NovelToon NovelToon
Once Mine

Once Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Romansa / Slice of Life / Dark Romance
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Just_Loa

Sara Elowen, pemilik butik eksklusif di Paris, hidup dalam ketenangan semu setelah meninggalkan suaminya-pria yang hanya ia nikahi karena perjanjian.

Nicko Armano Velmier bukan pria biasa. Ia adalah pewaris dingin dari keluarga penguasa industri, pria yang tak pernah benar-benar hadir... sampai malam itu.

Di apartemen yang seharusnya aman, suara langkah itu kembali.
Dan Sara tahu-masa lalu yang ia kubur perlahan datang mengetuk pintu.

Sebuah pernikahan kontrak, rahasia yang lebih dalam dari sekadar kesepakatan, dan cinta yang mungkin... tak pernah mati.

"Apa ini hanya soal kontrak... atau ada hal lain yang belum kau katakan?"

Dark romance. Obsesif. Rahasia. Dan dua jiwa yang terikat oleh takdir yang tak pernah mereka pilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just_Loa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Claim

Pintu kamar terbuka pelan. Nicko masuk, langkahnya tenang meski malam sudah lewat jauh. Suasana kamar begitu sunyi, hanya suara detik jam yang terdengar.

Sara sudah terlelap di ranjang, tubuhnya miring menghadap pintu. Bahkan dalam tidur, tubuhnya tampak waspada, seakan siap berlari bila ia yang masuk. Nicko menatapnya lama.

Jas abu-abunya sudah dilepas entah di mana, kini hanya tersisa kemeja putih dengan lengan digulung. Rambutnya berantakan, wajahnya lelah, tapi sorot matanya tetap tajam.

Ia melangkah ke meja kecil di sisi ranjang. Tangannya membuka laci, dan menemukan kotak obat kecil yang selalu ada di sana. Obat penenang itu sudah menjadi teman malam Sara sejak lama. Nicko menghitung cepat, jumlahnya berkurang lagi. Sama seperti setiap malam, ia selalu memantaunya.

Ia menutup kembali laci itu. Dalam hati ia ingin bertanya, apa kau masih kesulitan tidur, sayang? Tapi suaranya hanya tinggal di kepalanya.

Nicko duduk di sisi ranjang. Gerakannya membuat Sara sedikit bergeser, meski tetap dalam tidur. Napasnya teratur, tapi keningnya mengerut, seolah sedang diganggu mimpi buruk.

Nicko mengangkat tangannya, menyibakkan helai rambut yang menutupi wajah Sara. Jari-jarinya berhenti sebentar di sana, lalu tanpa sadar ia membiarkan punggung jarinya menyentuh kulit pipinya. Sentuhan itu sangat pelan, seperti takut membangunkannya.

Dan di sanalah pikirannya mundur, menembus tahun-tahun yang ia kubur di balik nama barunya, Sara selalu ada di sana, dalam bayangan yang tak bisa ia hapus.

Tahun-tahun setelah itu terasa seperti hukuman yang dibungkus kemewahan.

Nicko Armano Velmier bukan hanya nama baru, ia adalah konstruksi yang dipahat oleh tangan kakeknya.

Bangun pukul lima pagi.

Latihan fisik hingga keringat bercampur darah.

Kelas privat ekonomi, politik, hukum.

Lalu malam-malam panjang dengan rapat keluarga, di mana ia hanya duduk diam, mendengar, menghafal wajah-wajah yang berputar di lingkaran kekuasaan.

Tak ada yang tersisa dari Nathaniel.

Setidaknya, begitu yang kakeknya mau semua orang percayai.

Namun setiap kali Nicko memandang ke cermin, ia hanya melihat kebohongan.

Sosok yang dipaksa untuk sempurna. Tegar. Berwibawa.

Tapi di dalam, ia tetap sama seorang lelaki yang terjebak pada satu nama.

Sara.

Ia mencoba melupakan. Tuhan tahu, ia mencoba.

Tapi semakin ia ditekan untuk tidak mencari, semakin kuat bayangan itu menempel.

Wajahnya samar, kadang kabur. Namun suara, rasa, dan luka yang tertinggal… terlalu tajam untuk hilang.

Tahun berganti.

Nicko tumbuh jadi pewaris yang tak tergoyahkan.

Orang-orang menunduk ketika ia berjalan.

Lawan bisnis takut bahkan sebelum ia bicara.

Kakeknya puas mengira cucunya telah sepenuhnya jadi “Velmier”.

Tapi malam hari, ketika semua lampu padam, Nicko duduk sendirian di balik meja besar penuh berkas.

Satu kalimat mengendap di kepalanya:

"Jika ia menolak aku, maka aku akan membuat setiap pilihannya mengarah hanya padaku.”

Dan ia tahu apa itu.

Sara mungkin bisa lari darinya, berpura-pura tak mengenalnya, bahkan membencinya.

Tapi keluarganya… adalah satu-satunya kelemahan yang tak akan pernah bisa ia tinggalkan.

Itulah celah yang akan ia gunakan.

Bukan sekadar kekuasaan. Bukan sekadar uang.

Tapi permainan yang perlahan, sistematis, hingga Sara tak sadar sedang masuk ke dalam jerat yang ia ciptakan.

Nicko menegakkan bahunya, menatap kota yang berkilau di bawah jendela apartemen mewahnya.

Kakeknya mungkin mengira ia telah jinak.

Padahal, ia sedang merawat obsesi paling berbahaya dalam hidupnya.

Sara Elowen.

