DELUSI

Nisma's pov..

Hari yang aku tunggu akhirnya tiba, saat ini aku berada di rumah sakit untuk menjalani operasi caesar . Jujur saja perasaanku agak sedikit takut tapi aku juga bahagia karena sebentar lagi aku akan bertemu dengam kedua bayiku. Aku mengusap perut besarku saat merasakan ada tendangan dari dalam, sedikit ngilu tapi aku senang karena bayi-bayiku sangat aktif apalagi saat aku mengajak mereka mengobrol.

" Hai apa kalian sudah tidak sabar untuk bertemu dengan ibu?" aku berkata pada bayi yang ada dalam perutku. Dan seperti biasa mereka memberikan tendangan-tendangan kecil sebagai jawaban.

Pintu ruanganku terbuka, aku melihat suamiku masuk dengan menenteng jaket yang dia kenakan saat keluar tadi untuk menerima telepon.

Dia menghampiriku dan mencium kening dan juga bibirku setelahnya dia duduk di kursi. Sedari semalam saat kami datang ke rumah sakit aku melihat wajah panik nya yang sangat kentara.

" coba pegang perutku, mereka bergerak." aku berkata pada suamiku untuk mengalihkan rasa cemasnya.

Dan benar saja saat dia meletakan tangannya di perutku raut wajah paniknya perlahan tergantikan dengan raut bahagia.

" aku rasa mereka sudah tidak sabar untuk bertemu orang tuanya." ucap suamiku dengan tersenyum, tapi aku masih bisa melihat kecemasan yang ada di tatapan matanya.

Aku mengangguk dan berkata.

" jangan khawatir, kami akan baik-baik saja." ucapku sambil mengelus tangannya yang masih berada di perutku.

suamiku hanya dia menatap dalam wajahku, setelah lama terdiam dia menghembuskan napas lalu beralih duduk di ranjang dan memelukku kemudian berkata.

" Aku sangat takut." ucapnya dengan lirih di pelukanku.

Aku membalas pelukannya dan berkata. " Jangan khawatir kami akan baik-baik saja, bukan kah kamu sudah memilih dokter yang terbaik." ucapku berusaha menenangkan hatinya yang berdetak sangat kencang.

" Apa kamu tidak takut? " ucap suamiku setelah melepas pelukannya.

Aku menatap matanya sambil tersenyum lalu aku berkata. " Aku takut, tapi aku tidak bisa apa-apa selain harus kuat demi bayi-bayiku dan juga suami yang aku cintai."

 Aku menghentikan ucapanku lalu kembali berkata.

 " Dan untuk mendapatkan kekuatan itu aku perlu suamiku, aku perlu ketenangan nya dan juga kekuatan nya. Jadi kamu tidak boleh takut untuk memberikan kekuatan dan kepercayaan itu dan jika kamu takut itu akan berdampak untuku." ucapku panjang lebar.

Kali ini aku berhasil membuat suasana hatinya tenang, aku juga berhasil membuatnya percaya diri bahwa aku dan bayiku tidak akan kenapa-kenapa.

" Maafkan aku." ucap suamiku setelah terdiam untuk mencerna apa yang aku katakan.

" Tidak apa-apa, wajar bagimu untuk takut. Tapi tidak boleh berlebihan." ucapku tersenyum padanya.

Kami mengobrol cukup lama sampai ada perawat yang datang untuk memberitahuku untuk bersiap-siap akan operasi akan di laksanakan sekitar 30 menit lagi, dan benar saja saat aku melihat jam waktu sudah menunjukan jam 2 siang dan aku akan di operasi sekitar setengah 3 siang.

Setelah di bantu oleh perawat aku menaiki kursi roda untuk di antar ke ruang operasi, aku melihat raut-raut wajah panik dari kedua orang tua dan kedua mertuaku. Aku hanya bisa tersenyum kepada mereka untuk dan meminta doa agar operasinya lancar dan aku beserta kedua bayiku dalam keadaan sehat tanpa kekurangan apapun.

Aku memasuki ruangan operasi dan kembali bersiap disana, aku melihat ke arah suamiku dan tersenyum lalu berkata.

" ingat apa yang aku katakan tadi." ucapku.

