NovelToon NovelToon
Blind Girl And Cold Mafia

Blind Girl And Cold Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Roman-Angst Mafia
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: La-Rayya

Setelah kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya dan membuatnya buta karena melindungi adiknya, pernikahan Intan dibatalkan, dan tunangannya memutuskan untuk menikahi Hilda, adik perempuannya. Putus asa dan tak tahu harus berbuat apa, dia mencoba bunuh diri, tapi diselamatkan oleh ayahnya.

Hilda yang ingin menyingkirkan Intan, bercerita kepada ayahnya tentang seorang lelaki misterius yang mencari calon istri dan lelaki itu akan memberi bayaran yang sangat tinggi kepada siapa saja yang bersedia. Ayah Hilda tentu saja mau agar bisa mendapat kekayaan yang akan membantu meningkatkan perusahaannya dan memaksa Intan untuk menikah tanpa mengetahui seperti apa rupa calon suaminya itu.

Sean sedang mencari seorang istri untuk menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia. Saat dia tahu Intan buta, dia sangat marah dan ingin membatalkan pernikahan. Tapi Intan bersikeras dan mengatakan akan melakukan apapun asal Sean mau menikahinya dan membalaskan dendamnya pada orang yang sudah menyakiti

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekecewaan Intan

Sean menenangkan diri sejenak sebelum berbicara lagi.

"Aku janji akan menebusnya, Intan. Mulai sekarang, aku akan memprioritaskan waktu kita bersama, dan aku tidak akan pernah menganggap mu remeh. Kau sangat berarti bagiku." Ucap Sean.

Intan tersenyum kecil padanya, lalu mereka berpelukan, cinta mereka kembali menguat saat itu. Mereka berdua tahu bahwa hubungan membutuhkan usaha dan komunikasi, dan mereka bertekad untuk mewujudkannya.

"Apakah kau ingin membangun keluarga denganku?" Tanya Intan.

Sean mengerutkan kening dan bangkit, mengingat beberapa jam terakhir. Dia menarik napas dalam-dalam hingga terdengar jelas di telinga Intan. Dia ingin menunggu hasil tes DNA keluar agar bisa bicara dengan Intan tentang Vina dan bayinya jika memang itu anaknya. Dia tidak ingin membuat Intan khawatir atau merasa bersalah, dan pada akhirnya bayi itu bukan anaknya.

Sean selalu merasa kehamilan Vina ini aneh. Dia hanya ingin memastikan semuanya.

Namun bagi Intan, jeda dan tarikan napas dalam Sean itu merupakan jawaban negatif terhadap pertanyaannya. Lalu dia bangkit dan menepuk lengan Sean, yang menyadarkan Sean dari lamunannya dan dia mendengar sesuatu yang membuatnya merasa lebih buruk.

"Maaf aku sudah menanyakan pertanyaan itu, itu konyol." Ucap Intan.

Intan berjalan melewatinya dan Sean menahannya.

"Tunggu, Ratuku. Tentu saja aku ingin membangun keluarga denganmu." Ucap Sean.

Intan tersenyum, namun sekali lagi senyumnya datar seakan-akan dia hanya bersikap sopan, meskipun sekarang Sean sudah menjawab keraguannya sebelumnya adalah satu-satunya yang bisa dia pikirkan, karena jika dia menanyakan pertanyaan itu pada Sean, jawabannya pasti langsung karena Intan menyadari bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada Sean.

Seorang pria yang awalnya dia bahkan tidak percayai, namun lambat laun dia belajar untuk percaya dan mencintai cara pria itu melindunginya, lalu sebuah pikiran muncul di kepalanya.

Intan sedang berpikir.

'Mungkin dia hanya peduli padaku karena kasihan, karena apa yang dia ketahui tentangku. Aku mencoba bunuh diri karena ditolak oleh keluarga dan tunanganku.' pikir Intan.

Pikiran itu membuat Intan sedih, tapi dia tetap memaksakan diri untuk tersenyum.

"Baiklah, aku merasa agak lelah, aku akan berbaring sebentar." Ucap Intan.

"Tidak, kau belum makan apa pun sejauh ini. Ayo makan bersama, aku yakin Bi Lila akan menyiapkan sesuatu yang sangat lezat untuk kita." Ucap Sean.

Intan melepaskan Sean dan berkata dengan nada manisnya yang biasa.

"Aku tidak lapar, kau tidak keberatan makan sendiri, kan? Aku hanya ingin berbaring sebentar." Ucap Intan.

Sean lalu menjawab dengan nada putus asa seperti biasanya.

"Tentu saja, kau bisa pergi beristirahat, Ratuku." Balas Sean.

Intan lalu berjalan pergi, menghitung langkahnya seperti biasa tetapi kepalanya diliputi pikiran.