Rencananya sederhana, namun presisi.

Ia tahu keluarga Elowen sedang rapuh. Bisnis tekstil di Swiss yang bertahun-tahun jadi kebanggaan ayah Sara, kini terancam karena perubahan kepemilikan lahan.

Dan siapa pemilik baru lahan itu?

Nicko Armano Velmier.

Ia hanya perlu menutup satu pintu.

Mengunci satu jalan keluar.

Maka cepat atau lambat, keluarga itu akan terseret mendatanginya sendiri.

Hari itu pun tiba.

Sara yang datang.

Bukan ayahnya, bukan orang lain.

Sara,gadis yang menghantuinya bertahun-tahun berdiri di depan pintunya dengan wajah letih, namun tetap menyimpan cahaya yang pernah membuatnya gila.

Nicko menahan napas, menunggu ledakan yang ia bayangkan.

Keterkejutan. Kemarahan. Ketakutan.

Ia siap menghadapi kebencian itu. Bahkan, ia merindukannya.

Tapi yang ia dapatkan justru sebaliknya.

Sara menatapnya, namun tidak ada pengakuan di sana.

Mata itu kosong dari kenangan tentangnya.

Seakan ia… orang asing.

Nicko sempat bingung.

Namun ketika bibir Sara melengkung tipis, mencoba tersenyum sopan meski goyah, ia menemukan sesuatu.

Sebuah celah.

Ia menyadarinya.

Sara tak mengenalinya.

Trauma itu… menghapus dirinya dari ingatan Sara.

Alih-alih kecewa, ia justru merasakan euforia dingin merayap di nadinya.

Ini lebih mudah dari yang kubayangkan.

Ia menyelidiki. Bertanya diam-diam pada dokter-dokter kenalannya.

Diagnosis yang ia dapatkan seperti hadiah dari neraka, prosopagnosia akibat trauma berat.

Penyakit itu menjadikan Nicko satu-satunya rahasia yang ia genggam… dan satu-satunya kunci untuk meruntuhkan pertahanan Sara.

Maka, izin lahan itu ia jadikan senjata.

Ia ulurkan tawaran dengan senyum penuh kuasa, sebuah kesepakatan, sebuah jalan keluar.

Namun harga yang harus dibayar bukan uang.

Satu tanda tangan.

Sebuah ikatan pernikahan.

Pernikahan kontrak.

Hanya manipulasi. Sebuah naskah palsu dengan nama lamanya yang sudah mati tanpa Sara tau betapa liciknya dia.

Dan yang lebih memuaskan, Sara menerimanya.

Bukan karena cinta.

Bukan karena ingatan.

Tapi karena keluarga.

Karena titik lemahnya.

Nicko tahu, saat itu juga, Sara sudah masuk ke dalam umpannya.

Sepenuhnya.

Dan kini, melihat tubuh rapuh itu terbaring di hadapannya, ia tahu rencananya berhasil.

Wajah yang sama. Bibir yang sama. Perempuan yang pernah menolak, yang pernah melukai egonya, kini tidur dalam ruang yang tak bisa lagi ia hindari.

Tangannya meluncur turun, dari pipi hingga berhenti di bibir Sara.

Ia menatap lama, terlalu lama.

Ada dorongan untuk menunduk, untuk merasakan bibir itu lagi. Sudah terlalu lama ia merindukan momen itu.

Namun ia tahu, sekali saja ia melakukannya, ia tidak akan bisa berhenti. Hasratnya tidak pernah manis, dan dirinya bukan lelaki yang tahu cara menyentuh tanpa meninggalkan luka, dan Sara bukan seseorang yang bisa ia sentuh semaunya.

Jadi ia menahan diri. Tangannya berhenti, menggenggam udara di dekat wajah Sara, sebelum ia menariknya perlahan. Napasnya terjaga, ritmenya menahan sesuatu yang ingin pecah.

Sudah beberapa malam ini ia pura-pura sibuk, memberi Sara ilusi ruang. Namun kenyataannya, pikirannya selalu kembali pada satu hal, wanita ini.

Nicko menunduk sedikit, jarak wajahnya hanya sejengkal dari Sara. Ia bisa merasakan hangat napasnya, bahkan aroma samar dari kulitnya. Rasanya hampir cukup untuk menenangkannya.

Malam ini, meski hanya duduk di tepi ranjang, ia merasa puas.

Sara sudah ada dalam genggamannya.

Cepat atau lambat, ia akan menaklukkannya.

Entah dengan cinta, entah dengan obsesi, apa pun caranya, Nicko tidak berniat melepaskannya.

1
Mar Lina
akankah sara menerima cinta, Nathaniel
es batu ...
lama" juga mencair...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Just_Loa: siap kak trmakasih sdh mmpir 🧡
total 1 replies
Mar Lina
aku mampir
thor
Synyster Baztiar Gates
Next kak
Synyster Baztiar Gates
lanjutt thor
Synyster Baztiar Gates
Next..
Synyster Baztiar Gates
Bagus thor
iqbal nasution
oke
Carrick Cleverly Lim
Hahahaha aku baca dari tadi sampe malam, mana next chapter nya thor?!
Just_Loa: Hahaha makasih udah baca sampai malam! 🤍 Next chapter lagi direbus pelan-pelan biar makin nendang, yaaa 😏🔥 Stay tuned!
total 1 replies
Kuro Kagami
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Just_Loa: Makasih banyak! 🥺 Senang banget ceritanya bisa bikin deg-degan. Ditunggu bab-bab selanjutnya yaa~ 💙
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!