Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka Hati Paman Indrana
Sampai di istana..
Rae langsung menemui ayahnya.
“Ayah, seseorang yang mengatakan semua itu kepada Suli adalah Juna.” Ucap Rae.
Davin terkejut tanpa bisa berkata apapun.
“Prajurit, panggil Juna datang menemuiku disini” perintah Rae terhadap seorang prajurit di ruangan itu.
Tak lama, Juna datang sambil setengah berlari.
“Yaa Rajaku.. ada apa memanggilku ?”
“Apa yang kau rencanakan di belakangku ?! Katakan Juna !!”
“Ti..tidak ada Raja.. Aku tidak merencanakan apapun”
“Bagaimana seorang pesuruh sepertimu bisa berkata seperti itu apa Suli. Darimana kau dapatkan kata-kata seperti itu ?. Sekarang, kau jelaskan padaku, apa yang kau lakukan dihutan gunung itu ?!” ucap Rae dalam keadaan marah.
“Dan.. Bagaimana Raja Maraya sampai bisa menuliskan surat itu untukku ?!.. cepat kau katakan !!! Atau ku jatuhi kau hukuman kurungan seumur hidup, agar berhenti kau dari berbuat keonaran di istana ini” ucap Rae dengan nada tinggi.
“Ampun raja, maafkan aku (sambil berlutut dihadapan Rae).. dihutan gunung, aku hanya mencari udara segar. Hanya itu...
Sedangkan Nona Suli... Dia bertanya padaku, “sepertinya Raja Rae sangat cocok dengan Chasi, maka saya jawab... Ya.. mereka sangat cocok apalagi jika mereka menikah. Hanya itu Raja.” Ucap Juna ketakutan meski dalam hatinya merasa puas dengan kerusuhan yang terjadi di istana belakangan ini.
“Berani kau berbohong !!! Prajurit, cepat bawa orang ini ke ruang penjara seumur hidup” perintah Rae.
“jangan.. Raja.. jangan tolong.. baiklah.. baiklah... Aku akan jujur. Ini semua adalah idenya Tuan Indrana.”
“Tuan Indrana ?!!” Rae terkejut dan sangat heran.
“ Ia berniat baik, ia ingin engkau bahagia bersama Chasi, terlebih... Ayahnya Chasi adalah sahabat baik Tuan Indrana.” Ucap Juna terbata bata. Sungguh kali ini dia benar-benar ketakutan karena diancam akan dimasukan ke ruang tahanan seumur hidup. Tak ada pilihan lain selain menyebut kata Tuan Indrana sebagai tameng agar ia terhindar dari permasalahan yang rumit ini.
Mendengar nama Tuan Indrana. Davin hanya terdiam. Sesaat Rae juga diam. Hanya terdengar tangis perlahan dari Juna yang ketakutan.
“Masukan dia (sambil menunjuk ke arah Juna) ke ruangan khusus) jangan biarkan dia kemana-mana.”ucap Rae pada seorang prajurit.
Rae lalu beranjak pergi,..
“Kau mau kemana Rae ?!!” tanya Davin.
“Aku akan segera menemui Tuan Indrana, ayah” ucap Rae..
“Aku akan menemanimu, nak..”
Rae hanya tersenyum sekedarnya sambil mengangguk.
Tanpa basa basi, Rae berjalan menuju kamar Tuan Indrana. Melihat kedatangan Rae, penjaga di lorong kamarnya berjalan akan membukakan pintu kamar Tuan Indrana namun dicegah oleh Rae.
Begitu sampai di depan pintu kamar Tuan Indrana, ia langsung membuka pintu kamar itu. Dan...
Rae sangat terkejut...
Rae langsung terdiam dan terpaku melihat Tuan Indrana yang sedang berdiri dengan gagah sambil memegang secangkir kopi.
Rae menatap Tuan Indrana dengan tatapan yang tajam. Ia juga melihat Tuan Indrana dari ujung rambut hingga ke kakinya.
Indrana juga terdiam melihat Rae yang memergokinya dalam keadaan berdiri tegap.
Davin yang menyusul dibelakang Rae juga terkejut mendapati keadaan Indrana yang tak sesuai dengan gambaran kondisinya selama ini.