'Kalau dia tidak mau membangun keluarga denganku, kenapa dia tidak melakukan pencegahan saat kami berhubungan? Apa dia pikir aku yang meminum obat untuk mencegah kehamilan? Haruskah aku mulai meminumnya?' Apakah dia benar-benar akan membersihkan namaku atau dia mengatakan itu hanya untuk bersikap baik padaku?' pikir Intan.

Intan berpikir bahwa dia harus mulai minum obat pencegah kehamilan atau kalau tidak dia akan masuk penjara karena menanggung semua kesalahan yang dilakukan Sean dalam pencucian uang dan dia tidak ingin membawa bayi yang tidak bersalah ke penjara bersama dengannya.

Intan tiba di depan pintu kamar tidur dan hendak masuk, tapi kemudian pergi ke kamar tamu karena dia hanya pernah ke sana sekali dan tidak begitu tahu di mana letak setiap perabot dan akhirnya tersandung ketika tulang keringnya terbentur bangku di depan tempat tidur. Itu terasa sangat menyakitkan dan dia mulai menangis, tapi jauh di lubuk hatinya dia hanya menggunakan rasa sakit itu untuk menutupi firasat buruk di hatinya bahwa dia jatuh cinta dengan seorang pria yang mungkin hanya merasa kasihan padanya.

Dia berbaring di tempat tidur yang dingin itu dan mencengkeram bantal, dia menangis hingga tertidur, beberapa saat kemudian Sean meminta Bi Lila untuk menyiapkan camilan untuk Intan yang akan dia bawa ke kamarnya dan Bi Lila dengan senang hati menyiapkan semua yang disukai Intan.

Ketika nampan sudah siap, Sean tersenyum dan pergi ke kamar dan ketika dia membuka pintu dan tidak melihat Intan di mana pun di kamar mereka, firasat buruk menguasainya. Dia menjatuhkan nampan di sana dan keluar mencari Intan.

"Bi Lila, apa kau melihat Intan? Katanya dia mau tidur dan dia tidak ada di kamarnya. Aku tidak melihatnya pergi ke taman." Ucap Sean panik.

"Apa Pak Sean sudah mencari Non Intan di kamar tamu? Non Intan tidak masuk ke dapur, pasti ada di sana." Ucap Bi Lila.

"Kenapa dia tidak tidur di kamar kami dan malah tidur di kamar tamu?" Kata Sean sambil menuju ke kamar lagi.

"Mungkin Non Intan kesal, Pak, karena Anda meninggalkannya begitu saja." Ucap Bi Lila.

Sean bersikap serius lalu membuka pintu, dan saat melihat Intan berbaring memeluk bantal, dia menghela napas lega.

Sean mendekati tempat tidur dan memandangi istrinya yang cantik terbaring di sana, sambil mengamati wajahnya, dia melihat bercak-bercak putih bekas air mata yang telah mengering di wajahnya. Dia membelai rambutnya dengan lembut dan Intan bergerak, butuh waktu sejenak untuk membuka matanya.

"Kau membuatku takut, Ratuku. Kenapa kau tidur di sini?" Tanya Sean.

"Aku... aku hanya... ingin sendiri sejenak." Ucap Intan.

"Ratuku, aku tahu aku menyakitimu karena tidak pulang menjemputmu atau memberitahumu, maafkan aku. Itu tidak akan terjadi lagi, aku janji." Ucap Sean.

"Aku tidak meminta apa pun darimu, aku hanya lelah dan butuh waktu sendiri." Balas Intan.

Meskipun Intan mengatakan itu, Sean menyadari sedikit perubahan dalam cara bicara dan gerak-geriknya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya perlu menunjukkan pada Intan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan dia akan selalu di sisinya.

"Ayo, aku sudah minta Bi Lila menyiapkan camilan untukmu. Dia membuat semua yang kau suka." Ucap Sean.

"Ah, tidak apa-apa." Balas Intan.

Intan bangkit dan Sean memegang lengannya. Intan hendak melepaskan diri, tapi kemudian dia menyadari bahwa dia senang berada di dekat Sean yang merawatnya. Dia bisa menikmatinya selagi bisa, jadi dia meringkuk lebih dekat dengannya dan Sean tersenyum.

Mereka pergi ke kamar. Sean mendudukkannya, dan Intan mulai makan tanpa berkata apa-apa, sementara Sean hanya memperhatikannya dan sesekali membelai wajahnya.

"Kamu cantik, Ratuku." Ucap Sean.

"Terima kasih." Balas Intan.

Intan selesai makan camilan dan Sean bilang dia akan mengambil nampan dan segera kembali.

"Tidak masalah, aku akan mandi." Ucap Intan.

"Apakah itu ajakan untukku?" Tanya Sean.

Intan tersenyum padanya dan berkata,

"Kenapa tidak?" Ucap Intan.

"Aku tidak akan lama mengantar nampan ini Ratuku, aku segera kembali." Ucap Sean.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!