Suamiku hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Setelah menjalani operasi caesar selama kurang lebih satu jam, nisma melahirkan sepasang bayi kembar seorang bayi laki-laki dan juga bayi perempuan. Saat ini nisma sudah kembali ke ruangan rawat inapnya dia nampak sangat bahagia begitupun suami dan kedua orang tua mereka saat bayi kembar itu diantar oleh perawat ke ruangannya. Raut wajah bahagia sangat nampak di wajah mereka saat kedua bayi kecil itu berada di gendongan sang ibu.

" mereka sangat kecil dan menggemaskan." ucap nisma sambil memandangi kedua bayi yang ada di gendongan nya.

" Yang laki-laki seperti zykra saat bayi." ucap ayah zykra.

" yang perempuan juga terlihat seperti zykra saat di perhatikan lebih jelas." ucap ibunya zykra.

Mendengar kedua bayi kembar nya di sebut mirip sang suami nisma jadi memandangi bayi nya lalu memandangi wajah sang ayah. Memang benar wajah kedua bayi nya sangat mirip dengan sang suami, apalagi wajah bayi laki-lakinya.

" Wajah bayi masih suka berubah-ubah." ucap ibu nya nisma setelah melihat sang anak menjadi sedikit murung.

" Iyaa betul nak, wajah bayi masih suka berubah-ubah." ibu mertuanya menimpali dengan tidak enak.

Nisma hanya tersenyum menanggapi perkataan yang ibu dan ibu mertuanya bilang, dia tidak mengambil pusing bayi nya akan mirip siapa dan yang terpenting dialah ibu dari kedua bayinya.

Setelah berada dua hari di rumah sakit, sore ini nisma di perbolehkan untuk pulang. Saat ini mereka sudah sampai di rumah, nisma di bantu berjalan oleh sang suami, dan kedua bayinya masing-masing gendong oleh nenek nya. Setelah mengantar bayi kembar ke dalam kamar kedua paruh baya yang baru menjadi seorang nenek itu turun ke bawah untuk menemani suami mereka.

Sedangkan nisma langsung beristirahat setelah menyusui kedua anak kembarnya dengan di temani oleh sang suami. Tapi tidak lama karena kedua bayi itu menangis yang mengharuskan mereka untung menggendong.

" Kita belum memberikan mereka nama." ucap nisma sambil menimang anak perempuan nya.

" Apa kamu sudah menyiapkan nama." ucap nisma pada suaminya yang sedang menimang bayi laki-laki.

" Aku sudah mempersiapkan nama." zykra berkata setelah bayi yang ada di gendongannya tenang.

" Alyssa khailendra untuk bayi cantik ini." ucap zykra sambil memandang kagum pada bayi yang ada di gendongannya. Setelah nya dia menaruh bayi itu di box bayi yang bersebelahan dengan bayi laki-lakinya.

" Dan untuk jagoanku." zykra menghentikan ucapanya untuk memandangi bayi laki-laki itu.

" Aresha nalendra." ucap zykra tersenyum pada sang istri.

Nisma hanya mengangguk sambil tersenyum, menurutnya nama yang di berikan sang suami pada bayi mereka sangat indah.

" Apa kamu tidak keberatan." ucap zykra bertanya.

" Aku tidak keberatan, nama mereka sangat bagus." ucap nisma tersenyum lalu memeluk suaminya.

Zykra membalas pelukan hangat sang istri, dia sangat bahagia dengan keluarga kecilnya yang sudah lengkap.

" Terimakasih sudah bertahan." ucap zykra sambil mencium sang istri.

Nisma hanya mengangguk karena dia tidak bisa berkata-kata karena terlampau bahagia dengan hidupnya saat ini.

Wow...wow.... Cerita zykra sama nisma uda ada di tahap akhir gess, dan sebentar lagi cerita bagas sama zera akan berlayar. Untuk kalian yang ingin tahu kisah mereka jangan lupa pantengin terus ya dan jangan lupa like comment dan juga subs agar aku semangat terus untuk up kisah mereka.

Untuk yang belum rela zykra dan nisma pamitan nanti aku bakal bikin extra part untuk mereka.

Salam hangat dan terimakasih😘😗