“kau tidak lumpuh, Tuan Indrana !!!” ucap Rae.
Indrana sungguh mati langkah. Ia tak tau harus berbuat apalagi.
Lalu muncul sifat angkuhnya.
“Yaa.. seperti inilah aku.. (sambil berjalan santai dan meletakkan cangkir kopi dari genggaman tangannya ke atas meja di dekatnya”..
“kenapa kau membohongi kami”.. ucap Rae..
“Aku tidak membohongi kalian...
Aku bisa berdiri seperti ini baru kemarin. Karena aku sangat senang atas kunjungan sahabatku Raja Maraya. Kedatangannya banyak memberiku energi baru. Duduklah Rae.. owh.. yaa.. kau juga Davin... silahkan duduk..” Ucap Indrana santai sambil sedikit mengejek.
“Tidak terima kasih, Tuan...
Raja Maraya... !!! Kenapa kau katakan jika aku akan meinikahi Putri Chasi anaknya tanpa memberitahu dan meminta persetujuanku terlebih dahulu ?” tanya Rae setengah berteriak dan dalam keadaan marah..
“Tenanglah Rae... Jangan panik.. bukankah aku adalah paman kandungmu ?..
Aku hanya memudahkanmu,.. membantumu untuk mendapatkan Chasi. Bukankah ia juga menyetujuinya ?..” kawan Indrana santai.
“Apa maksudmu Tuan Indrana ?!! Benar kau adalah paman kandungku, tapi kau tak berhak mengambil kebahagiaanku !! Jawab Rae marah.
Tampak wajah Rae memerah menahan emosi di dadanya.
“Bahagia ???!!!, kau jangan mengatakan bahagia di depanku. Karena aku sangat membenci kata itu !! Teriak Indrana marah.
“Apa maksudmu Tuan !!! Tanya Rae.
“Aku sangat mencintai istriku Anasya. Tapi apa ??? Dia mencintai abangku Diaru !!! Ucap Indrana sambil marah dan menangis.
“Tapi kakek Diaru dan nenekku Khanina saling mencintai” jawab Rae dengan nada yang sudah menurun dari sebelumnya.
“Kau benar Rae.. (Tuan Indrana sambil menangis, menjelaskan keadaannya) mereka saling mencintai makanitu mereka bahagia. Aku ???..
Aku tidak pernah mendapat cinta dari istriku, Raeee.. karena ia mencintai abangku Diaru. Aku terus meyakinkan dia jika aku lebih baik dari Diaru dan akulah yang menjadi suaminya saat itu, namun dia tidak mau mencoba mencintaiku meski untuk sesaat. Ia terpaksa menikah denganku karena ayahnya yang memaksa perjodohan ini...
Tampak emosi Tuan Indrana mulai mereda.
Saat itu, ayah Anasya ingin menjodohkannya dengan Diaru karena ia adalah putra mahkota. Namun Diaru lebih memilih Khanina karena ia mencintainya.
Agar menjaga hati ayah Anasya yang juga seorang raja, maka aku yang dijadikan tumbal untuk menghilangkan rasa bersalah dari ayahku terhadap ayahnya.
Aku menerimanya dengan senang hati karena aku menyukainya. Tapi.. aku tak pernah mendapatkan cintanya.
Aku memiliki seorang anak laki-laki. Saat ini ia berusia 16 tahun. Ia bernama Karei. Aku tak pernah bertemu dia sejak ia dibawa oleh ibunya kembali ke kerajaan mereka. Sungguh aku sangat merindukannya.” Terang Tuan Indrana.
Indrana terus menghapus airmata di pipinya. Ia terlihat sungguh terluka.
“karena itulah engkau jadi membenci kami ?” tanya Rae..
“Dan apa salahku, paman ??!! Tanya Rae kembali.
Indrana hanya terdiam.
“Baiklah paman, kali ini aku sangat paham kenapa semua ini bisa terjadi.” Ucap Rae.
“Beristirahatlah, paman. Aku pergi dulu..” ucap Rae..
Rae lalu pergi meninggalkan ruangan itu diikuti Davin di belakangnya.
Mereka meninggalkan Paman Indrana dengan segala luka dihatinya.