambil membuka file. "Yesha. Asthma control check. Sudah kontrol lebih dari tiga kali bulan ini. Giat banget kamu." Radi benar-benar baru kali ini melihat pasien segiat ini untuk kontrol, biasanya tidak sampai 3 kali dalam sebulan.

"Yes dong," jawab Yesha enteng mencoba untuk terlihat tenang.

"Nggak salah dong kontrol sering? Tanda pasien peduli kesehatan." dengan nada bangga namun Radi bisa menangkap wajah canggung dan gugup gadis itu. Sepertinya ada yang tidak beres.

Radi mendengus, "Atau peduli dokternya?" Radi mencoba untuk menggoda nya sedikit. Karena ia bisa melihat keadaan Yesha yang sangat baik bahkan tanpa ia periksa, bisakah ia sedikit merasa kegeeran?.

Yesha nyaris tersedak ludahnya sendiri. "Hah?! Siapa juga?" sialll ia benar-benar merasa tertohok dengan sindiran Radi.

Radi terkekeh, puas bisa menangkap Yesha lengah. Ia jelas bisa melihat gadis itu seolah sengaja datang kesana? Untuk apa? Apa benar untuk bertemu dengan nya? Kalau iya kenapa? Apa ia juga merasakan perasaan aneh yang Radi rasakan.

"Tenang aja," katanya sambil mulai memeriksa. "Kalau kamu mau ketemu saya, nggak harus pura-pura sesak, kita bisa janjian ko ketemuan diluar,"ucap Radi mencoba memberikan jalan. Ia tidak sedang modus jujur saja ia juga menginginkan hal itu.

Yesha mengalihkan pandangan, pipinya memanas. "Sok banget, siapa juga yang mau ketemu sama kamu! Aku kesini emang disuruh mamah buat kontrol."

Radi menatapnya sebentar. Senyumnya berkurang. Kali ini lebih lembut. "Saya sangat senang bertemu dengan mu, tapi tidak di rumah sakit bukan sebagai dokter dan pasien, melihatmu sakit buknalah hal yang wajar. Saya khawatir."

Yesha diam. Tangannya mencengkeram ujung rok seragamnya. Benar-benar ia jatuh ke dalam wajah penuh perhatian itu, ia tidak bisa membohongi dirinya lagi, ia ternyata nyaman dengan Radi. Merasa diperhatikan oleh laki-laki itu.

Degup jantungnya mulai tak beraturan lagi. Tapi bukan karena asmanya. Ia Sepertinya benar-benar telah jatuh hati sama halnya dengan Radi.

Dia menunduk. "Boleh nggak... kontrol berikutnya tetap sama dokter yang sama?" dengan pelan dan malu malu akhirnya Yesha jujur dengan keinginan hatinya. Ia takut tidak bisa bertemu dengan Radi lagi.

Radi tersenyum, mengetik sesuatu ke sistem komputer. "Tenang aja. Nama kamu udah saya 'bookmark' sebagai seseorang yang penting. Atau mau di tandai di hati juga?."

Yesha mendengus. "Alay."

"Tapi kamu senyum, kan?"

Dan kali ini, Yesha tak bisa menyangkal.

Karena senyumnya memang muncul... tanpa bisa dia cegah. Benar-benar tidak sejalan dengan hatinya, ia malu tapi sudah terlanjur senyum. Radi benar-benar ikut senang melihat itu, rasanya ia tenang saat gadis itu tersenyum.

...🎀Bersambung🎀...

Awww pliss aku baper ngetik bagian Radi dan Yesha, gimana ini? Mereka manis banget pliss bikin salting.

Jangan lupa like komen dan votenya wan kawan.

See you guyss 🫶

1
partini
hubungan mereka abu abu
aku
sape naroh bawang jahat dpn mata woey!!! perih nih!! 😭😭😭
Penulis kentang🍠: 😭😭😭😭😭
total 1 replies
kalea rizuky
ayo donk ka jangan gengsi sebelum zely pergi lo
kalea rizuky
jangan jatuh hati dluan zel nanti sakit wong dia kulkass
Penulis kentang🍠: Bener bangettt☺️
total 1 replies
partini
aku suka orang ketiga cowok ,,karena apa karena jarang sekali di novel tuh ada Thor , kebanyakan ulet bulu
ini beda 👍👍👍👍
Penulis kentang🍠: aaa makasiii kak, pantengin terus yaaaa🫶❤️
total 1 replies
partini
mau gimana lagi ya emang kamu bodoh namay jg rasa cinta ya gitu
partini
zel mending benteng in hati mu mulai sekarang takutnya sakita Ampe ulu hati jantung dan paru-paru ,,biar dia yg mencintai zel ,,di cintai tuh lebih baik dari pada mencintai, mencintai nyesek sediri
Penulis kentang🍠: realllll, kalau kita kecintaan kita yang bakal rugiii
total 1 replies
partini
🤭🤭🥰
Penulis kentang🍠: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!